Page 15 - MAJALAH 138
P. 15

ini. Faktor situasi ekonomi, sambung   sanksi tambahan berupa kebiri kimiawi   yang ngawur.
            Jalal, bisa juga menjadi pemicu   terlalu berlebihan jika diterapkan. Saat   Namun, karena isu seks sangat
            timbulnya hasrat tak terkendali   yang sama, DPR RI sendiri sedang   bersinggungan dengan wilayah-
            itu. Kemiskinan bisa menimbulkan   membahas RUU PKS. Butuh waktu    wilayah yang sensitif dalam
            perasaan marah atau tindakan kasar   panjang sampai RUU ini disahkan.  masyarakat, mulai dari soal agama,
            akibat kekecewaan yang kemudian      Namun, tutur mantan Kepala     adat ketimuran, hingga pertimbanga-
            dilampiaskan kepada orang lain.   Sekolah Muthahari Bandung ini, untuk   pertimbangan yang lebih politis
               “Misalnya orang yang mengalami   sementara waktu Perppu sudah cukup   sifatnya, maka kesimpulan tersebut
            frustasi, kemudian dia tidak juga   untuk menangani darurat kekerasan   sulit untuk di-follow up lebih lanjut
            bisa melakukan hubungan seksual.   seksual, walaupun masih menyisakan   sebagai sebuah konsep yang matang
            Frustasinya itu akan mengakibatkan   isu kontroversial seperti kebiri.   untuk diintegrasikan dalam kurikulum
            tindakan kekerasan seksual. Contoh   Hukuman kebiri tidak sepenuhnya   pendidikan yang ada.
            kasus yang terjadi di Tangerang.   bisa mencegah terjadinya kekerasan   Akhirnya urusan yang penting
            Menurut saya, itu mengalami gangguan   seksual. “Pengebirian tidak akan   untuk digarisbawahi di sini adalah
            mental karena frustasi. Orang kalau   memberikan efek jera kepada yang lain.   problem solving yang mendasar pada
            frustasi dia agresif,” ungkap pakar   Mungkin hanya untuk pelaku, karena   masalah ini. Perempuan dan anak
            komunikasi itu. Masih banyak faktor   dia tidak bisa melakukannya lagi.”  yang selalu menjadi korban kekerasan
            pemicu lainnya yang menyebabkan      Dalam pandangan Jalal, pendidikan   seksual dengan seluruh bagian
            kekerasan seksual.                seksual bisa jadi salah satu cara   tubuhnya harus dihormati, termasuk
               Sementara mengomentari Per-    untuk mendiagnosis perkara nista   oleh perempuan itu sendiri. Secara
            aturan Pemerintah Pengganti Undang-  ini. Pendidikan bisa memposisikan   abstrak, barangkali anjuran menyusun
            Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2016   perilaku secara tepat dan sehat, serta   konsep untuk menghindari kegagalan
            tentang Perubahan Kedua Undang-   tidak  merugikan  orang  lain. Inilah   pemahaman manusia terhadap
            Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang   langkah antisipatif untuk mencegah   seksualitas bisa menjadi langkah awal
            Perlindungan Anak, Jalal menilai,   makin membabi butanya perilaku seks   mencari jalan keluar. n    (eko)

                   Perppu No.1/2016
                        Pasal 82




              (1)   Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana   pernah dipidana karena melakukan tindak pidana
                 dimaksud dalam Pasal 76E dipidana dengan pidana   sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76E.
                 penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling
                 lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak   (4) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud
                 Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)          dalam Pasal 76E menimbulkan korban lebih dari 1
                                                                  (satu) orang, mengakibatkan luka berat, gangguan
                 (Pasal 76E dalam UU No.23/2004: “Setiap orang    jiwa, penyakit menular, terganggu atau hilangnya
                 dilarang melakukan kekerasan atau ancaman        fungsi reproduksi, dan/atau korban meninggal dunia,
                 kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat,     pidananya ditambah 1/3 (sepertiga) dari ancaman
                 melakukan serangkaian kebohongan, atau membujuk   pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
                 anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan
                 perbuatan cabul.”)                            (5)  Selain dikenai pidana sebagaimana dimaksud pada
                                                                  ayat (1) sampai dengan ayat (4), pelaku dapat dikenai
              (2)  Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada   pidana tambahan berupa pengumuman identitas
                 ayat (1) dilakukan oleh orang tua, wali, orang-orang   pelaku.
                 yang mempunyai hubungan keluarga, pengasuh
                 anak, pendidik, tenaga kependidikan, aparat yang   (6)  Terhadap pelaku sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
                 menangani perlindungan anak, atau dilakukan      sampai dengan ayat (4) dapat dikenai tindakan berupa
                 oleh lebih dari satu orang secara bersama-sama,   rehabilitasi dan pemasangan cip.
                 pidananya ditambah 1/3 (sepertiga) dari ancaman
                 pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1).    (7)  Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
                                                                  diputuskan bersama-sama dengan pidana pokok
              (3)  Selain terhadap pelaku sebagaimana dimaksud    dengan memuat jangka waktu pelaksanaan tindakan.
                 pada ayat (2), penambahan 1/3 (sepertiga) dari
                 ancaman pidana juga dikenakan kepada pelaku yang   (8)  Pidana tambahan dikecualikan bagi pelaku Anak.




                                                                         PARLEMENTARIA l  EDISI 138 TH. XLVI - 2016  l  15
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20