Page 23 - MAJALAH 112
P. 23
yang benar. Memang agak cape, ya enggak apa-apa. Manual vote masih tetap bisa diterapkan, asalkan
Yang penting datanya ada. Kalau dulu banyak caleg ti- penghitungannya menggunakan E-Count yang bisa
dak mengerti kehilangan suara. Dia enggak punya data diakses semua pihak. Jadi usai pencoblosan, hasil su-
pembanding. Sementara yang ditetapkan KPU, bisa jadi ara langsung masuk ke sistem E-Count. Dengan begitu
data yang sudah berubah. Tapi, human error sekarang tidak adalagi kecurangan dalam penghitungan suara
mudah-mudahan lebih sedikit. yang selama ini biasa terjadi. Sekali lagi, E-Vote belum
bisa diterapkan. Tapi, E-Count bisa diterapkan. (mh) foto:
Apa penilaian Anda terhadap para penyelenggara andri/parle/hr.
pemilu kali ini?
Sekali lagi dari sisi kualitas,
Kalau kita bicara tentang penyelenggara pemilu
ada dua; kualitas dan independensi. Kalau kita bicara anggota KPU 2014 no down.
l
penye enggara pemilu di tingkat pusat dari sisi kualitas Mereka adalah orang-orang
no down. Mereka orang yang punya pengalaman dan
kua itas. Inilah yang membedakan dengan KPU sebe- yang paham menyelenggarakan
l
lumnya. Dulu, kita tidak tahu ada orang yang sama
sekali tidak paham pemilu, tiba-tiba terpilih. Itulah yang pemilu. Tapi, pertanyaan
terjadi di KPU 2009. besarnya bagaimana dari sisi
Sekali lagi dari sisi kualitas, anggota KPU 2014 no down. independensi? Nah, dari sisi ini
Mereka adalah orang-orang yang paham menyeleng- akan kelihatan pascapemilu.
garakan pemilu. Tapi, pertanyaan besarnya bagaimana
dari sisi independensi? Nah, dari sisi ini akan kelihatan
pascapemilu. Apakah KPU sekarang akan menghadirkan
lagi orang seperti Anas Urbaningrum dan Andi Nurpati.
Keduanya setelah sukses jadi penyelengga ra pemilu, di-
rekrut oleh partai pemenang. Andi Nurpati jadi caleg De-
mokrat. Juga ada mantan anggota Bawaslu Agustiani Tio
Fredelina Sitorus jadi caleg PDIP. Jadi, sebenarnya PDIP
juga merekrut orangnya dari Bawaslu.
Nah, apakah fenomena Anas Urbaningrum, Andi Nur-
pati, dan Agustina Tio Fredelina Sitorus, akan terjadi lagi
apa tidak? Nanti usai pemilu ada pergantian pengurus
partai politik. Biasanya partai politik akan menggelar
Munas dan kongres untuk memilih pemimpin yang
baru. Kita akan melihat, tidak saja di pusat tapi juga di
daerah-daerah. Banyak sekali caleg yang berasal dari
komisoner. Mereka direkrut karena sudah pengalaman
jadi penyelenggara pemilu dan punya jaringan. Mudah-
mudahan hal itu tidak terjadi saat ini. Kalau terjadi, ya
sudah berarti dari tahun ke tahun kita hanya menghasil-
kan penyelenggara pemilu yang tidak independen.
Bagaimana dengan E-Vote, apakah sudah
bisa diterapkan?
Di Indonesia E-Vote belum bisa
diterapkan. Di Amerika saja tidak
semua negara bagian mener-
apkan E-Vote. Di Jerman malah
dinilai inkonstitusional. Per-
soalannya di Indonesia masih
sulit menerapkannya, apalagi
bila harus diterapkan di dae-
rah-daerah terpencil yang pen-
duduknya tidak pernah ber-
sentuhan dengan teknologi.
PARLEMENTARIA EDISI 112 TH. XLIV, 2014 23