Page 12 - MAJALAH 102
P. 12
PROLOG
ujuan Nasional Pendidikan seperti termaktub Ia tidak menampik, memang kurikulum harus
dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 dilakukan perubahan tapi tetap harus mengacu
Ttentang Sistem Pendidikan Nasional. adalah kepada UU. Berkaitan filosofi tadi, harus dimuat
terwujudnya system pendidikan sebagai pranata sosial tentang pengembangan kurikulum di dalam UU Sistem
yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan Pendidikan Nasional.
semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi
manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif Kemudian berkaitan dengan kata kelola bahwa
menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. pendidikan kita ini kan diatur oleh banyak departemen,
seperti Kemendikbud dan Kementerian agama, bahkan
Namun tak dapat dipungkiri, beberapa masalah ada 17 departemen kementerian yang mempunyai
masih mewarnai pendidikan kita seperti yang paling lembaga pendidikan.
aktual adalah kisruh UN tingkat SLTA yang tidak
serentak, mahalnya biaya pendidikan, sertifikasi guru, Padahal di dalam UU Sistem Pendidikan Nasional
penyimpangan Biaya Operasional Sekolah, kurikulum itu sudah jelas bahwa pendidikan itu dikelola oleh 1
sebagai ajang uji coba dan kondisi beberapa sekolah sistem yang utuh. Jadi jangan banyak kementerian
yang ambruk. yang mengatur pendidikan. Tetap dibawah naungan
pengelolaan oleh Kementerian Pendidikan dan
Beberapa masalah itu berimplikasi pada berbagai Kebudayaan (Kemendikbud).
sektor kehidupan. Indeks pembangunan manusia
Indonesia selalu tertinggal di kawasan Asean dan juga Meski demikian, diakui Zul, perubahan UU Sisdiknas
Asia. Meski tahun 2011 mengalami kenaikan dibanding belum menjadi prioritas Baleg, namun pihaknya akan
tahun 2010, dari 0,613 menjadi 0,617 dengan posisi terus berjuang sehingga tahun 2014 nanti bisa masuk
peringkat 124 dari 187 negara di dunia.Di tingkat Asean, Prolegnas.
kualitas manusia Indonesia masih dibawah Singapura,
Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand dan Filipina. Menanggapi pertanyaan Parlementaria bagaimana
untuk memajukan pendidikan nasional di Indonesia,
Penyelesaian masalah pendidikan tidak semestinya salah seorang tokoh pendidikan Prof. HAR Tilaar
dilakukan secara terpisah-pisah, tetapi harus ditempuh mengatakan, kita harus kembali kepada jiwa atau
langkah atau tindakan yang sifatnya menyeluruh. ruh UUD 1945. “Jangan terombang-ambing dengan
Artinya, kita tidak hanya memperhatikan kepada paham liberalisme sebab kita bisa dihanyutkan oleh
kenaikan anggaran saja. Sebab percuma saja, jika arus perubahan global dan jangan lupa, perubahan
kualitas Sumber Daya Manusia dan mutu pendidikan global ini juga banyak dikendalikan oleh modal-modal
di Indonesia masih rendah. Masalah penyelenggaraan internasional di belakangnya,” tegasnya.
Wajib Belajar Sembilan tahun sejatinya masih menjadi
PR besar bagi kita. Kenyataan yang dapat kita lihat Oleh sebab itu, lanjut Tilaar, kita harus kembali
bahwa banyak di daerah-daerah pinggiran yang tidak kepada identitas bangsa Indonesia. “ Kita ini bangsa
memiliki sarana pendidikan yang memadai. yang memiliki potensi luar biasa, dibandingkan dengan
bangsa lain. Kita mempunyai tiga modal gede, yaitu
Dengan terbengkalainya program wajib belajar kekayaan alam yang luar biasa, alam dan pulau-pulaunya
sembilan tahun mengakibatkan anak-anak Indonesia yang luar biasa. Yang kedua, kita mempunyai kekayaan
masih banyak yang putus sekolah sebelum mereka budaya yang tidak ada tandingannya dibandingkan
menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun. Dengan dengan bangsa-bangsa yang lain, luar biasa. Ketiga, kita
kondisi tersebut, bila tidak ada perubahan kebijakan mempunyai sumber daya manusia yang melimpah di
yang signifikan, sulit bagi bangsa ini keluar dari masalah- dunia. Kita sudah coba kembangkan secara profesional
masalah pendidikan yang ada, apalagi bertahan pada ke mana anak-anak kita ini,” ungkapnya lagi.
kompetisi di era global.
Untuk itu, kita harus membenahi diri kita sendiri,
Revisi UU Sisdiknas lalu bagaimana memanfaatkan potensi daerah yang
seharusnya sudah mulai diletakkan pada ( Kurikulum
Politisi F-PG Zulfadhli mengemukakan, kita harus Tingkat Satuan Pendidikan). Tiga modal ini luar biasa,
mengkaji ulang secara keseluruhan sistem pendidikan. dan kata Tilaar inilah yang harus kita kembangkan
Pertama, tentang filosofi pendidikan harus disesuaikan melalui pendidikan yang sangat strategis. Sayang
dengan tantangan sekarang. Filosofi yang ada di UU sekali, meskipun dalam UU dikatakan 20% APBN untuk
Sistem Pendidikan Nasional itu kurang memberikan pendidikan, tetapi diakal-akali termasuk gaji guru. “ Itu
tekanan kepada aspek pendidikan karakter. sama aja bohong”. (mp,spy,sf)
12 PARLEMENTARIA EDISI 102 TH. XLIII, 2013