Page 46 - MAJALAH 133
P. 46
PROFIL
Kharis untuk segera menyelesaikan Tepat 21 Desember 1991 buah hati Akhirnya saya menunggu. Padahal
perkuliahannya,” begitulah kira-kira keduanya pun lahir dua sekaligus alias skripsi sudah selesai, perkuliahan juga
dalam hati sang ayah ketika itu. kembar. Aliya Kamila dan Syaiful Haq sudah selesai, tapi masih menunggu
Dengan uang kiriman kedua Mayyazi nama yang diberikan keduanya untuk bisa dapat gelar akuntan,”
orangtuanya plus pundi-pundi rupiah kepada anak kembarnya tersebut. akunya
hasil bisnis percetakannya itu, hampir Aliya kini tengah menyelesaikan Tahun 1993 ketika itu, lanjut
dipastikan ia menjadi salah satu dari perkuliahannya di Fakultas Kedokteran Kharis, UNS sudah diperbolehkan
sedikit mahasiswa “borju alias kaya” di jurusan Kedokteran Umum UGM menyelenggarakan sendiri ujiannya,
kampus tersebut. Namun tidak sedikit Yogyakarta. Sementara kembarannya, dan sudah terakreditasi untuk bisa
pun ia gunakan untuk foya-foya atau Syaiful kuliah saat ini di Fakultas mengeluarkan gelar akuntan. Ia pun
hura-hura. Teknik Informatika UGM. kemudian mengikuti ujian tersebut.
“Bayangkan biaya hidup untuk Dua tahun kemudian, Kharis dan Dengan demikian bisa dikatakan
seorang mahasiswa di Solo ketika itu Retno kembali diberikan kepercayaan Kharis menjadi salah satu akuntan
satu bulannya sekitar 40 ribu rupiah. dari Sang Khalik untuk memiliki anak pertama lulusan UNS.
Penghasilan saya setiap bulannya ketiganya yang dinamai Hafid Al Haq Berhasil meraih gelar akuntan,
tidak pernah kurang dari 500 ribu dari Fatih. (Hafid kini merupakan mahasiswa Kharis pun kemudian mendirikan
percetakan. Jadi alhamdulillah dalam Jurusan Teknik Informatika di ITB CV.Citra Islami Press pada tahun 1993
perekonomian saya tidak pernah Bandung). Kebahagiaan Kharis dan dan menjadi Direktur Utamanya.
merasakan sulit,” aku Kharis. Retno semakin sempurna ketika di tahun Empat tahun kemudian ia mendirikan
1993 Kharis berhasil menyelesaikan PT Era Adicitra Intra Media yang
NIKAH MUDA pendidikan S1 nya dengan menyandang bergerak di bidang percetakan dan
Memiliki cukup materi di usia muda gelar Akuntan. Sementara Retno resmi penerbitan buku-buku Islami. Disini
diakui Kharis menjadi “ujian” tersendiri menyandang gelar dokter. ia menjabat sebagai Direktur Utama.
dari hidupnya. Tak ingin terpeleset “Saya masuk kuliah tahun 1987 Tahun 1995 ia dipercaya menjadi dosen
oleh hal negatif, ia pun memilih untuk dan lulus tahun 1993, jadi 6 tahun. Tetap di Fakultas Ekonomi Universitas
segera mengakhiri masa lajangnya Sebenarnya saat semester 8 saya sudah Muhammadiyah Surakarta (UMS).
alias menikah di usia muda. selesai teori tapi jurusan Akutansi di Sebagai pengusaha di bidang
Di masa liburan akhir semester UNS saat itu ujiannya masih ke UGM, percetakan dan penerbitan, ia pun
tujuh, tepatnya 24 Februari 1991 Kharis sehingga belum dapat gelar akuntan. aktif dalam kepengurusan IKAPI
meminang teman satu angkatannya, (Ikatan Penerbit Indonesia) sejak tahun
Retno Sintowati dengan mas kawin 1997. Bahkan di Tahun 2007 beliau
seperangkat alat sholat dan Al Quran. menjabat sebagai ketua IKAPI Propinsi
Retno merupakan mahasiswi Fakultas Jawa Tengah. Baru pada tahun 2013
Kedokteran di kampus tersebut. lalu, ia dipercaya menjadi Wakil Ketua
M e ski k e duan ya belum Pengurus IKAPI Pusat.
mengantongi gelar Sarjana, namun
ketika itu dikisahkan Kharis tidak MENYERAHKAN PENDIDIKAN ANAK
ada pertentangan dari orangtuanya KE PESANTREN
maupun kedua orangtua Retno. Semua Keberhasilan sejati tidak semata
berjalan sangat lancar. dilihat dari materi, melainkan berhasil
“Saat itu saya aktif dalam kegiatan mendidik sang buah hati dengan
Dakwah kampus. Saya ketemu dia akhlak yang baik. Sadar akan hal itu,
(Retno-red) di Masjid Kampus. Saya Kharis pun meminta sang isteri untuk
lihat dia juga punya perasaan yang sama tidak berkarir terlebih dahulu hingga
dengan saya. Jadi dari pada pacaran, ketujuh putra-putri yang semakin
lebih baik langsung nikah saja. Kebetulan menyempurnakan hidup keduanya itu
saat itu usaha percetakan saya juga melewati “masa emas” nya.
lancar, ekonomi tidak kekurangan. Jadi “Saya meyakini bahwa masa emas
tidak ada alasan untuk orangtua saya anak itu di usia 0 sampai Sekolah
dan orangtua calon isteri saya saat Dasar. Olehkarena itu saya meminta
itu tidak menyetujuinya. Toh dengan isteri untuk tidak bekerja dulu saat
menikah masih tetap bisa melanjutkan anak-anak masih kecil. Ketika anak-
kuliah,” paparnya. anak lulus SD dan mulai masuk ke
Usai ijab kabul, Kharis langsung Pesantren, barulah isteri saya bekerja,”
memboyong sang isteri ke rumah Foto: dok.pri ujar Kharis.
kontrakan dekat dengan kampusnya. Abdul Kharis Almasyhari bersama istri Retno pun mengamini keinginan
46 l PARLEMENTARIA z EDISI 133 TH. XLVI - 2016