Page 55 - MAJALAH 100
P. 55

Perhubungan Provinsi dan Kabupaten atau kota,      dinilai masih memiliki sejumlah kelemahan.
            Civitas Akademika Universitas Udayana Bali, Civitas
            Akademika Politeknik Negeri Bali, Civitas Akademika   “Saya memberi contoh pada kasus ambruknya
            Universitas Mahasaraswati Denpasar, Civitas        jembatan Kutai Kartanegara, Kaltim dengan aturan
            Akademika Universitas Warmadewa dan stakeholder    yang ada sekarang aparat hanya dapat menjerat
            terkait. Sementara di Kaltim pertemuan dihadiri    kontraktor terkait perawatan padahal dalam investigasi
            Gubernur, Walikota Balikpapan, Dinas Pekerjaan Umum   yang dilakukan ditemukan kelemahan sejak tahap
            dan Civitas Akademika dari berbagai Perguruan Tinggi   perencanaan,” tandas Mulyadi. Masalah lain yang
            di provinsi yang kaya dengan hasil tambang ini.    belum diatur dalam UU yang lama diantaranya
                                                               lemahnya daya saing pelaku usaha konstruksi
              Cermati Aspirasi Tolak Badan Baru dalam RUU JK   nasional sebagai akibat dari liberalisasi perdagangan
                                                               jasa konstruksi dan bidang usaha berbasis ASMET
              Komisi V DPR RI akan memperhatikan setiap aspirasi   (Arsitektur, Sipil, Mekanikal, Elektrikal dan Tata
            yang disampaikan publik terkait pembahasan RUU     Lingkungan).
            Jasa Konstruksi (JK). Hal ini disampaikan anggota
            Komisi V Rendy Lamadjido menanggapi penolakan        Kagumi Kelok 9
            pembentukan Badan Akreditasitasi dan Sertifikasi
            Jasa Konstruksi, satu lembaga baru yang diatur dalam   Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI menyambut
            produk legislasi yang merupakan usul inisiatif DPR   positif perkembangan penyelesaian Jembatan Kelok
            ini. “Saya sudah perkirakan  masyarakat konstruksi   Sembilan di Kabupaten Limapuluhkota, Sumbar yang
            akan menolak badan baru ini  karena banyak sekali   menghubungkan Provinsi Sumbar dan Riau. Karya
            kepentingan oknum dalam proses sertifikasi terutama   konstruksi yang 100 persen dilakukan anak bangsa
            masalah dana. Kita di DPR bersama pemerintah  akan   ini dijadwalkan dapat diresmikan Presiden SBY tahun
            memikirkan jalan terbaik,” kata Rendy.             ini. “Melihat perkembangan terkini saya optimis
                                                               selesai akhir tahun ini. Kami mengawal proyek ini
              Politisi PDIP ini mengusulkan jalan tengah masalah   dengan dekresi sebagai pimpinan terus meyakinkan
            kewenangan sertifikasi yaitu  tetap diberikan kepada   pemerintah agar Jembatan Layang Kelok 9 ini harus
            Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional      diselesaikan. Bagi saya ini adalah karya anak bangsa
            (LPJKN). Akan tetapi ia memberi penekanan, peran ini   yang perlu diapresiasi, design dan pelaksanaan oleh
            bukan diberikan pada dewan tetapi  badan pelaksana.   anak bangsa sendiri,” kata Mulyadi wakil rakyat dari
            Sebelumnya dalam focus group discussion Elfrizal dari   dapil Sumbar II ini.
            LPJK Sumbar menyebut pembentukan badan baru
            tidak sesuai dengan semangat revisi UU no. 18/1999   Ia menambahkan pembangunan jembatan dimulai
            yang ingin membenahi LPJK sehingga dapat bersaing   setelah memperhatikan kemacetan arus lalu lintas
            di pentas global. “Kami menyadari UU yang ada      di kawasan bukit terjal ini, terutama pada masa
            punya kelemahan, tetapi seyogyanya semangat revisi   liburan dan hari-hari besar. Tahapan pembangunan
            yang dipersiapkan DPR ini untuk memperkuat LPJK,”   dimulai pada tahun 2003 dan pada 2012 dilakukan
            tandasnya.                                         percepatan. Total anggaran yang telah dikucurkan
                                                               Rp.583.536.260.000,-
              Baginya selama ini LPJK telah tumbuh menjadi
            lembaga yang mandiri karena kewenangan               Sementara itu Kepala BP Konstruksi Hediyanto
            mengeluarkan sertifikasi. Apabila itu dicabut      Husaini menjelaskan pembangunan konstruksi
            bagaimana 4 tugas lain yaitu pendidikan, pelatihan,   dilakukan diarea sempit, bukit terjal dengan tingkat
            pengembangan dan penelitian dapat dilaksanakan     kesulitan yang cukup tinggi. Rancang bangun
            karena sejauh ini tidak ada dukungan anggaran dari   menurutnya juga memperhatikan wilayah yang
            pemerintah.                                        termasuk area gempa. “Sebenarnya Jepang pernah
                                                               menawarkan bantuan dengan keyakinan 3 tahun
              Tuntas Tahun Ini                                 bisa selesai tetapi dengan syarat sejumlah bahan
                                                               konstruksi dibawa dari negaranya. Terus kita berfikir
              RUU Jasa Konstruksi yang mendapat perhatian      kalau dibantu asing Indonesia dimana. Akhirnya
            pelaku bisnis jasa kostruksi ini diharapkan dapat tuntas   kita putuskan tidak ada tangan asing terlibat,
            dalam masa sidang tahun 2013. Hal ini penting untuk   pembangunan ini adalah karya bangsa Indonesia asli,”
            mendukung perkembangan sektor jasa konstruksi      imbuh Hediyanto.
            yang tahun lalu tercatat sebagai penyumbang keenam
            terbesar PDB (Produk Domestik Bruto). RUU yang       Jembatan Layang Kelok 9 memang mempunyai
            merupakan usul inisiatif DPR ini adalah revisi dari UU   tantangan konstruksi cukup rumit. Berada diantara
            No.18 tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi. Produk   jejeran bukit barisan dengan ketinggian 1.000 meter
            legislasi yang diselesaikan pasca reformasi tersebut   diatas permukaan laut, di lahan terjal dan sempit.



                                                                                PARLEMENTARIA  EDISI 100 TH. XLIII, 2013  55
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60