Page 31 - MAJALAH 96
P. 31

PENGAWASAN





           korporasi PLN terlihat tidak mampu   atas.                          PLN secara konkret untuk mengurangi
           melakukan penghematan maupun         Usulan kenaikan TTL dari pemerintah   ketergantungan pada BBM sebagai
           pelaksanaan korporasi lainnya. “Apakah   tersebut setidaknya bisa dipahami   tenaga pembangkit. Biaya operasional
           itu juga menjadi kebijakan negara? Kita   bahwa kecenderungan setiap tahunnya   untuk penyediaan BBM bagi
           ingin mempertanyakan kebijakannya   akan terjadi kenaikan angka subsidi   pembangkit PLN selama ini memakan
           PLN kalau begitu apa gunanya Dirjen   listrik yang begitu besar. Dalam APBN-P   anggaran paling besar.
           kelistrikan, apa gunanya Dirjen Energi   2012, tercatat bahwa subsidi listrik   “Kalau TTL dinaikkan,
           Baru Terbarukan dan Konservasi Energy   mencapai Rp 60,47 triliun. Sementara,   konsekuensinya adalah bagaimana PLN
           (EBTKI),”tegasnya.                dalam RAPBN 2013, subsidi listrik   mengurangi in-efisiensi operasionalnya
             Menurutnya, perlu adanya kebijakan   seperti yang disampaikan pemerintah   melalui penggunaan energy-mix untuk
           negara jangan sampai ketidakmampuan   adalah sebesar Rp 78,63 triliun.   pembangkit-pembangkitnya. Seperti
           penghematan akibat beberapa hal   Mengingat semakin tingginya besaran   gas, batubara, bahkan kita punya
           kesulitannya kemudian diadopsi oleh   subsidi litrik, maka usulan kenaikan TTL   sumber panas bumi yang luar biasa
           negara dan dibebankan oleh masyarakat   dinilai realistis.          besar tapi tetap belum bisa diandalkan

                                                                                                                foto: internet/pln.co.id























           Daryatmo Mardianto (F-PDIP)                               petugas sedang melakukan pemeliharaan pemeliharaan Gardu Induk
           pelanggan.                            “Partai Golkar dapat menerima
             Karena itu terkait elektrifikasi,   usulan yang disampaikan pemerintah
           lanjutnya, perlu adanya penertiban   kepada Komisi VII mengenai rencana
           pelanggan, kategorisasi pelanggan   kenaikan TTL sebesar 15%, dengan   foto: internet/pln.co.id
           disamping itu segera dilakukan    catatan bahwa itu hanya berlaku untuk
           penghematan oleh PLN, karena listrik   pelanggan kategori 1300 Kwh ke atas.
           merupakan  lalu dilakukan kebijakan   Karena untuk kategori pelanggan kelas
           negara yang sebaik-baiknya.       bawah, mereka tetap harus mendapat
             Sementara anggota DPR dari Partai   subsidi,” tandasnya.
           Golkar Satya Widya Yudha mengatakan,   Kenaikan TTL sebesar 15%
           Fraksi Partai Golkar menerima usulan   tersebut, kata Satya, nantinya bisa
           pemerintah untuk menaikkan Tarif   diberlakukan secara bertahap dengan
           Tenaga Listrik rata-rata sebesar 15   mempertimbangkan sosial-ekonomi
           persen pada tahun 2013 mendatang.    masyarakat supaya tidak terjadi gejolak.
             Dia menekankan, kenaikan TTL    Pemberlakukan secara bertahap      gardu induk listrik PLN
           pada tahun 2013 tersebut tidak berlaku   kenaikan TTL itu bisa per bulan atau tri   untuk kebutuhan pembangkit karena
           untuk golongan pelanggan kelas bawah,   wulan sehingga dampaknya tidak terlalu   masalah ketidaksesuaian harga jual
           yaitu kategori pelanggan PLN 450 watt   membuat masyarakat shock.   listriknya. Karena itu, kalau TTL naik tapi
           dan 900 watt. Artinya, kenaikan TTL   Namun demikian, Satya juga    porsi penggunaan BBM tetap besar, jadi
           sebesar 15% hanya diberlakukan untuk   menilai bahwa kenaikan TTL tersebut   tidak ada artinya. Subsidi tetap akan
           pelanggan kapasitas sambungan kelas   harus dibarengi dengan upaya dari   membengkak,” jelasnya. (as)


            | PARLEMENTARIA |  Edisi 96 TH. XLII, 2012 |
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36