Page 57 - MAJALAH 142
P. 57
Hal tersebut menurut Asli tidak serba instan. Meskipun hal tersebut yang terjadi di beberapa tidak hanya
terlepas dari latar belakang bangsa sebenarnya di luar logika atau nalar. bersumber dari padepokan itu sendiri.
Indonesia sendiri yang sarat akan Melainkan juga akibat lain, yakni adanya
budaya dan tradisi masa lalu yang Dapatkan Kelebihan kecenderungan masyarakat yang
bernuansa mistis. Kondisi demikian Senada dengan Asli Chaidir, anggota merasa termarjinalkan. Marjinal secara
dimanfaatkan oleh sekelompok orang Komisi III DPR RI, Muhammad Syafii ekonomi. Sehingga ketika ada yang
untuk mencari keuntungan sendiri, juga menilai padepokan sebagai bagian mencoba memberikan solusi untuk
mengatasi kekurangan tersebut, maka
hal itu semakin mudah diterimanya
dengan suka cita. Namun ketika semua
itu dijalani yang ada malah kecewa,
karena merasa tertipu,”papar Romo.
Terkait hal tersebut, selaku anggota
Komisi III DPR yang membidangi
masalah hukum, Romo menilainya
perlunya penegakan hukum dalam
kasus ini. Hal tersebut semata untuk
menimbulkan efek jera bagi para pelaku,
sekaligus menjadi pembelajaran bagi
pihak lain untuk tidak berbuat serupa.
“Kalau memang ada yang
foto : Arief/iw foto : Arief/iw harus ditegakkan. Bisa dikenakan
dirugikan dalam kasus itu, ya hukum
pasal 378 tentang tindak pidana
Anggota Komisi VIII DPR RI Anggota Komisi III DPR RI penipuan,”tambah Romo.
Meski demikian, baik Asli maupun
Asli Chaidir Muhammad Syafii Romo berkeyakinan mencegah lebih
baik daripada mengobati. Dengan kata
lain, lebih baik menghindarkan diri dari
dengan modus penipuan. Penipuan dari budaya bangsa. Tidak heran jika padepokan yang notabene memiliki
berkedok ahli spiritual yang ujung kemudian banyak bermunculan jenis ritual menyimpang dari ajaran yang
ujungnya menjaring sejumlah dana, padepokan. Mulai dari padepokan ditentukan oleh Al Quran dan Hadist.
baik berbentuk uang, emas, ataupun pencak silat, padepokan Al Quran Menurut keduanya, semua itu dapat
harta benda lainnya. Tidak hanya dan lain sebagainya. Namun yang lewat pendidikan agama yang kuat.
itu, bahkan tidak jarang “sang guru” pasti, kecenderungan orang masuk Selain pendidikan agama, yang
spiritual gadungan itu juga tega ke Padepokan tersebut adalah karena juga tidak kalah pentingnya adalah
melecehkan korbannya. Agar “calon ingin mendapatkan sebuah kelebihan, pembinaan oleh pemerintah, dalam
korbannya” percaya tidak jarang dan jawaban atas kegalauan atau hal ini Kementerian Agama dan
mereka membungkusnya dengan permasalahan hidupnya, bisa berbentuk Kementerian Sosial. Bukan tidak
stempel agama dalam praktiknya. ketenangan. mungkin berkembangnya padepokan
“Modus penggandaan uang oleh Selain itu ditambahkan pria yang beraliran sesat itu disebabkan karena
Taat Pribadi itu tidak beda dengan kerap disapa Romo ini, tidak jarang kurangnya kepedulian dari tokoh
MLM (Multi level Marketing) dimana juga orang masuk padepokan karena agama setempat. Termasuk pembinaan
setiap anggota baru menyetor uang merasa lemah. Sehingga butuh keagamaan dari instansi terkait
yang dikumpulkan kepada orang sebuah kekuatan ekstra untuk dapat tersebut. Pembinaan yang dimaksud
kepercayaannya, yang kemudian uang bersosialisasi dengan lingkungannya. disini tidak hanya sebatas pembinaan
tersebut diberikan ke anggota lama Namun tidak sedikit pula padepokan langsung kepada masyarakat,
sebagai sebuah keuntungan. Disini yang kerap mengajarkan ilmuilmu melainkan juga pembinaan terhadap
disebut hasil penggandaan. Jadi tidak mistis yang tak dapat dilihat oleh tokoh agama, dan tokoh masyarakat
berbeda dengan MLM,”ujar Asli. mata telanjang. Tidak berlebihan setempat untuk lebih peduli
Lebih lanjut Politisi dari Fraksi PAN ini jika kemudian fenomena Padepokan terhadap fenomena yang terjadi
menilai banyaknya anggota atau pengikut dengan Aliran sesat itu seperti gunung di sekitarnya. Selain peduli, para
padepokan sejenis ini merupakan tanda es yang terlihat kecil di permukaan, tokoh juga diharapkan untuk lebih
pergeseran karakteristik masyarakat namun kenyataannya sangat banyak. berani menyuarakan kebenaran yang
yang menginginkan segala sesuatu yang “Sebenarnya, penyimpangan diyakininya. n (ayu)
PARLEMENTARIA l EDISI 142 TH. XLVI - 2016 l 57