Page 47 - MAJALAH 133
P. 47

Sedangkan anak ke lima nya bernama Hilmi Yasar, masih
                                                                  berstatus sebagai pelajar SMA N 1 Solo. Putri ke enam dan
                                                                  ketujuh Kharis, Farisa Mutalazia dan Fendi Fatin masing-
                                                                  masing masih bersekolah di Mandrasah tsanawiyah di
                                                                  Ponpes Khusnul Khotimah, Kuningan Jawa Barat.

                                                                  MASUK PARPOL
                                                                     Reformasi tahun 1998 mengubah perpolitikan tanah air.
                                                                  Saat itu keran politik terbuka lebar bagi siapapun, hingga
                                                                  muncullah berbagai partai politik tanah air. Salah satunya
                                                                  Partai Keadilan Sejahtera yang ketika itu masih bernama
                                                                  Partai Keadilan (PK). Sebagai aktifis dakwah di kampus, Kharis
                                                                  pun tertarik untuk masuk ke dalam PK. Dalam kepengurusan
                                                                  PK Jawa Tengah ia langsung terpilih menjadi Bendahara.
                                                        Foto: dok.pri  “Sebagai aktifis mahasiswa yang lebih dekat dengan
               Abdul Kharis Almasyhari bersama keluarga
                                                                  aktivitas dakwah, saat itu hingga sekarang yang paling cocok
                                                                  dengan visi dan misi saya ya Partai Keadilan, bukan partai
               sang suami. Saat putra-putrinya masih kecil, ia lebih
               memilih membuka praktek sendiri di rumah. Kini setelah   lainnya,” ujar Kharis.
               sang buah hati beranjak besar, Retno pun dipercaya menjadi   Meski secara resmi sudah bergabung dalam partai
               dosen tetap Fakultas Kedokteran di almamater nya, UNS.   politik, namun Kharis mengaku ketika itu ia belum tertarik
                  Sebagaimana pola didik yang ia terima dari kedua   untuk menjadi anggota legislatif atau anggota DPR. Ia lebih
               orangtuanya, bersama sang isteri, Kharis sepakat untuk   memilih mengembangkan bisnis penerbitannya terlebih
               mengutamakan pendidikan agama sebagai bekal bagi   dahulu, sambil melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 dan
               ketujuh buah hatinya. Sadar, keterbatasan  waktu yang   program doktoral.
               dimilikinya, Kharis menyerahkan pendidikan putra-putrinya   “Saya tertarik berpartai, tapi waktu itu belum tertarik
               ke sebuah lembaga pendidikan agama Islam tepatnya   menjadi caleg. Saya lebih enjoy memapankan bisnis saya
               pondok pesantren.                                  terlebih dahulu,” kata Kharis.
                  “Saya melihat, kalau saya ajarkan di rumah saya enggak   Tahun 2013, Kharis merasa bisnis penerbitannya
               bisa, enggak ada waktu banyak. Saya dan isteri dengan   sudah tergolong mapan. Ia pun  mencoba mendaftakan
               kesadaran penuh sepakat untuk memasukkan anak-anak   diri menjadi calon anggota legislatif (caleg). Hal itupun
               di pondok pesantren. Ada plus minus memang, misalnya   menimbulkan konsekuensi tersediri bagi karirnya sebagai
               hubungan emosional dengan orang tua pasti akan     dosen di UMS. Dengan kata lain, ia harus mengundurkan
               berkurang. Tapi tanggung jawab dia di dunia dan akhirat   diri dari jabatannya sebagai dosen tetap UMS.
               akan terbentuk di sana,” ungkapnya.                   Tahun 2014 yang bagi sebagian politisi menjadi tahun politik
                  Dengan strategi tertentu ketujuh buah hatinya secara   terpanas, dimana para caleg saling berlomba memperebutkan
               bergantian mengamini harapan kedua orangtuanya untuk    suara konstituennya, begitupun halnya dengan Kharis.
               memasukkannya ke pondok pesantren. Kharis pun sedikit   Sebagaimana harapannya, ia pun berhasil merebut suara yang
               membagi rahasia strateginya “merayu” sang anak untuk mau   cukup tinggi di daerah pemilihannya, Dapil Jawa tengah V yang
               menimba ilmu di sebuah pesantren tanpa merasa terpaksa   meliputi wilayah Surakarta, Sukoharjo, Boyolali dan Klaten.
               atau dipaksa.                                      Singkat cerita bersama 559 anggota DPR RI lainnya, Kharis
                  “Awalnya kami perkenalkan anak-anak ke beberapa   pun resmi menjadi anggota DPR RI periode 2014-2019. Dan
               pesantren, dan kemudian anak-anak sudah mulai menilai   sejak beberapa bulan belakangan, ia dipercaya menjadi Wakil
               pesantren yang asik dan enak menurut mereka. Hingga   Ketua Komisi X DPR RI.
               akhirnya timbul keinginan dari anak-anak untuk ikut menimba   Kharis mengaku sebagai seorang yang hidup dengan
               ilmu di pesantren pilihannya tersebut. Dengan begitu anak   terencana. Sehingga jika ada sebagian orang yang berprinsip
               tidak merasa dipaksa atau dibuang. Hal itu kemudian dilihat   mengalir mengikuti arus, tak demikian hal nya dengan
               dan diikuti oleh adik-adiknya,”jelas Kharis diiringi tawa.   dirinya. Baginya hidup ini harus terencana dan tidak
                  Kini, anak pertama dan kedua Kharis yang merupakan   mengikuti arah arus.
               kembar, tengah menyelesaikan pendidikan di Fakultas   “Coba bayangkan kalau air mengalir dan jatuhnya ke got
               Kedokteran jurusan Kedokteran Umum UGM Yogyakarta   atau comberan bagaimana?. Nah, kalau saya mendingan saya
               (Aliya) dan  kembaran, Syaiful Haq Mayyazi merupakan   buatkan pipa-pipa, jadi mengalirnya akan jelas arahnya,”
               mahasiswa Teknik Informatika UGM. Anak yang ketiga   tegasnya.
               Kharis, Hafid Al Haq Fatih tengah mengenyam pendidikan   Meski demikian peraih program doktor di bidang
               di Jurusan Teknik Informatika di ITB Bandung, putra ke   akuntansi UNS ini enggan membeberkan rencana dan
               empatnya bernama Faris Jaizi Umar baru saja menyelesaikan   targetnya ke depan. “Yah kita lihat saja nanti,” pungkasnya
               pendidikan SMA di Insan Cendikia Serpong Banten.   diiringi tawa. (Ayu)


                                                                               PARLEMENTARIA  z  EDISI 133 TH. XLVI - 2016  l  47
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52