Page 33 - MAJALAH 89
P. 33

SUMBANG  SARAN





            an legislasi pada tahun 2011 dengan   UU memerlukan waktu yang lebih dari   Uniknya  dalam  hal  ini,  keseluruhan
            angka    78%.    Hal  mengindikasikan   3 (tiga) masa sidang yang sudah dia-  UU yang mengusulkan adanya komisi
            adanya kebutuhan waktu yang lama,   tur dalam Pasal 141 Tata Tertib DPR.   atau  lembaga  baru  merupakan  usul
            mencapai satu tahun atau lebih dalam   Adapun contoh UU yang waktu pem-  inisiatif dari DPR.
            menyelesaikan satu UU.            bahasannya  cukum  lama  dan  isunya   Catatan  Keempat,  terkait  dengan
               Apabila  melihat  jumlah  capai-  banyak menjadi perhatian masyarakat   adanya kecenderungan dalam UU ke-
            an  Prolegnas  tahun  2011  memang   adalah RUU tentang Bantuan Hukum,   lompok politik-hukum yang memper-
            patut diapresiasi karena lebih banyak   RUU tentang Rumah Susun, RUU BPJS,   besar  kewenangan  DPR,  tidak  hanya
            dibandingkan  dengan  capaian  pada   dan RUU OJK.                   dalam  arti  kelembagaan  saja  tetapi
            tahun  sebelumnya  (2010),  yaitu  se-  Catatan Kedua, dalam proses per-  juga  partai  politik  dibelakangnya.
            banyak  16  UU,  atau  mencapai  23%   siapan  atau  pembahasan  suatu  RUU   Ironisnya  perbesaran  kewenangan
            dari  jumlah  yang  direncanakan  pada   tidak  jarang  terjadi  kesalahan  koor-  tersebut  tidak  berada  dalam  tataran
            awal  tahun.  Namun,  apabila  diban-  dinasi dalam internal DPR dan Peme-  sistem ketatanegaraan yang baik, se-
            dingkan  dengan  capaian  dari  kinerja   rintah,  atau  hubungan  antara  DPR   hingga cenderung terlihat memperbe-
            legislasi DPR Periode 2004-2009 pada   dan Pemerintah itu sendiri. Kesalahan   sar di satu sisi namun memperlemah
            tahun kedua, jumlah ini masih terting-  koordinasi  tersebut  jelas  menyebab-  disisilainnya. Bahkan kerap bertentan-
            gal jauh. Pada tahun kedua masa ja-  kan  proses  penyiapan  dan  pemba-  gan   pula  dengan kepentingan ma-
            batan DPR Periode 2004-2009 berhasil   hasan RUU menjadi lamban dan men-  syarakat secara umum. Kondisi terse-
            mengesahkan 36 UU, atau sebanding   jadikan  banyak  waktu  terbuang.  Hal   but bisa dilihat dari ketentuan dalam
            dengan 45% dari jumlah RUU priori-  ini  jelas  menjadi  sangat  merugikan,   UU No. 15 tahun 2011 tentang Pen-
            tas pada Prolegnas tahun 2006, yaitu   terutama  apabila  dikaitkan  dengan   yelenggaraan Pemilihan Umum, yaitu
            sebanyak   79  UU.  Namun,  patut  di-  catatan pertama diatas. Proses kesala-  perihal  keanggotaan  penyelenggara
            ingatkan kembali bahwa angka-angka   han  koordinasi  ini  contohnya  terjadi   pemilu  yang  boleh  dari  unsur  partai
            diatas  barulah  dalam  tahap  evaluasi   dalam  persiapan  RUU  Perlindungan   politik, dan ketentuan dalam UU No.
            secara  kuantitas,  yang  tentu  belum   Pekerja Rumah Tangga, RUU Peruba-  8 tahun 2011 yang mengatur bahwa
            bisa menjadi patokan baik atau tidak-  han atas UU No. 39 Tahun 2004 ten-  anggota  dari  Majelis  Kehormatan
            nya materi muatan yang terkandung   tang  Penempatan  dan  Perlindungan   Mahkamah  Konstitusi  salah  satunya
