Page 4 - MAJALAH 67
P. 4

ASPIRASI


                                              Tanggapan DPR-RI
                                              Tanggapan DPR-RI
                                              Tanggapan DPR-RI
                                              Tanggapan DPR-RI
               Kami mpaikan permasalahan kepada DPR  Tanggapan DPR-RI             Saya adalah mantan Bupati Jeneponto
            RI terkait dengan surat dakwaan yang dibuat atas  Apa yang disampaikan oleh pelapor adalah  periode tahun 1998 s.d. 2003, menyampaikan
            dasar penyidikan, namun penyidikan yang  adanya tuduhan terhadap diri pelapor yang  permasalahan kepada DPR RI mengenai
            dilakukan adalah berdasarkan adanya laporan  tidak sesuai dengan kejadian yang sebenarnya  penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan
            atau keterangan palsu dari Saudara Ampu  sehingga berakibat dilakukan proses penyidikan  oleh Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan dalam
            Sondang Silaban, sehingga berakibat surat  dan kemudian pada kasus tersebut telah sampai  melakukan fungsi penyidikan atas dugan tindak
            dakwaan yang dibuat oleh Jaksa Penuntut  kepada tingkat penuntutan, isi atau materi surat  pidana korupsi.
            Umum memberatkan bagi pelapor.    dakwaan Jaksa Penuntut Umum adalah bersifat  Kami bersama-sama dengan Drs. Haruna
               Menurut kami fakta atau peristiwa hukum  sangat memberatkan bagi diri pelapor. Saat ini  Rasyid dan H. Sanusi adalah tersangka yang
            yang sebenarnya adalah isteri dari pelapor  terhadap kasus tersebut telah dilakukan  disidik/diperiksa oleh penyidik dari Kejaksaan
            diduga mempunyai hubungan dengan Saudara  persidangan dengan acara pembacaan surat  Tinggi Sulawesi Selatan dalam perkara tindak
            Ampu Sondang Silaban dan beberapa kali  dakwaan tetapi sidang ditunda karena saksi  pidana korupsi penyalahgunaan anggran
            diketahui bahwa gaji dari isteri pelapor telah  pelapor tidak hadir.  pembebasan tanah untuk rencana
            ditransfer ke rekening Saudara Ampu Sondang  Berdasarkan Pasal 156 ayat (2) UU No.8  pembangunan waduk Kelara-Kareloe
            Silaban.                          Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang  Kabupaten Jeneponto Tahun anggaran 2002
               Kami pernah mengupayakan untuk  Hukum Acara Pidana pada intinya bahwa  sebesar Rp. 5.000.000.000; (lima milyar rupiah).
            bertemu dengan Saudara Ampu Sondang  terhadap surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum,  dalam proses penyidikan tersebut
            Silaban, namun akibat dari pertemuan tersebut  terdakwa/penasehat hukumnya dapat  berdasarkan bukti permulaan yang cukup,
            pelapor dilaporkan ke pihak Polres Jakarta Pusat  mengajukan keberatan (yang lazim disebut  pelapor telah ditangkap oleh Asisten Tindak
            atas tuduhan perbuatan tidak menyenangkan  ekspresi atau tangkisan) berupa pengadilan  Pidana Khusus Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan
            dan diancam melalui SMS bahwa pelapor akan  tidak berwenang mengadili perkara, dakwaan  pada tanggal 17 November 2006 sesuai Surat
            dibunuh. Selain itu terdapat bukti visum yang  tidak dapat diterima, atau surat dakwaan harus  Perintah Penangkapan No. Print-576/R.4/Fd.1/
            menurut pelapor adalah aneh karena di luar  dibatalkan, selanjutnya setelah Jaksa diberi  II/2006 dan ditahan sejak tanggal 19 November
            kejadian yang sebenarnya dan bukti visum  kesempatan  menanggapinya  hakim  2006 sampai tanggal 8 Desember 2006 yang
            tersebut diterbitkan oleh Dr. Aria Yudistrira dari RS.  mempertimbangkan keberatan tersebut untuk  diperpanjang selama 40 hari terhitung tanggal 9
            Cipto Mangun Kusumo No.966/TU.FK/VIII/2007  kemudian mengambil keputusan.  Desember 2006 sampai tanggal 18 Januari 2007.
            tanggal 20 Agustus 2007, sesuai dengan laporan  Pasal 156 ayat (2) KUHAP menyatakan jika  Kami merasa keberatan mengenai proses
            dari Polres Jakarta Pusat.        hakim menyatakan keberatan tersebut diterima,  penyidikan yang dilakukan oleh Kejaksaan Tinggi
               Proses hukum selanjutnya dilakukan  maka perkara tersebut tidak diperiksa lebih lanjut,  Sulawesi Selatan, dengan pertimbangan antara
            penyidikan terhadap diri pelapor dan telah  sebaliknya dalam hal tidak diterima atau hakim  lain sebagai berikut:
