Page 24 - MAJALAH 112
P. 24
LAPORAN UTAMA
Menelisik
Kecurangan
Pemilu
sai pemilu legislatif digelar, bentuk ke-
curangan pun diumbar. Dari serangan
fajar hingga kolusi terpapar. Kecurangan
jadi tontonan. Para caleg petahana me-
Ungungkap satu per satu bentuk kecuran-
gan yang terjadi. Setidaknya inilah yang direkam oleh
dua anggota DPR RI yang maju kembali menjadi caleg
di dapilnya masing-masing.
Adalah Nurul Arifin dan Achsanul Qosasih. Keduanya
membuka temuan kecurangan yang ditemuinya saat
hari pencoblosan. Transaksional sangat terbuka diper-
tontonkan. Politik uang masih membudaya. Kelak, bu-
tuh aturan kuat yang mengikat semua pihak, baik caleg, Nurul Qomaril Arifin.
penyelenggara pemilu, dan masyarakat sendiri.
PPS. Formulir C1 yang diserahkan PPS tidak berholo-
Nurul Arifin caleg Partai Golkar yang bertarung di gram. Yang diberikan justru hanya berupa fotokopi.
dapil Jawa Barat VII (Karawang, Purwakarta, Bekasi) Utak-atik angka perolehan suara untuk oknum caleg
mengungkap temuannya di hadapan para wartawan curang dilakukan di atas fotokopi formulir C1 tersebut,
DPR RI, akhir April lalu. Anggota Komisi II DPR RI ini karena sudah ada transaksi. Tanda tangan saksi TPS di-
berbagi catatan kritis kepada pers menyangkut penye- palsukan. Ini semua dimaksudkan agar tidak bisa men-
lenggaraan pemilu 2014. Pertama, banyak caleg mem- jadi alat bukti, ketika ada pengaduan kecurangan. C1
buka ruang kolusi dengan penyelenggara pemilu. Ini fotokopi dan tidak berhologram tidak bisa dijadikan alat
dilakukan jauh sebelum hari pencoblosan. Para caleg bukti di pengadilan.
mendekati penyelenggara pemilu, baik di tingkat PPS,
PPK, maupun panitia di kabupaten. Di tingkat PPK, rekap suara yang disetor tidak disertai
kotak dan surat suara. Bahkan kotak suara dimusnah-
Kedua, sambil berkampanye, banyak oknum caleg kan, agar tak ada alat bukti. Sepanjang para caleg jujur
sudah memesan suara dengan kontrak politik. Tawar- tidak menempatkan saksi di PPS dan PPK, kecurangan
menawar harga lumrah terjadi untuk mendogkrak suara begitu mudah terjadi. Nurul juga mengungkapkan, an-
agar terpilih melenggang ke Senayan. Ada oknum yang gka golput boleh jadi menurun. Penyebabnya bukan
membantu di PPS, PPK, kabupaten, bahkan provinsi un- karena alasan politis, tapi surat suara tersisa yang ti-
tuk menaikan perolehan suara caleg tertentu. Ada tran- dak terpakai dicoblos oleh petugas TPS atau PPS untuk
saksi yang disepakati dengan penyelenggara pemilu. memenangkan oknum caleg tertentu. Dengan begitu,
Uang kontrak ada yang dikemblikan ada pula yang ti- tingkat partisipasi masyarakat terkesan tinggi.
dak, bila suara yang didongkrak itu tidak cukup menja-
dikannya wakil rakyat. “Ini perang sadis, vulgar, dan brutal. Lawan kami bu-
kan dari partai lain, melainkan kawan sendiri,” nilai Nu-
Masih menurut temuan Nurul, ada yang memperjual- rul. Tim pemenangan Nurul yang memantau di lapan-
belikan formulir C6 yang berisi daftar pemilih. Tentu gan mendapati banyak amplop bertebaran di dapilnya.
saja tujuannya untuk memanipulasi suara. Dan temuan Nurul yang berusaha jujur dalam setiap kali kampanye
terakhir, ada banyak peredaran uang di malam sebelum politik, prihatin melihat realitas kontestasi di dapilnya.
pencoblosan. Dalam istilah Nurul, “bom uang” yang Persaingan keras dan kotor bukan dari partai lan, justru
menggempur setiap rumah penduduk di malam hari. dari internal partainya sendiri. Tentu ini menjadi ironi.
Kecurangan masih berlanjut pasca pencoblosan di Wakil Sekjen Partai Golkar itu, sempat ditawari mela-
24 PARLEMENTARIA EDISI 112 TH. XLIV, 2014