Page 37 - MAJALAH 176
P. 37

KILAS AKHIR PERIODE





                                              politisi Partai Gerindra itu,    No. 70/P/HUM/2013 perihal
                                              dapat menggambarkan daya         menetapkan kembali barang hasil
                                              tahan ekonomi nasional dalam     pertanian (selain kelapa sawit,
                                              menghadapi gejolak eksternal     buah, dan sayuran) dan hasil
                                              yang ada, karena diperkirakan    perkebunan sebagai Barang Kena
                                              tahun 2020 ekonomi global masih   Pajak (BKP).
                                              penuh dengan ketidakpastian.       “Selain itu, kalau kita lihat
                                               “Karena perang dagang           dari tingkat pendapatan petani
                                              Amerika-China serta fluktuasi    kita itu rata-rata mereka kan
                                              harga komoditas berdampak        tidak termasuk dalam PTKP
                                              pada perekonomian Indonesia.     (Penghasilan Tidak Kena Pajak),
                                              International Monetary Fund      kalau tidak masuk PTKP tentunya
                                              (IMF) pun menurunkan proyeksi    PPN-nya (Pajak Pertambahan
                                              pertumbuhan ekonomi global       Nilai) harusnya dibebaskan,
            Anggota Komisi XI DPR RI RI Heri Gunawan. Foto: Tasya/Jk  dari 3,5 persen menjadi 3,3   karena menyangkut petani yang
                                              persen pada 2019,” terang Heri.  pendapatannya rendah. Kalau
                                               Dengan adanya situasi           pedagang hortikultura atau
            berbentuk fisik. Pada UU yang     ekonomi global yang fluktuatif,   pedagang hasil bumi lain lagi,”
            lama mendefinisikan dokumen       maka penggunaan RAPBN yang       jelas Andreas.
            sebagai kertas yang berisi        tepat sasaran wajib dilakukan      Terkait dengan pengawasan,
            tulisan yang mengandung arti      pemerintah. Komisi XI DPR RI,    Andreas menilai masih banyak
            dan maksud tentang perbuatan,     lanjut Heri, dipastikan akan terus   terjadi pseudo-economic atau
            keadaan, atau kenyataan bagi      mengawal RAPBN ini agar dapat    sektor ekonomi informal
            pihak yang berkepentingan.        dimanfaatkan secara maksimal     yang tidak bisa di-collect
              Dari sisi anggaran, Komisi      oleh masyarakat.                 pajaknya. Selain itu, terdapat
            XI juga telah bersikap kritis      Dari fungsi pengawasan,         juga kesenjangan (gap) dalam
            sekaligus mendorong agar          Anggota Komisi XI DPR RI         pendapatan pajak saat ini. “PDB
            RAPBN 2020 dapat berjalan tepat   Andreas Eddy Susetyo meminta     kita kan selalu meningkat.
            sasaran dan kredibel. Karena      pemerintah untuk melihat sektor   Kenapa PPN kita tidak meningkat
            itu, dalam pembahasan dan         pertanian mana saja yang harus   selaras dengan peningkatan PDB.
            pelaksanannya, Komisi XI turut    dikenakan pajak. Jangan sampai   Ini yang disebut dengan PPN gap.
            serta memberikan pengawalan       kedepannya pajak justru menjadi   Bisa karena pembebasan tadi, ini
            dan dukungan.                     penghambat merugikan petani.     kan kalau untuk sektor pertanian
              Anggota Komisi XI DPR RI        Menurutnya, hasil bumi seperti   paling dapat berapa, berarti ada
            Heri Gunawan mengingatkan         palawija dan rempah-rempah       sektor-sektor lain yang belum
            pemerintah agar mengantisipasi    tidak perlu dikenakan wajib      bisa di-collect. Ini yang harus kita
            adanya deviasi-deviasi dengan     pajak.                           lihat,” tambahnya.
            menciptakan bantalan fiskal        “Yang penting bagi kita, harus    Pada prinsipnya, Pemerintah
            yang proporsional. Pemerintah     ada kebijakan dimana saja sektor   dan DPR RI harus melihat
            harus dapat memastikan bahwa      yang dibebaskan dam dimana       komoditas pertanian mana
            RAPBN 2020 dikelola secara        saja sektor yang masuk dalam     yang bisa dibebaskan pajaknya.
            fokus, terarah, bisa tepat sasaran,   tax expenditure atau belanja   “Komoditas kita yang besar
            dan manfaat bisa dirasakan oleh   perpajakan. Inilah yang harusnya   kan diantaranya sawit, kalau
            masyarakat. Heri menyoroti        diputuskan dan dibahas bersama   sawit tentu bisa kita hitung, dan
            kontribusi APBN terhadap produk   DPR. Sektor-sektor mana yang     masih layak untuk dikenakan
            domestik bruto (PDB) relatif      diberikan prioritas, sektor mana   PPn. Kalau pertanian seperti
            kecil, sekitar 14,5 persen dari   yang tidak diberikan,” jelas     bahan pokok ini yang seharusnya
            PDB.                              Andreas.                         tidak dikenakan. Kalau masih
              Sehingga perlu menciptakan       Dalam raker tersebut, Komisi    dikenakan, petaninya bisa
            ekosistem yang baik agar          XI DPR RI menerima penjelasan    menunjukkan kalau itu harusnya
            sektor swasta bisa tumbuh dan     Menteri Keuangan atas            tidak dikenakan,” pungkas
            berkembang.                       perubahan PP No. 61 Tahun 2015   legislator dapil Jawa Timur V ini.
              Sebaiknya APBN 2020, lanjut     akibat putusan Mahkamah Agung    l hs/es



                                                                        TH. 2019      EDISI 176      PARLEMENTARIA        37
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42