Page 37 - MAJALAH 89
P. 37

PENGAWASAN





            kan  koordinasi  antara  institusi  pen-  Sebagai  bangsa  yang  memiliki  sum-  rus ada upaya yang sungguh-sungguh
            ga-tur  regulasi  dan  kebijakan  serta   berdaya energi, Indonesia dalam era   untuk  mengalihkan  sebagian  kepe-
            institusi  pelaksanaan  dan  pengusa-  pembangunan  ekonomi  sejak  tahun   runtukannya  secara  bertahap  guna
            haan di sector energi, dan kebijakan   1960an  lebih  memperlakukan  sector   meningkatkan  infrastruktur  energi
            energi nasional yang perlu diatur dan   energi  sebagai  sumber  pendapatan   dalam  rangka  mengurangi  besarnya
            dilaksanaka, misalnya bagaimana me-  negara  ketimbang  memanfaatkan   subsidi tersebut.
            ngurangi  subsidi  energi,  upaya  yang   sumber daya tersebut sebagai modal   Teuku  Riefky  untuk  mengemuka-
            dilakukan dalam memenuhi akses en-  pembangunan  ekonomi.  Padahal  ti-  kan, bahwa dalam rangka meningkat-
            ergi  bagi  masyarakat  dan  kebijakan   dak  mungkin  terjadi  pembangunn   kan ketahanan energi dan pelestarian
            pengembangan  energi  baru  terba-  ekonomi  tanpa  ketersediaan  energi   lingkungan maka pemanfaatan energi
            rukan  seperti  kesiapan  implemen-  yang  memadai,  bahkan  ketersediaan   baru dan terbarukan perlu dioptimal-
            tasi pembangunan pembangkit listrik   energi  dapat  memicu  pembangunan   kan karena saat ini di dalam bauran en-
            tenaga    nuklir    dapat    dilaksanakan,   ekonomi diseluruh wilayah Indonesia,   ergy nasional perannya masih sangat
            ungkap Riefky.                    jelas Riefky.                      kecil dan terkendala antara lain harga
               Ketua komisi VII DPR Teuku Riefky   Namun  sector  energi  dewasa   BBM yang masih di bawah keekono-
            juga mengemukakan, bahwa dengan   ini  tengah  mengalami  masa  kelabu,   mian dan subsidi untuk itu belum me-
            pembangunanpada ke-tiga isu terse-  harga  minyak  internasional  masih   nyentuh nilai yang dibutuhkan.
            but  dan  isu  strategis  lain  yang  nanti   bertengger pada tingkat yang tinggi.   Berhubung  dengan  hal  tersebut
            dapat  berkembang  dengan  sendir-  Di satu pihak hal itu membawa keun-  tadi, maka Pemerintah mencanangkan
            inya, dan diharapkan dapat menjawab   tungan, tetapi di lain pihak daya beli   Master Plan Percepatan dan Perluasan
            serta diperoleh solusi strategis dalam   masyarakat  masih  rendah  sehingga   Pembangunan  Ekonomi  Indonesia
            mengatasi permasalahan ke-energian   Pemerintah  harus  menyediakan  sub-  (MP3EI)  melalui  peningkatan  peran
            di Indonesia.                     sidi. Pengelolaan energi primer sudah   BUMN  dan  swasta  yang  merupakan
               Pada akhirnya rumusan Kebijakan   seharusnya  dibenahi.  BUMN  sector   kebutuhan  utama  untk  membenahi
            Energi Nasional yang dibuat nantinya   energi selayaknya bekerja tidak untuk   keberadaan sector energi. Karena itu
            dapat memperoleh dukungan dari se-  kepentingan  sendiri  masing-masing   Dewan  Perwakilan  Rakyat  mengam-
            luruh  pemangku  kepentingan  dalam   seyogyanya  melakukan  koordinasi,   bil prakarsa   untuk   memeloporinya,
            implementasinya di lapangan dengan   sehingga dapat menghasilkan sinergi   sesuai  dengan  UU  Nomor  30  Tahun
            menutup ruang bagi potensi muncul-  yang  menguntungkan  bangsa  dan   2007  tentang  energi,  karena  pemer-
            nya  ketidaksinkronan/tumpng  tindih   Negara.                       intah  dengan  persetujuan  DPR  perlu
            peraturan  dan  kebijakan  pada  lintas   Teuku Riefky menambahkan, pada   menetapkan  Kebijakan  Energi  Nasi-
            sector, Kementerian dan Lembaga.  kenyataanny  subsidi  terpaksa  dise-  onal (KEN) sebagai penganti dari Pe-
               Dekemukakan juga, bahwa sector   diakan  dalam  jumlah  yang  melebihi   raturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006
            energi adalah sector yang amat krusial   seratus ribu triliun rupiah dalam satu   tentang  Kebijakan  Energi  Nasional.
            bagi pembangunan ekonomi nasional.   tahun, hal ini menunjukkan bahwa ha-  (Spy).**



























            Komisi VII DPR saat melakukan kunjungan kerja ke Dumai Riau dan Jambi untuk meninjau pabrik migas


             8 | PARLEMENTARIA |  Edisi 89 TH. XLII, 2011 |
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42