Page 71 - MAJALAH 176
P. 71

KUNKER





            para pekerja sosial, jika benar-  Saya meminta kepada para         sebesar 52,06 persen dari tahun
            benar jujur dan melayani, Insya   pekerja sosial tetap inovatif, Insya   2019 menjadi Rp 236 miliar.
            Allah dana itu akan datang        Allah rezekinya banyak,"         Menurutnya, minimal anggaran
            sendiri. Tapi hal ini harus       tandasnya.                       KPPPA sama besarnya dengan
            disampaikan ke publik,             Dalam kesempatan itu, Kepala    tahun 2019.
            jangan takut menyampaikan         Dinas DP3A Maros, Muhammad         “(Anggaran) Ini harus ditinjau
            kebaikan. "Saya yakin, apalagi    Idrus, mengatakan beberapa       ulang oleh Pemerintah dan kami
            perusahaan yang memiliki          hambatan dalam bekerja antara    sudah meminta secara resmi
            dana CSR (Corporate Social        lain, belum ada rumah singgah    kepada Kementerian Keuangan
            Responsibility), banyak yang mau   di Dinas Sosial Maros, dana     dan Bappenas untuk minimal
            membantu korban kekerasan         operasional terbatas, serta tidak   memberikan pengajuan kepada
            anak maupun perempuan.            adanya dana visum di P2TP2A      Komisi VIII melalui Kementerian
            Jangan terlalu mengharapkan       atau DP3A.                       PPPA, (anggaran tahun 2020)
            APBN, terkadang perosesnya         “Kami sering mengalami          disamakan dengan tahun ini
            lama, terkadang kita sudah tidak   penanganan kasus kekerasan      minimal,” tegas Sara, sapaan
            menjabat, anggarannya belum       perempuan yang membutuhkan       akrabnya, saat mengikuti
            juga cair,” ujarnya.              visum, sementara anggaran di     Kunjungan Kerja Reses Komisi
              Legislator dapil Sumut ini      Kepolisian juga terbatas, maka   VIII DPR RI ke Samarinda,
            menyayangkan pemotongan           kami  sering menggunakan biaya   Kalimantan Timur, baru-baru ini.
            anggaran di Kementrian PPPA,      pribadi,” pungkasnya.              Politisi Partai Gerindra itu
            padahal permasalahan anak                                          mempertanyakan keseriusan
            semakin banyak. Belum lama ini,   ANGGARAN KPPPA TAHUN 2020        Pemerintah tentang
            Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)   HARUS DITINJAU ULANG            pemberdayaan perempuan dan
            menyatakan anak-anak yang         Anggota Komisi VIII DPR RI       perlindungan anak. Menurutnya
            sudah kecanduan game online itu   Rahayu Saraswati Dhirakanya      hal-hal yang berhubungan
            sebagai penyakit gangguan         Djojohadikusumo mengatakan       dengan perlindungan perempuan
            mental. Tentu, hal ini menjadi    anggaran Kementerian             dan anak dengan anggaran
            tugas baru para pekerja sosial.   Pemberdayaan Perempuan dan       sebesar itu masih sangat minim
              “Saya ambil contoh di kota-     Perlindungan Anak (KPPPA)        sekali. “Kita bisa melakukan
            kota besar, ada seorang anak      untuk tahun 2020 harus ditinjau   apa dengan anggaran hanya Rp
            tiba-tiba menjerit sehabis        ulang oleh Pemerintah dan        2 miliar per tahun, sedangkan
            main game online, disangka ada    DPR RI. Pasalnya, anggaran       kebutuhan untuk UPTD dan para
            pembunuhan, ternyata tidak.       KPPPA untuk tahun 2020 turun     eselon apakah cukup,” ujar Saras
                                                                               seolah bertanya.
                                                                                 Selain itu, Sara juga
                                                                               menyinggung mengenai
                                                                               penanganan penyalahguna
                                                                               narkotika. Menurutnya, perlu
                                                                               adanya perubahan mindset pada
                                                                               aparat penegak hukum. “Saat
                                                                               ini di Indonesia semua mikirnya
                                                                               hanya hukuman, bukan
                                                                               rehabilitasi dan reintegrasi. Saat
                                                                               ini kita sudah harus berpikir ke
                                                                               situ (rehabilitasi), kalau tidak
                                                                               lapas akan penuh dan over
                                                                               capacity terus. Bukannya mereka
                                                                               jadi lebih baik, tapi pada saat
                                                                               mereka keluar malah lebih hebat
                                                                               melakukan criminal activity-
                                                                               nya, karena lapas malah jadi
                                                                               tempat networking buat mereka,”
                                                                               ujar Saras. l eno,jk/sf
            Anggota Komisi VIII DPR RI Rahayu Saraswati. Foto: Eno/Jk


                                                                         TH. 2019      EDISI 171      PARLEMENTARIA     71
                                                                        TH. 2019      EDISI 176      PARLEMENTARIA                        71
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76