Page 38 - MAJALAH 83
P. 38

Rapat  paripurna  yang  dipimpin   tuk fisik, tanah atau bangunan, perso-  semua  elemen  yang  punya  kepenti-
            Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso   alan ganti rugi juga harus multi aspek,   ngan  untuk  bisa  dilibatkan  dalam
            juga  menetapkan  komposisi  keang-  seperti  aspek  sosial,  adat,  dan  ling-  pembahasan RUU ini,” ujarnya.
            gotaan  pansus  dengan  29  anggota,   kungan. “Selama ini pemerintah atau   Saat  ditanya  soal  adanya  ang-
            yaitu  delapan  dari  Fraksi  Partai  De-  lembaga  pertanahan  dalam  membe-  gapan  bahwa  bahwa  RUU  ini  secara
            mokrat, lima dari Fraksi Partai Golkar,   baskan  tanah  itu  selalu  bermasalah,   tidak  langsung  akan  melegitimasi
            lima dari Fraksi PDIP, tiga dari PKS dan   salah  satunya  karena  memang  tidak   perampasan  hak  tanah  seseorang.
            Fraksi PAN, Fraksi PPP serta Fraksi PKB   melibatkan  pihak  atau  yang  punya   Pihaknya  menganggap  persepsi  itu
            masing-masing  menempatkan  dua   tanah  dalam  pembahasan  ganti  rugi   muncul  karena  adanya  keterlibatan
            kader.                            itu,” kata Malik.                  swasta dalam RUU ini.
                Sedangkan  Fraksi  Partai  Hanura   Apalagi  salah  satu  pasal  dalam   Ia  mengatakan  ada  beberapa
            dan  Gerindra  masing-masing  me-  RUU  ini  mengatakan  wajib  bagi  hak   pendapat  dari  berbagai  elemen  ter-
            nempatkan satu anggota. Rapat pari-  pemilik  tanah  melepaskan  tanahnya   masuk FPKB yang menilai bahwa RUU
            purna  DPR  berharap  pansus  segera   untuk kepentingan umum. Hal ini, kata   ini  memang  lebih  banyak  mengun-
            melaksanakan tugasnya.            dia bisa menjadi dasar bagi pemerin-  tungkan  swasta.  “Ini  menurut  saya
                Dalam  usulannya  kepada  DPR,   tah  untuk  memaksa  orang  melepas-  tidak  baik,  karena  itu  menurut  saya
            pemerintah menjelaskan bahwa RUU   kan dan membebaskan tanahnya.     pemerintah  harus  benar-benar  ber-
            itu  penting  untuk  mempercepat      “Karena  itu  FPKB  meminta  agar   posisi bahwa RUU ini bukan untuk ke-
            pembangunan  dan  menggerakkan    pembahasan  RUU  ini  tidak  terburu-  pentingan swasta, bukan untuk mem-
            roda ekonomi. UU Pengadaan Tanah   buru  harus  dibahas  sedemikian  rupa   fasilitasi  kepentingan  investor  atau
            tersebut  untuk  menjawab  macetnya   sehingga  tidak  hanya  menguntung-  konglomerat.  Tetapi  UU  ini  benar-
            program-program  pemerintah,  an-  kan  salah  satu  pihak  tetapi  malah   benar dibuat untuk memfasilitasi ke-
            tara lain pembangungan infrastruktur,   merugikan pihak yang lain,” ujarnya.  pentingan umum untuk kesejahteraan
            mandeknya  investasi  dan  lemahnya   Makanya lanjut Malik Haramain,   masyarakat,” katanya.
            daya  saing.  Namun  UU  Pengadaan   FPKB meminta agar pembahasan RUU    Untuk itu pihaknya menaruh hara-
            Tanah  tidak  dibuat  untuk  merampas   ini dibahas seinklusif mungkin dalam   pan  agar  pembahasan  RUU  ini  tidak
            tanah rakyat secara sepihak.      artian  semua  kalangan  yang  terkait   terburu-buru dalam pembahasannya,
                F-PKB  sendiri  kata  Malik  Hara-  dengan  pembahasan  RUU  ini  untuk   apalagi semangat dari RUU diharap-
            main memiliki beberapa catatan kritis   diundang. “Kita dengarkan pendapat-  kan  akan  menjadi  UU  yang  sangat
            atas pembahasan RUU tersebut, per-  nya,  sekali  lagi  demi  kepentingan   bermanfaat bukan hanya pemerintah
            tama, soal posisi dan keterlibatan res-  bahwa  UU  ini  dibuat  dan  disahkan   tetapi juga untuk masyarakat umum.
            mi swasta dalam RUU ini. F-PKB kata   atas  pembahasan  yang  terbuka  dan   “UU  ini  akan  sangat  berbahaya
            dia mempertanyakan dan memperso-
            alkan apa relevansi swasta dalam RUU
            ini.
                “RUU  ini  untuk  kepentingan
            umum maka menurut kita keterlibatan
            swasta dalam RUU ini tidak diperlukan
            serta  tidak  relevan.  Karena  itu  kami
            minta agar keterlibatan pihak swasta
            ditinjau ulang atau dikeluarkan dalam
            RUU ini,” tegasnya.
                Kedua, soal ganti rugi, F-PKB kata
            dia  meminta  agar  penentuan  biaya
            ganti rugi tidak parsial, tetapi inklusif
            dalam artian bahwa harus melibatkan
            kelompok atau perwakilan kelompok
            yang benar-benar mewakili hak pemi-
            lik tanah, sehingga dalam penentuan
            ganti rugi bisa secara ‘legowo’ diteri-
            ma oleh semua kalangan.
                Di  samping  itu,  persoalan  ganti
            rugi  harus  dilakukan  seadil-adilnya,
            dan ganti rugi tidak harus dalam ben-



                                                                              | PARLEMENTARIA  |  Edisi 83 TH. XLII, 2011 |  9
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43