Page 57 - MAJALAH 117
P. 57
menawarinya menjadi caleg adalah distrik dan proporsional tertutup peduli pada dunia pendidikan.
Suhud Warnaen Wakil Gubernur menjadi perdebatan menarik dalam
Jabar. Ketika itu Golkar mengenal menentukan sistem Pemilu yang Pada Pemilu 2014 ini, Popong ter-
jalur A, B, dan C. Jalur A untuk tepat untuk Indonesia. Popong pilih lagi untuk periode keduanya
ABRI, B untuk birokrat, dan C di luar sangat setuju sistem distrik, tapi tak secara berturut-turut di era refor-
birokrat dan ABRI. Saat tawaran ada satu pun yang mendukungnya. masi, setelah sebelumnya di masa
caleg disampaikan, suami Popong Sistem proporsional tertutup ORBA pernah tiga periode pula se-
sudah wafat. yang biasa diterapkan selama cara beruntun menjadi anggota DPR
Pemilu Orba, itulah akhirnya yang RI. Separuh hidup Anggota Dewan
Dengan modal sosial yang tinggi disepakati. Penyantun UNPAD dan anggota
karena sudah dikenal luas oleh ma- MWA UPI ini, berada di panggung
syarakat, akhirnya ia terpilih menjadi Dalam perjalanan Pemilu kemu- politik.
anggota DPR untuk pertama kalinya dian, sistem proporsional tertutup
tahun 1987. Setelah resmi menjadi diubah menjadi proporsional terbu- Bagi Popong, politik menjadi
anggota DPR, Popong lalu ditem- ka. Menurut Popong, sistem ini bila wahana pengabdiannya kepada
patkan di Komisi VIII yang waktu dianalogikan seperti manusia yang masyarakat. Dalam menghabiskan
itu membidangi peranan wanita. tidak jelas kelaminnya, perempuan usia senjanya ini, Popong bertekad
Lima tahun kemudian pada Pemilu bukan lelaki juga bukan. untuk melaksanakan tugasnya di
1992, kembali terpilih dan duduk di
Komisi IX yang membidangi pendi- Pasca reformasi Popong justru
dikan. Selanjutnya, pada Pemilu di istirahat sejenak dari hiruk pikuk
masa akhir Orde Baru tahun 1997, panggung politik selama 10 tahun.
Popong terpilih lagi dan berkiprah Memasuki Pemilu 2009, barulah
di Komisi II. ia kembali ke Senayan. Waktu itu
Popong ditempatkan di Dapil Jawa
Ketika gelombang reformasi mulai Barat I (Kota Bandung dan Cimahi)
mewarnai politik Indonesia, Popong yang persaingannya sangat ketat.
menyaksikan betul perubahan yang Mereka yang tak memiliki modal
terjadi dari gedung DPR. Ia sempat sosial tinggi, sulit mendulang suara
tak pulang selama 3 hari, karena di sini. Dan Partai Golkar mendapat
gedung DPR dikepung demonstran satu kursi lewat suara yang diraih
yang menuntut perubahan. Popong sebanyak 25.260.
Bahkan, sebagai anggota Komisi II
DPR, ia pernah menerima delegasi Setelah resmi dilantik kembali
demonstran yang dipimpin Amien menjadi anggota DPR RI, peraih
Rais. Popong mengkritik Amien Doctor Honoris Causa bersama
yang terlalu dominan menggunakan dengan Jusuf Kalla dari Universitas
bahasa asing saat menyampaikan Pendidikan Indonesia (UPI) tahun
aspirasinya. 2012 itu, duduk di Komisi X yang
membidangi pendidikan. Bicara
Popong ingin semua orang dunia pendidikan, ada kritik Popong
menghormati institusi DPR dengan pada pendidikan anak usia dini. Bagi Popong,
menggunakan bahasa Indonesia Saat ini, katanya, anak TK dipaksa politik menjadi wahana
yang baik dan benar. Selain itu, belajar membaca dan menulis. pengabdiannya kepada
Popong juga menolak pembubaran Padahal itu sangat tidak baik bagi
PKK dan Dharma Wanita yang perkembangan anak. Usia 5 tahun masyarakat. Dalam
menjadi bagian dari tuntutan merupakan usia emas (golden age) menghabiskan usia
reformasi. Ia menentang keras, bagi perkembangan anak. senjanya ini, Popong
karena selama ini tak ada bukti
bahwa dua organisasi kewanitaan “Seorang manusia akan menjadi bertekad untuk
itu merugikan masyarakat. Justru sarjana atau durjana bergantung melaksanakan tugasnya
para pengurusnya bekerja secara pada sentuhan di usia emasnya 05
sukarela. tahun. Seharusnya anak-anak tidak di DPR dengan sebaik–
boleh dipaksa belajar menulis dan baiknya. Selaku kader
Di masa transisi, ketika UU Pemilu membaca. Harus atas kemauan Golkar, dia juga punya
tahun 1999 masih dirumuskan, sendiri, karena nanti mereka malah
Popong ikut mengarsitekinya. Ia menjadi trauma sehingga akhirnya motto: “Yang muda yang
satu-satunya anggota wanita dalam tidak suka membaca dan menulis,” berkarya, yang tua tetap
Pansus tersebut. Antara sistem paparnya. Popong tampak begitu berkarya”.
PARLEMENTARIA EDISI 117 TH. XLIV, 2014 57