            diupayakan adanya perdamaian, namun tidak  berpendapat hal tersebut baru dapat diputus  Kejaksaan tidak memiliki dasr hukum yang
            berhasil.                         setelah selesai pemeriksaan, maka sidang  tegas sebagai penyidik dalam kasus korupsi,
               Pada tanggal 2 April 2008, pelapor  dilanjutkan.                karena menurut Pasal 1 ayat (1) KUHAP
            menerima surat pemberitahuan dari Polres  Dengan demikian dapat disimpulkan  menyebutkan bahwa penyidik adalah pejabat
            Jakarta Pusat yang menyatakan bahwa berkas  apabila hakim menerima keberatan dari ekspresi  kepolisian RI atau pejabat pegawai negeri sipil
            perkara sudah P21 dan telah sampai kepada  pelapor maka persidangan tidak dapat  tertentu yang diberi wewenang khusus oleh
            tingkat penuntutan di Kejaksaan. Kemudian  dilanjutkan dan dipersilahkan kepada Jaksa  undang-undang untuk melakukan penyidikan
            pelapor diminta untuk bertamu dengan salah  Penuntut Umum untuk membuat surat  sedangkan kejaksaan bertindak sebagai
            seorang oknum JPU dan dalam pertemuan  dakwaan baru. Sebaliknya jika keberatan dari  penuntut umum, sehingga Kejaksaan tidak
            tersebut terjadi negosiasi, tetapi karena nilai uang  pelapor ternyata tidak dapat diterima oleh hakim  mempunyai kewenangan untuk melakukan
            tidak sesuai dengan jumlah yang diminta oleh  maka sidang dapat dilanjutkan.  penangkapan bahkan penahanan.
            oknum JPU tersebut maka pada hari itu tidak  Disarankan kepada pelapor untuk  a. Keppres No. 86 Tahun 1999 tentang Susunan
            terjadi transaksi dengan JPU. Kemudian kasus  membuat ekspresi yang menyatakan keberatan  Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan RI, bukan
            ditandatangani oleh Kajari.       terhadap materi atau isi surat dakwaan Jaksa  merupakan hukum acara melainkan aturan
               Karena tidak terima dengan perlakuan  Penuntut Umum, namun berdasarkan Pasal 4  internal kejaksaan.
            tersebut maka pelapor melaporkan kembali  ayat (4) Undang Undang No.4 Tahun 2004  b. UU No. 31  Tahun 1999 tentang
            Saudara Ampu Sondang Silaban ke Polda Metro  tentang Kekuasaan Kehakiman menyatakan  Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Pasal 27
            Jaya atas perbuatannya tidak menyenangkan  bahwa segala campur tangan dalam urusan  tidak dapat dijadikan sebagai dasar hukum bagi
            serta ancaman melalui SMS dan membuat  peradilan oleh pihak lain diluar kekuasaan  kejaksaan berwenang sebagai penyidik karena
            laporan palsu.                    kehakiman dilarang, kecuali dalam hal-hal  Pasal tersebut telah dicabut oleh Pasal 71 UU No.
               Pada tanggal 22 Mei 2008, pelapor  sebagaimana disebut dalam Undang-Undang  30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan
            menghadiri persidangan dengan acara  Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.  Tindak Pidana Korupsi.
            pembacaan dakwaan, menurut pelapor bahwa  Dengan demikian DPR RI tidak berwenang  c. Pasal 26 UU No. 31 Tahun 1999 tentang
            surat dakwaan tersebut sangat tidak sesuai  untuk mencampuri proses peradilan yang  Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, hanya
            dengan kejadian yang sebenarnya dan sangat  tengah dilakukan.      menyebutkan “penyidikan” dan tidak mengacu
            memberatkan pelapor. Kemudian sidang                               langsung kepada kejaksaan sehingga tidak
            ditunda karena saksi pelapor tidak hadir.  Keberatan Sikap Penyidik Kejati Sulsel Dalam  dapat ditafsirkan bahwa kejaksaan berwenang
                                              Melakukan Fungsi Penyidikan      sebagai penyidik.
            Hormat Kami,                                                       d. Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan secara
            DR. Ir. Baharuddin Baso Tika, MS  Kepada Yth.                      tidak sah melakukan pengkapan, penahanan,
            Jl. Flamboyan B4 No.10, Meruya Utara,  Bapak Ketua DPR RI          penggeledahan, dan penyitaan atas diri dan
            Jakarta Barat                     Gedung DPR RI
                                                                               harta benda pelapor karena dilakukan tanpa
                                              Dengan Hormat,                   perintah tertulis oleh kekuasaan yang sah dan

            4       PARLEMENTARIA TH. XXXIX NO. 67
   1   2   3   4   5   6   7   8   9