Page 57 - MAJALAH 82
P. 57

SOROTAN





                                                                                 ada  sanksi  hukum.  Melanggar  etika,
                                                                                 jelas,” paparnya.
                                                                                     Namun  harus  diingat  menurut
                                                                                 Budi  bahwa  maksud  dari  penelitian
                                                                                 adalah untuk pengabdian masyarakat.
                                                                                 “Pengertian saya relaas sudah sampai,
                                                                                 sebagai  warga  negara  yang  taat  hu-
                                                                                 kum  mestinya  kita  proaktif  meminta
                                                                                 salinan  keputusan  dan  laksanakan
                                                                                 keputusan,” tegasnya.
                                                                                     “Sebagai insan ilmiah kita punya
                                                                                 tanggung jawab moral, maka umum-
                                                                                 kan saja. Membuat resah masyarakat,
                                                                               nengpika.multiply.com/internet  Komisi IX Kecewa atas
                                                                                 justru melanggar etika,” imbuhnya.




                                                                                 Pengajuan PK Menkes dan
                                                                                 BPOM
                                                                                     Kekecewaan Komisi IX tidak ha-
            sampai  ibu-ibu  demo  turun  ke  jalan   menggalang  hak  angket  (penyelidi-  nya pada  penolakan Menkes, BPOM
            karena masalah susu,” terangnya.  kan).                              dan  IPB  mengumumkan  merek  susu
                Rieke  Dyah  Pitaloka  dari  Fraksi   Anggota  Komisi  IX  dari  F-PG   formula  yang  tercemar  bakteri  saka-
            PDIP menegaskan, pilihan untuk me-  Budi Supriyanto menyayangkan sikap     zakii,  tetapi  Komisi  IX  juga  kecewa
            ngumumkan merek-merek susu yang   Rektor IPB yang bingung menentukan   dengan  langkah  yang  diambil  Ke-
            dipakai sebagai sampel penelitian IPB   sikap,  bagaimana  caranya  agar  tidak   menkes dan BPOM yang mengajukan
            pada  2003-2006  dan  diketahui  ter-  melanggar etika penelitian dan etika   PK terhadap putusan MA.
            kontaminasi  Enterobacter  sakazakii   hukum, akhirnya masyarakat resah.  Kemenkes bersama-sama BPOM
            mutlak dilakukan.                     Menurut Budi dia sepakat bahwa   memberikan    kuasa  khusus  kepada
                Ia  mengatakan  pangkal  persoa-  semua harus taat pada hukum, maka Ia   Kejaksaan  Agung  selaku  pengacara
            lan  ada  di  pihak  IPB  yang  mengaku   menyarankan agar IPB melaksanakan   negara dalam mengajukan upaya PK
            belum  memperoleh  salinan  putusan   keputusan  MA.  “Jika  kita  melanggar   ini.
            dan  enggan  melanggar  etika  aka-  hukum,  mau  jadi  apa  kita.  Tentunya   Menurut Jaksa Agung Muda Per-
            demik  jika  mengumumkan  merek-
            merek  tersebut.  Namun,  lanjutnya,
            sebenarnya pemerintah, Menkes dan
            BPOM, bisa memaksa IPB untuk mem-
            bukanya kepada publik.
                “Pemerintah  bisa  memaksa.  Ka-
            lau cuma mengimbau itu bagian alim
            ulama. Kalau tidak mau memaksa, ini
            namanya  bentuk  kealpaan  negara,”
            tegasnya.
                Rieke  mengatakan  putusan  MA
            sudah  diumumkan,  bahkan  diputus-
            kan pada April 2010 lalu. Oleh karena
            itu,  alasan  belum  menerima  salinan
            putusan  dari  pengadilan  tak  dapat
            dijadikan alibi bagi institusi pemerin-
            tahan maupun IPB untuk tidak meng-
            umumkannya.
                Untuk  menyelesaikan  masalah
            ini,  Rieke  bahkan  mengancam  bakal







                                                                                                                                                                                                        | PARLEMENTARIA  |  Edisi 82 TH. XLII, 2011 |
                                                                                                                                                                                                                  ARIA |
                                                                                                                                                                                                                             TH. XLII, 201 |
                                                                                                                                                                                                        |
               | PARLEMENTARIA |  Edisi 82 TH. XLII, 2011 || PARLEMENTARIA |  Edisi 82 TH. XLII, 2011 |
                                                                                                                                                                                                        P
                                                                                                                                                                                                                                       1

                                                                                                                                                                                                         ARLEMENT
                                                                                                                                                                                                                       Edisi 82
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62