Page 12 - MAJALAH 124
P. 12
LAPORAN UTAMA
niat jahat, apa itu yang dimaksud. lihat saat pelantikan Presiden di
Tentu tidak. Gedung ini, lumpuh itu yang na
manya pamdal dan polisi. Kita
Yang dimaksud dengan jauh dari seolah tamu di rumah sendiri, itu
rakyat adalah akses kepada rakyat. ngaco. Kalau Presiden mau ma
Misalnya buruh ingin menuntut ke suk ke DPR pengawal Presiden
naikan upah, lalu kita tolak, itu na saja, tidak bisa mereka menguasai
manya jauh dari rakyat. Sekarang gedung DPR seolaholah bagian
ada buruh menuntut kenaikan upah, mereka. Mereka itu pengamana
kita fasilitasi. Petani mau datang, eksekutif, seharusnya pengamanan
kita persilahkan dan diharapkan legislatif.
dengan agreement atau perjanjian,
di negara lain begitu, bisa tertib. Bagaimana pengamanan DPR se
lama ini ?
perlu dipersenjatai? DPR adalah rumah rakyat, gedung
sebagai representasi rakyat, tidak Makanya sekarang ini pengamanan
Itukan sesuai kebutuhan. Jadi apa sih boleh menolak rakyat. Tapi rakyat DPR harus diaudit, kita lebih profe
yang perlu diamankan. Sekarang ini yang mana, rakyat yang tentu mau sionalkan, makanya kita berharap
orang masuk, siapa saja yang boleh membawakan aspirasi, bukan rak termasuk Pamdal outsourcing ka
masuk ke gedung ini. Di luar nege yat yang mau jualan atau kepenti lau mau bergabung kita seleksi dan
ri sangat selektif, di semua negara ngan lain, mau proyek, mau nipu diberi kesempatan prioritas untuk
Gedung Parlemen itu sangat selek dan macammacam. bergabung, menjadi pegawai DPR,
tif, hanya orangorang yang mem bukan pegawai PT Outsourcing itu.
punyai kepentingan dan semuanya Apakah sudah waktunya regulasi
dengan perjanjian. Tidak bisa sem pengamanan Gedung ini? Membentuk Polpar dengan men
barang orang masuk ke gedung gubah sistem dan personil perlu
DPR. Apalagi mau jual parfum, jual Kita mau menyempurnakan yang waktu?
batik, jualan yang lainlain. sudah ada ini. Saya kira penyem
purnaan, inovasi itu sangat diperlu Saya kira bisa cepat kalau mau, apa
Bagaimana kalau jual parfum ter kan kalau kita mau maju. Kalau kita susahnya wong kita cuma yang
nyata orang itu infiltran, penyusup. nggak mau maju yang beginibegini menentukan. Kalau mau kita bisa
Atau jual batik tapi sebetulnya in saja, menghabiskan waktu dan ti lakukan. Sekarang, masak pen
forman dari mana, ini berbahaya. dak ada kemajuan. Semua kemajuan gamanan DPR outsourcing 300
Disini system pengamanan terlalu didapat dari inovasi. Keberanian orang, itu dimana logikanya. Ha
longgar. Kalau ada masyarakat yang untuk mengambil langkahlangkah rusnya pegawainya yang lebih be
menyampaikan aspirasi kita terima. perubahan, yang baik kita teruskan sar. Ini kan aneh, ada yang men
Bahkan kalau mau demo kita akan dan kurang baik kita tinggalkan. gambil keuntungan disitu dan juga
siapkan tempat khusus untuk de merugikan pegawai outsourc
montrasi. Teratur, ini pengamaman Apakah ide polpar ini untuk du ing karena tidak ada kepastian
secara menyeluruh, pengamanan kung mewujudkan Parlemen Mo hanya kontrak.
kepada gedung, juga pada anggota dern?
yang pada keadaan tertentu perlu, Harapan anda dengan adanya Pol
terkait ancaman apalagi fisik. Itu Memang iya, menuju parlemen par?
kan bisa dan perlu juga. modern. Misalkan presiden ke DPR,
bukan Paspampres yang kuasai ge Lebih profesional, remunerasinya
Benarkah adanya polisi parlemen dung DPR, tapi pengamanan DPR. lebih baik, mendapatkan seragam
(polpar) akan jauhkan dari rakyat? Presiden datang kesini bukan Pas sehingga DPR secara kelembagaan
pampres yang mengamankan tetapi betulbetul bisa berwibawa. Nggak
Nggak bisa dong, kalau ada orang pengamanan DPR, sebab disini bu bisa pengaman instansi lain masuk
jualan lalu tidak dibolehkan, apa itu kan ruang lingkup Paspampres tapi masuk ke sini, misalkan Paspam
yang dimaksud dengan jauh dari pengamanan DPR dan polisi par pres, KPK atau polisi, nggak bisa
rakyat. Itu contoh. Kalau ada orang lemenlah yang melakukan itu. mereka harus melalui pengamanan
bisa seenaknya masuk ke DPR tapi DPR polpar. (mp) Foto: Andri, Denus/
tidak jelas keperluannya apalagi ada Presiden disini tamu. Saya me Parle/HR
12 PARLEMENTARIA EDISI 124 TH. XLV, 2015