Page 34 - MAJALAH 89
P. 34

kualitas  dari  UU  dengan  hanya  me-  taran  pelaksanaan.  Tidak  jarang  visi,   nimbulkan kerugian yang sebenarnya
            lihat  pada  seberapa  banyak  UU  di-  misi, arah kebijakan, dan skala priori-  tidak perlu terjadi.
            ajukan Judicial Review ke Mahkamah   tas tidak berhasil menjadi alat untuk   Sedangkan  dalam  internal  Peme-
            Kosntitusi. Karena pada dasarnya Ju-  menyaring  RUU  prioritas,  sehingga   rintah,  perbaikan  dapat  dilakukan
            dicial Review merupakan mekanisme   setiap tahunnya DPR dan Pemerintah   dalam hal menjaga konsistensi dalam
            yang bisa ditempuh oleh warga nega-  kembali  mengulang  kesalahan  yang   rangka  penyaringan  RUU  yang  akan
            ra yang merasa hak konstitusionalnya   sama, yaitu menetapkan RUU prioritas   diprioritaskan dalam Prolegnas. Pasti-
            dilanggar,  dan  dilain  sisi  pengajuan   dalam  kisaran  angka  diatas  50  RUU,   kan seluruh RUU yang diprioritaskan
            Judicial Review tidak serta merta me-  yang terbukti tidak pernah terealisasi   sudah      dilengkapi    dengan  Naskah
            mastikan  UU  tersebut  inkonstitusio-  semenjak tahun 2001.         Akademik,  Naskah  RUU,  dan  doku-
            nal. Selain itu, kualitas UU dapat dili-  Kedua, penyusunan Prolegnas ke-  men-dokumen  pendukung  lainnya
            hat dari seberapa efektif UU tersebut   rap dilakukan dalam waktu yang sing-  yang  diperlukan,  seperti  hasil  doku-
            dapat  menyelesaikan  permasalahan   kat pada akhir tahun, sehingga minim   mentasi  harmonisasi  RUU  tersebut.
            yang  ada  dalam  jangka  waktu  yang   dengan  persiapan.  Akhirnya  Proleg-  Selain itu, Pemerintah harus memas-
            lama.  Namun  dilain  sisi,  apabila  UU   nas bukan lagi dapat dikatakan seb-  tikan kinerja birokrasinya tidak justru
            tidak diajukan Judicial Review bukan   agai  instrumen  perencanaan,  tetapi   menghambat karena adanya kesalah-
            berarti pula tidak menyimpan perma-  lebih terlihat sebagai daftar judul RUU   an-kesalahan koordinasi, yang hanya
            salahan. Dalam hal ini dapat diajukan   yang akan menjadi prioritas di tahun   akan berkontribusi dalam lambannya
            contoh seperti UU No. 38 Tahun 1999   mendatang,  karena  tidak  dilengkapi   proses legislasi.
            tentang  Pengelolaan  Zakat  yang  ti-  dengan  Naskah  Akademik  dan  Nas-  Selain  perbaikan  di  internal  DPR
            dak  pernah  diajukan  Judicial  Review   kah  RUU.  Dengan  dua  permasala-  dan Pemerintah, Prolegnas juga perlu
            namun  kemudian  dianggap  kualitas-  han  diatas  berdampak  pada  sulitnya   mendapatkan  perbaikan  agar  fung-
            nya  sudah  tidak  mampu  mengikuti   mewujudkan UU yang berkualitas.   si  dan  tugasnya  sebagai  instrumen
            perkembangan  di  masyarakat,  yang                                  perencanaan  dapat  berjalan  secara
            kemudian direvisi dengan UU No. 23  D. Mengembalikan Prolegnas       maksimal.  Dalam  penyusunan  RUU
            Tahun 2011.                       Sebagai Instrumen                  prioritas  PSHK  pernah  mengusulkan
                                              Perencanaan Legislasi              agar  Prolegnas  tidak  disusun  untuk
            C. Prolegnas Sebagai              Setelah  menjabarkan  catatan  terkait   5 (lima) tahun, namun dilakukan tiap
            Instrumen Perencanaa              evaluasi  Prolegnas  2011,  dalam  ba-  satu tahun saja. Hal ini terkait dengan
             Legislasi                        gian akhir tulisan ini akan dijabarkan   mekanisme  penganggaran  Pemerin-
            Benturan  antara  kepentingan  untuk   masukan  atau  rekomendasi  untuk   tah,  dan arah kerja Pemerintah mau-
            memenuhi  target  kuantitas  RUU  pri-  pelaksanaan     Prolegnas  di tahun-  pun  DPR  yang  disusun  pada  setiap
            oritas dan target kualitas dari proses   tahun mendatang, terutama pada ta-  tahunnya.
