Page 18 - MAJALAH 112
P. 18

LAPORAN UTAMA


           D          emikian ditegaskan anggota DPR Hajrianto  uang,  tandas Hajrianto, maka anggota DPR yang terpi ih
                                                                                                           l
                      Y Thohari dalam perbicangannya dengan  nantinya akan mempengaruhi  legitimasi DPR sebagai
                      Parlementaria menanggapi  pelaksanaan  lembaga tinggi negara. Seharusnya ada pelaku poli-
                      pemilu legislatif 9 April lalu.
                                                            tik uang yang ditangkap dan diproses hukum, dengan
                       Meski berjalan lancar dan aman, na-  demikian tidak ada persepsi umum yang menyatakan
                                                            bahwa semua caleg melakukan politik uang.
          mun menurut Wakil Ketua MPR ini, pada pemilu 2014
          ini praktek politik uang lebih massif dan lebih terbuka.   Contoh kasus kejadian penemuan uang Rp 510 juta di
          Tidak seperti pada pemilu 2009 yang relatif tertutup  Kabupaten Gunung Kidul Jogjakarta pada masa tenang
          atau diam-diam.                                   pemilu legislatif,  namun tidak dibawa ke ranah hukum.
                                                            Padahal polisi saat itu menemukan bukti berupa atribut
           Menurutnya, ada tiga faktor penting mengapa poli-  partai berikut tiruan nama surat suara dari Dapil Yog-
          tik uang kian merajalela.  Yang pertama sistem pemilu  yakarta.
          yang terlalu personal dengan proporsional terbuka.
          Sistem ini memaksa politikus bersaing meraih suara ter-  Politik uang  menurut pengamatan Pimpinan MPR dari
          banyak dengan menghalalkan segala cara. Persaingan  FPG ini, juga terjadi karena rentang waktu penghitu-
          tidak hanya terjadi antar partai tapi juga antar caleg di  ngan suara yang panjang dan birokratis. Seharusnya
          internal partai,  maka kemenangan partai menjadi no-  alur birokrasi bisa dipotong dan dipersingkat untuk
          mer dua, yang utama adalah caleg itu sendiri.     mengurangi resiko kecurangan antara caleg dengan
                                                            “mafia” penghitungan suara. Kalau bisa ke depan proses
           Faktor kedua ialah kondisi rakyat yang miskin dan  penghitungan suara dari TPS langsung dikirim ke Kabu-
          pendidikan masyarakat yang rendah sehingga me-    paten.
          mungkinkan terjadinya politik uang dengan negosiasi
          terbuka.  “Contohnya di Dapil saya sendiri, berdasarkan   “ Saya sendiri ditawari langsung sama “mafia” tersebut
          informasi tim sukses, suara saya banyak berkurang dari  dan dijanjikan bisa lolos ke Senayan dengan menyetor-
          tingkat TPS hingga di Kelurahan. Padahal satu (1) Dapil  kan dana 300juta. Jika gagal pun, maka si mafia terse-
          bisa terdiri dari ratusan TPS,” katanya.          but bersedia mengembalikan dana tersebut sebesar
                                                            200juta,” ia menjelaskan.
           Karena itu, partai politik harus bertanggung jawab
          akan gagalnya mengelola kader yang mestinya mela-   Perlu Turun Tangan
          wan segala bentuk politik uang. Partai harus turun
          mesin, jika tidak dilakukan perbaikan perilaku internal   Saat ditanyakan, apakah Presiden perlu turun tangan
          bisa tercipta delegitimasi parlemen di masa yang akan  atau mengambil langkah-langkah menyikapi maraknya
          datang. Selain itu harus ada tindakan tegas dari Pan-  politik uang dalam pemilu legislatif ini, dengan tegas
          waslu, Bawaslu dan DKPP serta KPU selaku penyeleng-  Hajrianto mengatakan, Presiden perlu mengundang
          gara. Mereka (Bawaslu) selalu berdalih bahwa praktek  KPU, Bawaslu, DKPP serta pimpinan lembaga tinggi
          politik uang itu seperti kentut, baunya menyengat tapi  negara untuk mencari solusi terbaik agar jangan sam-
          tidak kelihatan bentuknya atau mereka mengistilahkan  pai hasil pemilu 2014 ini menghasilkan delegitimasi
          secara hukum sulit dibuktikan.                    parlemen. Kondisi ini sudah sangat memprihatinkan
                                                            dan mengkhawatirkan, tidak saja akan bisa mendele-
           Tanpa penanganan hukum terhadap praktek politik  gitimasi parlemen tetapi juga mencederai demokrasi se-
                                                            bab harapan kita pemilu makin lama makin demokratis,
                                                            dewasa, bermartabat dan bermuara pada peningkatan
                                                            kualitas kehidupan dan demokratisasi kita.

                                                              Kembali pada praktek politik uang yang sudah mem-
                                                            budaya ini, kata Hajrianto, praktek politik uang di nega-
                                                            ra kita tidak bisa dilepaskan dengan budaya masyara-
                                                            kat dalam berdemokrasi pada tataran paling rendah
                                                            seperti ketika pemilihan kepala desa. Selalu ada acara
                                                            pesta, makan-makan dengan kandidat kepala desa lalu
                                                            keesokan harinya sebelum proses pemilihan terjadi juga
                                                            serangan fajar dalam bentuk pembagian uang secara
                                                            langsung dan terbuka.
                                                              “Nah budaya seperti itulah yang kemudian terbawa
                                                            pada pemilu legislatif 2014 ini. Mau jadi kepala desa
                                                            saja mereka bisa bagi-bagi uang, masa yang mau jadi
                                                            Bupati atau anggota DPR gak bagi-bagi uang. Pemaha-


          18  PARLEMENTARIA  EDISI 112 TH. XLIV, 2014
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23