Page 39 - MAJALAH 83
P. 39

LEGISLASI






































            Ketua Panja tanah DPR , Daryatmo saat memimpin rapat panja pengadaan tanah untuk pembangunan
            kalau  pembahasannya  terburu-buru,   atau  penamaan  RUU,  konsep  peng-  perlu mengacu pada pasal 33 ayat 3
            dan  tidak  melibatkan  banyak  pihak   gandaan  tanah  untuk  kepentingan   UUD 1945 menyebutkan bahwa “Bumi
            dalam  pembahasannya.  Karena  bisa   pembangunan,  konsep  kepentingan   dan air dan kekayaan alam yang ter-
            saja  RUU  ini  hanya  alat  pemerintah   umum,  konsep  ganti  rugi  dan  juga   kandung  didalamnya  dikuasai  oleh
            dan swasta untuk melegalkan penggu-  mengenai penggandaan tanah untuk   Negara  dan  dipergunakan  sebesar-
            suran, yang jauh dari semangat untuk   kepentingan swasta.           besarnya untuk kemakmuran rakyat,”.
            kepentingan umum yang malah justru    Salah  satu  permasalahan  yang    Dengan demikian pada tingkatan
            memiskinkan  masyarakat  umum,  itu   dicermati,  dibidang  pertanahan  di   tertinggi hak atas tanah dikuasai oleh
            yang kita antisipasi,” tegasnya.   Indonesia  yang  berkaitan  dengan   Negara, dan Negara melalui pemerin-
                Sekedar  informasi,  berdasarkan   penggandaan  tanah  untuk  pemba-  tah  memiliki  kewenangan untuk men-
            realese yang dikeluarkan, Pansus RUU   ngunan adalah masalah ketersediaan   gatur serta menyelenggarakan perun-
            Penggandaaan Tanah Untuk Pemba-   tanah yang secara fisik sangat terba-  tukan,  penggunaan  dan  persediaan
            ngunan tengah melakukan Rapat Den-  tas,  disertai  harga  tanah  yang  tidak   tanah termasuk mengatur hubungan
            gar  Pendapat (RDP) dengan berbagai   pasti, rawan spekulasi dan cenderung   hukum  (antara  orang-orang  dengan
            pihak terkait seperti pemerintah, Aka-  stagnan.                     tanah,  menentukan  dan  mengatur
            demisi, Asosiasi.LSM, Pemda dan ber-  Pola  penggandaan  tanah  yang   hubungan-hubungan  hukum  antara
            bagai  BUMN,  selain  melakukan  RDP   ditempuh  selama  ini  adalah  melalui   orang-orang  dan  perbuatan-perbua-
            Pansus  juga  melakukan  Kunjungan   proses  pembebasan  tanah,  namun   tan hukum yang menyangkut tanah).
            Kerja  (Kunker)  ke  berbagai  wilayah   hasilnya  kurang  memuaskan,  justru   Namun,  perlu  diingatkan  pula
            yang ada di Indonesia, seperti Provinsi   banyak  menimbulkan  permasalahan   tentang pasal 28H ayat 4 UUD 1945
            Aceh , Sumatera Utara, Sulawesi Utara   baru,  seperti  melambungnya  harga   yang  menyebutkan  bahwa,  “Setiap
            dan  Papua.  Pemilihan  wilayah  yang   tanah pada saat akan dibebaskan.  orang  berhak  mempunyai  hak  milik
            dikunjungi ini, berdasarkan dari sudut   Selain  itu,  lambatnya  proses   pribadi  dan  hak  milik  tersebut  tidak
            pandang pembangunan, tanah adat/  pembebasan tanah yang mengakibat-  boleh diambil alih secara sewenang-
            ulayat dan hukum adat yang berlaku.  kan terhambatnya proses pembangu-  wenang oleh siapapun,”. Berdasarkan
                Secara  garis  besar,  dari  berba-  nan, dan sering disertai dengan kete-  pasal 28H ayat 4 tersebut, dapat di-
            gai  masukan  dan  hasil  dari  kunker,   gangan  dalam  masyarakat,  sehingga   artikan setiap orang yang mempunyai
            terdapat  masalah  yang  diinventarisir   harus berakhir di Pengadilan.  milik pribadi tidak dapat diambil de-
            dan  menjadi  perhatian  para  nara-  Percermatan  terhadap  UU  yang   ngan  sewenang-wenang  oleh  siapa-
            sumber dan pemangku kepentingan,   berhubungan  dengan  pembahasan   pun termasuk tanah.
            antara lain, mencermati tentang judul   RUU  ini  adalah  diingatkannya  untuk   Hal lain yang juga perlu dikeda-





                                                                                                                                                                                                                                          1

             0                                                                                                                                                                                          | PARLEMENTARIA  |  Edisi 83 TH. XLII, 2011 |  1
             0 | PARLEMENTARIA |  Edisi 83 TH. XLII, 2011 || PARLEMENTARIA |  Edisi 83 TH. XLII, 2011 |
                                                                                                                                                                                                                             TH. XLII, 201 |
                                                                                                                                                                                                                  ARIA |
                                                                                                                                                                                                        |
                                                                                                                                                                                                                       Edisi 83
                                                                                                                                                                                                                                       1
                                                                                                                                                                                                         ARLEMENT
                                                                                                                                                                                                        P
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44