            maupun substansi UU yang disahkan   hun 2012.                           Selain  itu,  penyusunan  Prolegnas
            menjadi  permasalahan  yang  tidak   Apabila melihat catatan hasil eva-  seharusnya tidak dilakukan dalam ta-
            kunjung  terselesaikan  selama  instru-  luasi diatas, perbaikan mutlak dilaku-  hun  pertama  masa  jabatan  DPR  dan
            men  Prolegnas  dipergunakan  oleh   kan,  baik  oleh  DPR  maupun  Peme-  Pemerintah.  Tahun  pertama  lebih
            DPR,  baik  pada  periode  1999-2004   rintah  sebagai  aktor  utama  dalam   baik banyak dilakukan untuk menyu-
            ataupun  2004-2009  (dengan  format   penyusunan  maupun  pelaksanaan   sun  dokumen-dokumen  pendukung
            yang berbeda).                    Prolegnas. Perbaikan di internal DPR   dari pengajuan usul suatu RUU, sep-
               Prolegnas  merupakan  instrumen   jelas  harus  pula  melibatkan  semua   erti  Naskah  Akademik  maupun  Nas-
            perencanaan   legislasi.   Berdasar-  elemen  didalam  lembaga  tersebut,   kah RUU itu sendiri. Dengan metode
            kan  kepada  penjelasan  sebelumnya,   terutama fraksi-fraksi yang ada. Fraksi   tersebut  diharapkan  permasalahan-
            dalam  posisi  tersebut  tidak  berlebi-  di DPR dalam hal ini dapat berkontri-  permasalahan  yang  berpotensi  me-
            han apabila dikatakan Prolegnas telah   busi  dengan  menempatkan  anggota   nimbulkan  deadlock  dapat  tersele-
            gagal  dalam  menjalankan  fungsinya   yang tepat dalam pembahasan suatu   saikan  lebih  awalbahkan  sebelum
            dengan  baik.  Ada  beberapa  catatan   RUU.  Selain  itu,  Fraksi  juga  harus   pembahasan dilakukan, dan masyara-
            yang perlu untuk dikemukakan dalam   mampu  memantau  kinerja  dari  ang-  kat dapat lebih banyak berpartisipasi.
            rangka  perbaikan  Prolegnas  di  masa   gotanya  yang  ditugaskan  melakukan   Dengan  adanya  dokumen-dokumen
            mendatang.  Adapun  catatan  yang   pembahasan RUU tertentu. Sehingga   pendukung tersebut pun dapat men-
            dimaksud adalah Pertama, tidak ber-  ketidakdisiplinan anggota DPR dalam   jamin  adanya  akuntabilitas  dalam
            jalannya visi, misi, arah kebijakan, dan   mengikuti  rapat-rapat  alat  keleng-  pembentukan suatu UU.
            skala  prioritas  yang  disusun  diawal   kapan  dalam  membahas  RUU  tidak   Dari  segi  teknis  penyiapan  RUU
            pembentukan  Prolegnas  dalam  ta-  terulang  lagi,  yang  hanya  akan  me-  prioritas  dalam  Prolegnas,  DPR  dan



                                                                              | PARLEMENTARIA  |  Edisi 89 TH. XLII, 2011 |
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39