Page 7 - MAJALAH 138
P. 7

Ketika kejahatan seksual mulai   sangat menderita. Untuk itu, RUU PKS   Hukuman kebiri, menurut politisi
            terungkap satu per satu ke publik,   yang jadi usulan DPR RI akan mengatur   PDI Perjuangan ini, tak efektif
            semua kita berduka sekaligus      secara  holistik,  hukuman  pemberat   mencegah kekerasan seksual. Kebiri
            bergandengan tangan menentang     plus rehabilitasinya. Dari definisi, jenis   hanya efektif untuk pelaku agar tak bisa
            keras kejahatan ini. Bermula dari   kejahatan seksual, hukuman, hingga   melakukan kejahtaan yang sama. Hal
            seorang pelajar wanita yang diperkosa   rehabilitasinya coba dirumuskan.    yang sama diutarakan Anggota Komisi
            beramai-ramai,  lalu  dibunuh.  Inilah   B ila sudah diundang kan,   IX DPR RI Okky Asokawati bahwa
            yang menimpa Yuyun siswi SMP      diharapkan RUU ini kelak menjadi   kebiri bukanlah pencegah yang tepat.
            di Rejang Lebong, Bengkulu. Rasa   UU ideal menghadapi kejahatan    Hukuman kebiri hanya menimbulkan
            keadilan kita tersayat. Setelah itu,   seksual. Tak ada ampun bagi pelaku,   masalah sosial dan kesehatan baru
            seperti jamur yang tumbuh di musim   seraya juga memberi perhatian lebih   di masyarakat. Ibarat sapu kotor
            penghujan, kasus-kasus kejahatan   kepada korban. Apalagi, bila korbannya   digunakan untuk membersihkan
            seksual lainnya terungkap satu per   balita atau anak-anak. Yang tak kalah   ruangan kotor. Begitulah hukuman
            satu.                             pentingnya dari semua ini adalah   kebiri.
               Negeri ini sudah masuk darurat   upaya pencegahan. Negara dituntut   Upaya pencegahan harus dilakukan
            kejahatan seksual. Dan apakah     hadir melindungi warganya dari    dengan mengajak semua pihak, tidak
            perkosaan  bergerombol  disertai   bahaya kekerasan seksual.        saja lembaga pendidikan, tapi juga
            pembunuhan korbannya bisa                                           penegak hukum, tokoh masyarakat,
            dikategorikan sebagai kejahatan luar                                dan lain-lain yang secara serempak
            biasa (extra ordinary crime), sejajar                               melindungi anak-anak dan perempuan
            dengan korupsi, terorisme, dan                                      dewasa dari ancaman kekerasan
            narkoba? Yang jelas, hukuman bagi                                   seksual. Azriana Rambe Manalu Ketua
            pelakunya, memang, perlu diperberat.   Negara tengah dirundung      Komnas Perempuan, mengungkapkan,
            Apalagi, korbannya  adalah anak-                                    perkosaan perempuan secara beramai-
            anak atau pelakunya berulang kali      duka dengan banyaknya        ramai sebetulnya cerita lama. Pola
            melakukan kejahatan yang sama.         anak-anak wafat dan          kejahatan ini selalu berulang terjadi.
               “Negara tengah dirundung duka       menjadi korban pelecehan        Semenatara untuk akses keadilan,
            dengan banyaknya anak-anak wafat                                    korban anak dinilainya lebih mudah
            dan menjadi korban pelecehan seksual   seksual maupun kejahatan     mengakses  keadilan  daripada
            maupun kejahatan seksual yang          seksual yang dilakukan oleh   perempuan dewasa. Bila korbannya
            dilakukan oleh anak di bawah umur. Ini   anak di bawah umur. Ini    perempuan dewasa, maka besar
            adalah sebuah perbuatan yang sangat                                 kemungkinan ia bisa kehilangan
            biadab, tidak berperikemanusiaan,      adalah sebuah perbuatan      pekerjaan. Dan punya beban anak
            dan keluar dari tradisi masyarakat     yang sangat biadab, tidak    yang diakandung bila perkosaan
            Indonesia yang humanis, santun,        berperikemanusiaan, dan      itu melahirkan anak. Belum lagi
            sangat menghargai sesama manusia,”                                  sistem hukum yang berlaku tidak
            ucap Ali Taher.                        keluar dari tradisi masyarakat   berpihak kepada korban. Banyak
               Perdebatan pun terjadi seputar      Indonesia yang humanis,      kasus kekerasan seksual mentok di
            hukuman pemberat bagi pelaku.          santun, sangat menghargai    kepolisian dengan alasan kurang bukti.
            Hukuman penjara seumur hidup,                                          Komnas Perempuan mengusulkan
            kebiri kimia, dan hukuman mati jadi    sesama manusia.              agar keterangan korban bisa dijadikan
            pilihan.  Di  DPR  RI  sendiri  masih                               alat bukti. Dengan begitu, penyidik
            ada pro kontra atas hukuman kebiri                                  tinggal mencari satu alat bukti lagi
            dan hukuman mati. Perppu yang                                       untuk menjerat pelaku biadab itu
            dikeluarkan Presiden Joko Widodo                                    seperti disyaratkan KUHAP. “Komnas
            pada 25 Mei lalu memuat klausul      Jalaludin Rakhmat Anggota      sudah menyampaikan kajiannya tahun
            hukuman mati dan kebiri. Semuanya   Komisi VIII DPR RI mengemukakan,   2012 lalu. Selama 2001-2011, kita
            bergantung keputusan hakim yang   pendidikan seksual bisa jadi salah   temukan setiap hari ada 35 perempuan
            mengadilinya kelak.               satu cara untuk mendiagnosis perkara   mengalami kekerasan seksual.
               DPR RI menilai, ada yang kurang   nista ini. Lewat pendidikan di sekolah   Artinya, setiap 2 jam ada 2 orang
            dari Perppu tersebut. Perppu hanya   maupun lingkungan masyarakat   korban,” jelas Azriana. Ironisnya, selama
            mengatur hukuman pemberat tanpa   dan keluarga, anak-anak bisa diberi   ini hanya 10 persen kasus perkosaan
            mengatur  rehabilitasi  korban.  Tak   pengetahuan yang memadai tentang   yang sampai ke meja hijau. Inilah
            terpikirkan bagaimana menyehatkan   alat reproduksi. Perilaku sehat dan   saatnya meramu regulasi yang ideal  (tim redaksi)
            kembali fisik dan psikis korban yang   terlarang bisa diajarkan sejak dini.   untuk melawan kejahatan seksual. n



                                                                         PARLEMENTARIA l  EDISI 138 TH. XLVI - 2016
                                                                         P ARLEMENT ARIA   l    EDISI 138  TH. XL VI - 2016   l l  7   7
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12