Page 34 - MAJALAH 83
P. 34
adahal negara Indonesia adalah sehari-hari. da peningkatan kesadaran akan ma-
negara bahari yang pulau-pu- Dalam kondisi secara multidi- salah dan potensi yang ada di dalam
Plaunya di kelilingi oleh lautan mensi seperti sekarang ini akan sa- dan sekitar komunitas.
yang di dalamnya mengandung ber- ngat sulit bagi para nelayan untuk ke- Berbagai program telah dilaku-
bagai potensi ekonomi khususnya di luar dari lingkaran kemiskinan begitu kan pemerintah untuk menanggula-
bidang perikanan, namun sampai saat saja, mereka harus dapat bersaing ngi kemiskinan nelayan. Program
ini kehidupan nelayan tetap saja ma- dalam pemanfaatan hasil laut di era yang bersifat umum antara lain Pro-
sih berada dalam jurang kemiskinan. keterbukaan sekarang ini. Dan yang gram Inpres Desa Tertinggal (IDT),
Citra nelayan masih sangat iden- terjadi sekarang ini mereka selalu ka- Program Keluarga Sejahtera, Program
tik dengan kemiskinan. Kemiskinan lah bersaing dengan perusahaan pe- Pembangunan Prasarana Pendukung
nelayan merupakan suatu ironi bagi nangkapan ikan, baik asing maupun Desa Tertinggal (P3DT), Program
sebuah negara maritim seperti In- nasional, yang berperalatan modern. Pengembangan Kecamatan (PPK),
donesia, walau data yang valid tidak Oleh karena itu, pemberdayaan ko- dan Program Jaring Pengaman Sosial
mudah diperoleh. Pengamatan visual munitas nelayan merupakan langkah (JPS). Sedangkan program yang secara
atau yang dilakukan secara langsung yang sangat krusial dalam mencapai khusus ditujukan untuk kelompok sa-
ke kampung-kampung nelayan dapat tujuan pemanfaatan kekayaan laut In- saran masyarakat nelayan antara lain
memberikan gambaran yang jauh donesia. program Pemberdayaan Masyarakat
lebih gamblang mengenai perekono- Salah satu cara untuk mengatasi Pesisir (PEMP) dan Program Pengem-
mian nelayan di tengah kekayaan laut
yang begitu besar.
Kehidupan me-reka sungguh
memprihatinkan karena sebagai ne-
layan tradisional yang tergolong ke
dalam kelompok masyarakat miskin
mereka seringkali dijadikan objek
ekploitatif oleh para pemilik modal.
Harga ikan sebagai sumber pendapa-
tannya di kendalikan oleh para pemi-
lik modal atau para pedagang/teng-
kulak, sehingga distribusi pendapatan
menjadi tidak merata. Gejala mo-
dernisasi perikanan tidak banyak
membantu bahkan membuat nela-
yan tradisional terpinggirkan, seperti
munculnya kapal tangkap yang beru-
kuran besar dan teknologi moderen.
Mereka mampu menangkap ikan
lebih banyak dibandingkan nelayan
tradisional yang hanya menggunakan
teknologi tradisional.
Kehadiran lembaga ekonomi
seperti koperasi belum sepenuhnya
dapat membantu peningkatan taraf
hidup nelayan tradisional. Hal ini di-
tandai dengan tidak adanya akses
nelayan tradisional terhadap lem-
baga tersebut dalam memperoleh
modal usaha. Ditambah lagi dengan
Anggota Komisi IV DPR, Tamsil Linrung
pendapatan mereka yang tidak me-
nentu membuat nelayan tergatung kemiskinan nelayan antara lain de- bangan Usaha Perikanan Tangkap
kepada pemilik modal yang tidak ha- ngan cara pemberdayaan komunitas Skala Kecil (PUPTSK).
nya sebatas kebutuhan modal usaha nelayan yang harus dilakukan dengan Namun, secara umum program-
dan alat produksi, malah sampai ke- tepat dan harus berangkat dari kultur program tersebut belum membuat na-
pada biaya kebutuhan hidup keluarga yang ada. Penekanannya harus kepa- sib nelayan menjadi lebih baik daripa-
| PARLEMENTARIA | Edisi 83 TH. XLII, 2011 |