            dalam UU yang telah disahkan.     Tenaga  Kerja  Indonesia  di  Luar  Ne-  berasal dari DPR. Kedua contoh dia-
                                              geri, dan pembahasan RUU BPJS.     tas  menggambarkan  perbesaran  ke-
            B. Evaluasi Dalam Aspek              Catatan  Ketiga,  terkait  dengan   wenangan  DPR  (dan  partai  politik)
            Kualitas Terhadap Capaian         tidak  konsistennya  pembentuk  UU   yang justru berpotensi menimbulkan
            Prolegnas 2011                    dalam melaksanakan komitmen untuk   conflict  of  interest.  Kecenderungan
            Seperti  telah  dikemukakan  sebe-  melakukan  moratorium  dalam  pem-  pengaturan  yang  sama  dapat  pula
            lumnya  bahwa  evaluasi  dala,  aspek   bentukan komisi atau lembaga baru.   dilihat di beberapa UU seperti UU No.
            kuantitas perlu kemudian diperdalam   Ada  beberapa  UU  yanisahkan  pada   12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
            dengan  evaluasi  dalam  aspek  kuali-  tahun 2011 yang masih memunculkan   Peraturan  Perundang-undangan,  UU
            tas, baik dari segi substansi maupun   usulan untuk membentuk komisi atau   No.  18  tahun  2011  tentang  Komisi
            proses  yang  dijalankan.  Berdasarkan   lembaga baru, baik yang akhirnya ter-  Yudisial, dan UU No. 23 Tahun 2011
            hasil studi dan pemantauan yang di-  bentuk  ataupun  kandas  dalam  pem-  tentang Pengelolaan Zakat.
            lakukan oleh Pusat Studi Hukum dan   bahasan.  Adapun  contoh  UU  yang   Pada  dasarnya  masih  banyak
            Kebijakan Indonesia (PSHK) memper-  dalam pembahasannya memunculkan   catatan-catatan  yang  bisa  digali
            lihatkan setidaknya 4 (empat) catatan   usul untuk membentuk lembaga baru   dalam aspek kualitas ini, karena dapat
            yang  penting  untuk  dikemukakan,   adalah  RUU  Bantuan  Hukum,  RUU   dilihat dari perspektif dan obyek pe-
            yaitu sebagai berikut:            Rumah Susun, RUU Pencegahan dan    nilaian yang beragam, seperti tujuan
               Catatan  Pertama  adalah  terkait   Pembalakan  Liar,  dan  RUU  Pengelo-  pengaturan  dan  masalah  yang  ingin
            dengan  batas  waktu  pembahasan   laan Zakat, Infaq, dan Shodaqoh. Ke-  diselesaikan,   pemangku   kepenti-
            suatu UU. Temuan dari evaluasi dalam   munculan usul tersebut bukan hanya   ngan,  batasan  konstitusional,  duku-
            aspek  kuantitas  diatas  memperlihat-  sekedar  melanggar  komitmen  dalam   ngan anggaran, potensi masalah dan
            kan  dengan  jelas  bahwa  mayoritas   melakukan  moratorium  pembentu-  implementasi,    sampai  perspektif
            dari  UU  yang  disahkan  pada  tahun   kan  komisi  atau  lembag  baru,  tetapi   (transparansi,  partisipasi,  akuntabili-
            2011  adalah  UU  yang  sudah  mulai   juga dalam praktiknya kerap menye-  tasi,  gender,  kelompok  rentan,  dll),
            dibahas  pada  tahun  2010.  Sehingga   babkan deadlock dalam pembahasan   termasuk  pula  struktur  dan  kalimat
            dalam  hal  ini  dapat  dikemukakan   RUU, karena kedua belah pihak (DPR   perundang-undangan.
            bahwa waktu pembahasan mayoritas   dan  Pemerintah)  berbeda  pendapat.   Saat  ini,  PSHK  tidak  lagi  melihat



               | PARLEMENTARIA |  Edisi 89 TH. XLII, 2011 |
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38