Page 56 - MAJALAH 117
P. 56
ada beban baginya bersosialisai
dengan banyak kalangan lewat
organisasi. Dengan begitu, ia
sangat dikenal di tengah masyarakat
Bandung. Tercatat hingga kini
ia aktif di sekitar 36 organisasi.
Namun yang langsung dia pimpin
adalah organisasi Pasundan Istri,
Balai Perguruan Putri, dan Forum
Pembaruan Kebangsaan.
Bahkan, sejak 1983 sampai seka-
rang, Popong aktif sebagai koordi-
nator keluarga asuh para perwira
siswa negara-negara sahabat yang
sedang menuntut ilmu di Sesko TNI,
Seskoad, Seskoau, dan Sespimpolri.
Para perwira tersebut berasal dari
Amerika, Australia, Brunei, Filiphi-
na, India, Kamboja, Kanada, Korea
Selatan, Malaysia, Nigeria, Pakistan,
Papua Nugini, RRC, Singapura, Thai-
land, Timor Leste, dan Vietnam .
Menjadi Politisi
Dunia politik bagi Popong sudah
tak asing. Sejak masih remaja,
ketika duduk di SMA, Popong
sudah mengikuti Pemilu pertama di
Indonesia tahun 1955. Ketika itu ia
memilih PARKI (Partai Kebangsaan
Indonesia) yang merupakan partai
lokal. Memasuki Pemilu pertama di
era Orde Baru tahun 1971, Popong
juga telah aktif berpolitik. Ketika itu
ia sudah bergabung dengan Golkar.
Bahkan, pada Pemilu 1971, sempat
FKIP sendiri merupakan cikal bakal ini. Memasuki perkuliahan tingkat ditawari menjadi calon anggota
IKIP Bandung, yang kini menjadi 2, tahun 1960, Popong menikah DPR RI, namun ia tolak karena harus
Universitas Pendidikan Indonesia dengan seorang Komandan mendampingi suaminya sebagai
(UPI). Karena darah guru mengalir Batalyon Siliwangi, Mayor Otje Wali Kota Bandung. Sang suami,
deras pada diri seorang Popong, Djundjunan. Otje Djundjunan sudah diangkat
dunia pendidikan jadi lekat dengan menjadi Wali Kota Bandung dan
dirinya. Maklum, ayah dan ibunya Ketika itu, tak masalah mengikuti Popong juga sudah dikaruniai empat
adalah seorang guru. Kuliah di perkulihan sambil berumah tangga. anak yang masih kecil-kecil.
keguruan UNPAD baginya sangat Popong sempat cuti kuliah beberapa
menyenangkan. Di FKIP, Popong tahun. Saat sudah dikaruniai anak Ia harus berkonsentrasi menjadi
menekuni studi Sastra Sunda. pun, Popong tetap bisa mengikuti first lady di Kota Bandung. Kondisi
perkuliahan. Dan anaknya bisa ia waktu itu tak memungkinkan bagi
“Saya suka sastra. Akhirnya titipkan di asrama putri kampusnya. pendiri Sekber Golkar di Bandung
saya masuk sastra daerah, karena Bahkan, ia tetap bisa berorganisasi ini, meninggalkan Kota Bandung
memang ibu Sunda, ayah Sunda, dengan baik di kampusnya. Popong untuk berkiprah di Jakarta menjadi
dan ada di lingkungan Sunda. Rasa menyelesaikan studi sastra di Anggota DPR RI.
cinta kepada budaya Sunda sangat UNPAD pada 1982.
tinggi. Makanya, mengambil jurusan Memasuki Pemilu 1987, barulah
bahasa daerah,” imbuh pengurus Semasa aktif kuliah dan berumah Popong mau menerima tawaran
Senat Ikatan Mahasiswa Bandung tangga, ia rajin berorganisasi. Tak menjadi caleg. Ketika itu yang
56 PARLEMENTARIA EDISI 117 TH. XLIV, 2014