Page 13 - MAJALAH 82
P. 13

LAPORAN  UTAMA




                            ...               leran yang melekat selama perjalanan   pelanggaran  terhadap  aturan  perun-
                Masukan  dari  LSM  seperti  ICW   dinas berlangsung. Anggota DPR se-  dang-undangan  berarti  pelanggaran
            dan  PSHK  itu  diantaranya  tentang   harusnya mempertimbangkan kepan-  kode etik,” tegas Nudirman.
            masalah integritas. Dalam pasal 3 ayat   tasan  mengikutsertakan  keluarga,   Kabar  baik  juga  disampaikan
            4  kode  etik  perlu  ditambahkan  peri-  karena sulit untuk menghindarkan ke-  Ali Maschan Moesa anggota BK dari
            ode atau jangka waktu dalam pelapo-  beradaan  keluarga  dari  konsekuensi   Fraksi  Kebangkitan  Bangsa  terkait
            ran  harta  kekayaan,  misalnya  setiap   penggunaan fasilitas keprotokoleran.  pemahaman keluarga dalam bab ter-
            setahun sekali. Terkait gratifikasi pada   Sementara  anggota  Fraksi  Par-  kait konflik kepentingan. Dalam kon-
            pasal 3 ayat 6 perlu pengaturan yang   tai  Golkar  Basuki  Tjahaja  Purnama   sinyering  terakhir  masukan  dari  LSM
            lebih detail.                     mengusulkan  ketentuan  pembuktian   untuk  memperluas  makna  keluarga
                Mengenai  objektifitas  BK  dinilai   terbalik diakomodir dalam kode etik.   dapat  diterima.  “Jadi  yang  dimaksud
            perlu  memperjelas  tentang  “peng-  Baginya  ini  menunjukkan  keseriusan   keluarga bukan hanya istri, suami dan
            gunaan jabatan” misalnya tidak boleh   DPR  dalam  memberantas  korupsi,   anak tapi diperluas sampai derajat 3
            berbicara  ataupun  berpendapat  ter-  apalagi  Indonesia  sudah  meratifikasi   kesamping,  bisa  cucu,  dan  saudara
            kait  dengan  atau  dapat  mempenga-  UNCIC, melalui UU no. 7 tahun 2006.  lainnya,” jelas guru besar IAIN Sunan
            ruhi proses peradilan yang ditujukan   Menangggapi hal ini Wakil Ketua   Ampel ini.
            untuk  kepentingan  diri  sendiri  atau   BK,  Nudirman  Munir  mengigatkan   Masukan  lain  untuk  melarang
            pihak lain, temasuk dalam kasus yang   kode  etik  DPR  disusun  selaras  de-  anggota  keluarga  ikut  serta  dalam
            bersangkutan.                     ngan  UU.  Gratifikasi  dan  pelaporan   kunjungan  kerja  belum  dapat  diteri-
                Hal lain yang dikritisi adalah ten-  kekayaan sudah diatur dalam UU ten-  ma.  Ia  menyebut  keikutsertaan  istri
            tang akuntabilitas, dalam pasal 5 ayat   tang Tipikor. Namun memperhatikan   atau  anak,  dalam  kunjungan  kerja
            1  disebutkan  anggota  DPR  RI  ber-  aspirasi  yang  masuk,  pengulangan   bisa dianggap bagian dari budaya In-
            tanggung  jawab  atas  keputusan  dan   akhirnya  jadi  pilihan.  Pada  bagian   donesia  sebagai  upaya  membangun
            tindakan yang diambil dalam rangka   Objektifitas  pasal  4  ayat  4  rumusan-  interaksi  sesama  anggota  keluarga,
            menjalankan tugas dan wewenangnya   nya  menjadi  ;  anggota  DPR  RI  tidak   dengan  catatan  tidak  mengganggu
            demi  kepentingan  negara.  Bagi  ICW   diperkenankan   melakukan   hubu-  kinerja  anggota  dan  dengan  biaya
            dan PSHK hal ini sulit diterapkan kare-  ngan dengan Mitra Kerjanya dengan   pribadi.
            na anggota DPR bertanggung jawab   maksud  meminta  atau  menerima       Pengamat  kebijakan  publik  dari
            kepada fraksi. Dua LSM ini juga me-  gratifikasi  atau  hadiah  untuk  kepen-  UI Andrinov Caniago juga tidak mem-
            minta agar dalam kode etik ditegas-  tingan atau keuntungan pribadi, kelu-  permasalahkan  itu.  “Yang  penting
            kan  tentang  kewajiban  menyampai-  arga dan/atau golongan.         keikutsertaan  keluarga  tidak  meng-
            kan  kinerja  kepada  masyarakat  atau   Sedangkan  aturan  pembuktian   ganggu,  karena  itu  bisa  positif  bisa
            konstituen.                       terbalik  sejauh  ini  menurut  undang-  negatif. Bisa saja orang lebih nyaman,
                Input lain dalam kode etik hen-  undang hanya diterapkan pada kasus   konsentrasi apabila ada anggota ke-
            daknya  tegas  diatur  soal  pelarangan   pencucian  uang,  bukan  pada  proses   luarga,” imbuhnya. Baginya kode etik
            perjalanan  dinas  mengikutkan  ang-  pembuktian kekayaan. “Kode etik di-  DPR itu cukup mengatur hal-hal dasar,
            gota keluarga walaupun dengan biaya   susun tidak bertentangan dengan UU   masalah prinsipil tetapi dapat segera
            sendiri. Alasannya fasilitas keprotoko-  yang  ada,  kita  juga  tegaskan  setiap   dimengerti umum. (iky,tt)



                                                                                  Daftar Pemberi Masukan
                                                                                  Kode Etik DPR RI

                                                                                  1.  Fraksi PAN DPR RI
                                                                                  2.  Basuki Tjahaja Purnama
                                                                                      anggota FPG DPR RI
                                                                                  3.  Pusat Studi Hukum dan
                                                                                      Kebijakan – PSHK
                                                                                  4.  Indonesia Corruption Watch
                                                                                      – ICW
                                                                                  5.  Lingkar Madani untuk
                                                                                      Indonesia – LIMA

                                                                                  Sumber : Sekretariat BK DPR RI





                                                                                                                                                                                                                                         1
            1                                                                                                                                                                                           | PARLEMENTARIA  |  Edisi 82 TH. XLII, 2011 | 1

                                                                                                                                                                                                                  ARIA |
                                                                                                                                                                                                                             TH. XLII, 201 |
                                                                                                                                                                                                        |
            1  | PARLEMENTARIA |  Edisi 82 TH. XLII, 2011 || PARLEMENTARIA |  Edisi 82 TH. XLII, 2011 |
                                                                                                                                                                                                        P
                                                                                                                                                                                                                                       1

                                                                                                                                                                                                         ARLEMENT
                                                                                                                                                                                                                       Edisi 82
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18