Page 27 - MAJALAH 141
P. 27
sebagai terminal bandara paling Kemudian dari sisi aksesibilitas.
sempurna di Indonesia. Kita harapkan Saya melihat, hanya ada satu pintu
Bandara Soetta melalui Terminal 3 ini keluar yang ada di area keberangkatan
pun bisa menjadi bandara transit maupun area kedatangan. Hal ini akan
di antara Asia Timur dan Australia. sangat berbahaya jika sam-
Termasuk kita harapkan juga bandara pai terjadi insiden,
ini dapat menjadi pintu gerbang mi sal nya ke ba- kar an
pariwisata Indonesia.Tapi ternyata besar. Masyarakat akan
tidak bisa. kesulitan untuk
Karena ternyata bandara yang me n y elama tkan
dibangun oleh Angkasa Pura II, diri. Perencana an
dengan biaya yang cukup mahal, sudah ti dak benar.
mencapai Rp 7 triliun ini, sebenarnya Seharus nya diberi kan foto : Kresno/iw
merupakan terminal bandara yang fasilitas anti kebakaran,
kurang layak dijadikan sebagai seperti fire splinkler yang
bandara internasional, termasuk berfungsi, namun saya melihat ini Anggota Komisi VI DPR RI
bandara yang dikategorikan nyaman, tidak ada. Bambang Haryo Soekartono
bahkan berpredikat ultimate. Ini Kemudian dari sisi keamanan,
tidak bisa disebut sebagai terminal mungkin di sudut-sudut terminal
bandara dengan predikat ultimate, bandara perlu dilengkapi CCTV. terburu-buru mengoperasikan terminal.
karena fasilitas kurang memadai. Posisi-posisi strategis masih kurang Seharusnya ini tidak boleh. Masalah
dilengkapi keamanan, karena terlalu overload di terminal bandara yang lain,
Apa catatan Anda terhadap luasnya terminal bandara itu, tidak boleh dijadikan alasan untuk
Terminal 3 Ultimate ini? sehingga untuk keamanan itu tidak terburu-buru mengoperasikan Terminal
Menurut saya, bandara harus bisa menjangkau semua tempat. 3 Ultimate. Karena keselamatan dan
memberikan fasilitas keselamatan, Dari sisi kenyamanan, masih keamanan penumpang harus menjadi
keamanan, hingga kenyamanan banyak sekali keluhan dari prioritas.
kepada pelanggan terlebih dahulu. penumpang. Mulai dari papan Sebelum sebuah terminal bandara
Namun, keselamatan dan keamanan informasi yang kurang, papan dioperasikan, seharusnya melalui
itu seperti diabaikan, karena petunjuk keberangkatan dan proses sosialisasi dan simulasi
ukuran gedung yang terlalu besar, kedatangan serta posisi juga terlebih dahulu. Kondisi terminal
sehingga menutupi tower ATC untuk masih minim. Padahal penumpang bandara harus benar-benar sempurna.
mengontrol kegiatan pesawat. Ini maskapai membutuhkan informasi Setelah sempurna, baru kemudian
menunjukkan sisi keselamatan masih yang akurat. Masih sangat minim. disimulasikan. Simulasi ini sekaligus
kurang diperhatikan. Suasana terminal bandara proses sosialisasi. Jadi proses simulasi
itu sendiri pun mempengaruhi itu seolah-olah sudah mengoperasikan,
kenyamanan penumpang. Dari sehingga seluruh petugas sudah
konter check-in dengan ruang mengetahui posisi penempatannya
tunggu yang jaraknya sangat jauh. dan melibatkan penumpang. Petugas
Jumlah kursi di ruang tunggu masih maskapai pun sudah tahu posisinya,
minim, sehingga terjadi overload penumpang sudah tahu dia harus
Perencanaan sudah penumpang yang menunggu kemana.
tidak benar. Seharusnya keberangkatan. Masalah pendingin Ini yang tidak dilakukan di Terminal
ruangan yang kurang terasa,
diberikan fasilitas anti penerangan yang minim, hingga 3 Ultimate ini. Bandara yang masih jauh
dari sempurna, sudah dioperasikan.
kebakaran, seperti letak toilet dan mushola yang Ini berbahaya kepada keselamatan,
fire splinkler yang kurang strategis juga dikeluhkan keamanan, dan kenyamanan publik.
berfungsi, namun saya penumpang. Keselamatan publik tidak boleh untuk
main-main. Seharusnya, Terminal
melihat ini tidak ada. Apakah Terminal 3 Ultimate ini 3 Ultimate ini ditutup dahulu,
terkesan buru-buru diresmikan? disempurnakan, baru kemudian bisa
Saya pikir karena mungkin dioperasikan kembali. Saya melihat
karena terminal 1 dan 2 yang sudah Terminal 3 Ultimate ini seperti terminal
overload, sehingga Angkasa Pura II bus kota.
PARLEMENTARIA l EDISI 141 TH. XLVI - 2016 l 27