Page 12 - MAJALAH 138
P. 12

LAPORAN UTAMA



                      Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Sodik Mujahid

                      ini kejahatan luar Biasa





                 ekerasan  seksual  masih   Undang-undang  (Perppu) yang     banyak dipakai. Hanya untuk kasus-
                 jadi PR besar yang belum   disahkan oleh pemerintah, nilai Sodik,   kasus luar biasa saja sebagai bentuk
                 terjangkau oleh produk    masih memiliki satu kelemahan, yakni   shocktherapy. Karena sekarang sudah
          K perundang-undangan yang        tidak memuat rehabilitasi.        ditetapkan menjadi PERPPU, menurut
          ada. KUHP dan undang-undang terkait   “Oleh sebab itu di DPR RI sedang   saya  tidak masalah, kita  pakai  saja,”
          belum memberi perlindungan yang   didiskusikan,  apakah  kita ikut   tandasnya.
          memadai bagi korban kekerasan    mengesahkan Perppu yang tidak lengkap   Menjawab pertanyaan, apakah
          seksual.                         itu atau kita mengusulkan draf RUU   kebiri merupakan hukuman yang ideal,
            KUHP dan perundang-undangan    Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS)   ia mengemukakan, kebiri tidak usah
          lainnya yang menjadi rujukan selama   menjadi UU yang di dalamnya tercakup   dikhawatirkan, karena hanya sebagai
          ini dalam penanganan kasus kekerasan   program rehabilitasi,” ungkap Sodik.  shocktherapy. Itu boleh saja, sepanjang
          seksual justru menjadikan perempuan   Menurutnya, ruang lingkup    tindakan-tindakan preventifnya
          sulit mengakses keadilan. Reviktimisasi   RUU PKS harus mengatur lebih luas   dilaksanakan dengan baik.
          atau  pola  relasi  antara  korban   terkait pencegahan, perlindungan   Diskusi yang akan dilakukan
          dengan pelaku, penegak hukum, dan   korban, penanganan dan pemulihan   oleh para politisi di Parlemen adalah
          masyarakat harus dibenahi kembali.   korban kekerasan seksual, baik oleh   apakah DPR RI menerima atau menolak
          Pemenuhan rasa keadilan korban harus   pemerintah, Pemda, badan pendidikan,   PERPPU itu. “Kalau DPR RI menerima,
          diutamakan.                      kembaga masyarakat, dan keluarga.   berarti RUU PKS akan ditanggalkan.







                   Oleh karenanya kami ingin bekerja lebih
                   komprehensif, mulai dari preventif sampai
                   sanksi. Komisi VIII mendukung upaya
                   pemberatan sanksi hukum kebiri tersebut,
                   meskipun itu bukan satu-satunya elemen
                                                                                                               foto : kresno/iw
                   terpenting.


                                                                          Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Sodik Mujahid

            Sejumlah  kelemahan dalam      RUU ini juga mengatur peran serta   Tetapi jika kita menolak, maka RUU
          rumusan delik KUHP  butuh        masyarakat dan kelembagaan yang   PKS yang lebih komprehensif, tentu
          penyempurnaan. Para penyidik kerap   akan mengawal implementasi bila RUU   yang akan kita dijadikan prioritas,”
          terkendala dengan tidak lengkapnya   ini sudah disahkan.           ucap Sodik.
          unsur, tidak adanya sanksi yang berat,   Menanggapi hukuman kebiri yang   Pelaksanaan hukum kebiri bagi
          tidak adanya rumusan perlindungan   mungkin akan menimbulkan masalah   pelaku tindak kekerasan seksual masih
          dan hak pemulihan korban yang tepat   sosial baru, Sodik berpendapat, kebiri   menimbulkan kontroversi diantara
          dan ideal. Inilah bagian dari titik   hanya satu elemen dalam paket   berbagai kalangan, terutama jika
          penyempurnaan atas UU yang ada.   hukuman pemberat bagi pelaku     dikaitkan dengan masalah Hak Asasi
            Di tengah kesibukkannya mengi-  dalam Perppu No.1/2016. Jika semua   manusia (HAM). Sodik berpendapat
          kuti berbagai rapat di Komisi VIII,   program pencegahan dan penanganan   bahwa kalau kita mengukur HAM
          pertengahan Juli lalu, Parlementaria   terpadu sudah dilakukan, sebetulnya   dengan menggunakan UUD 1945,
          berhasil menemui Sodik Mujahid untuk   pemberatan hukuman kebiri tidak akan   maka ada ruang pelanggaran. Oleh
          dimintai komentarnya menyangkut   banyak dipakai.                  karenanya, masalah ini harus menjadi
          aturan hukum pemberat bagi pelaku   “Jika program penanganan terpadu   pertimbangan DPR RI dan pemerintah.
          dan aturan rehabilitasi bagi korban.   oleh  semua  stakeholder-nya  sudah   Jika sudah diundang kan,
          Peraturan Pemerintah Pengganti   berjalan, mungkin tidak akan terlalu   pemerintah harus menanggung segala


        12      l  PARLEMENTARIA  l  EDISI 138 TH. XLVI - 2016
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17