Page 54 - MAJALAH 111
P. 54
nilah Tjatur Sapto Edy, Ketua
Fraksi PAN dan Wakil Ketua
Komisi III DPR RI. Bicara soal
dunia teknologi dan hukum,
ITjatur sangat tepat untuk
diajak bicara. Ia pernah duduk di
Komisi VII dan kini menjadi pimpin-
an Komisi III. Berpolitik bagi Tjatur
i
bagian dari misi hidupnya yang ing n
selalu memperbaiki bangsa.
Masa Kecil Yang Menyenangkan
Magelang, 1970. Kota kecil yang
indah dan sejuk. Mungkin kota ini
terkecil di Indonesia, karena hanya
berukuran 6 km x 3 km saja. Pen-
duduknya masih sedikit kala itu,
sekitar 50-60 ribu jiwa. Secara
topografi, kota Magelang dikelilingi
gunung-gunung berapi. Ia dikepung
gunung Merapi, gunung Sindoro, gangan dan kesunyian dini hari itu. yang melatih Tjatur dan sahabat-
gunung Sumbing, gunung Merba- Kalender yang tergantung di dinding sahabatnya.
bu, dan gunung Telomoyo. Bahkan, menunjukkan 1 Agustus 1970. Tang-
di tengah kotanya masih ada bukit gal lahir itu ternyata sama dengan Satu lagi permainan yang dige-
bernama Tidar. Luar biasa. tanggal lahir sang ibu yang baru saja mari Tjatur kecil. Ia gila bola. Tja-
melakukan persalinan. Bayi mungil tur biasa bermain bola di alun-alun
Dikelilingi gunung dan bukit itu berjenis kelamin laki-laki dan di- Magelang. Bila bermain bola, ia
membuat lanskap kota begitu beri nama Tjatur Sapto Edy. Tjatur suka berada di posisi libero. “Saya
indah. Udaranya pun sangat sejuk. lahir di klinik “Yoga Dharma” sebe- suka posisi libero. Saya seneng
Tanaman tumbuh subur dan lah utara alun-alun Kota Magelang. bisa membagi bola pada kawan
sungai-sungai mengalir begitu Ia anak bungsu dari 4 bersaudara. dan menjaga pertahanan agar ti-
jernihnya. Di kota ini mayoritas dak kebobolan,” kenangnya, penuh
penduduknya berprofesi sebagai Kini, di rumah Marsin Endrosusilo tawa. Menghanyutkan diri di sungai
PNS dan pedagang. Tapi, bila keluar dan Harwie sudah ada lagi jagoan (dalam Bahasa Jawa disebut ngeli)
dari kota ini, maka hampir semua kecil yang membahagiakan dan memancing belut di sawah
penduduknya adalah petani. suasana keluarga. Sang ayah juga kesenangan lain di masa kecil.
Marsin Endrosusilo adalah guru Senang rasanya mengingat masa
Kehadiran gunung-gunung berapi SD. Sementara Harwie ibundanya, kecil dahulu di kampung.
memberi berkah berupa tanah yang seorang ibu rumah tangga yang
subur. Namun, ketika salah satu sederhana dan sangat perhatian Memasuki pendidikan formal,
gunungnya meletus, erupsi menjadi pada keluarga. Tjatur kecil hidup Tjatur bersekolah di SD Cacaban 1
bencana besar buat penduduk di lingkungan keluarga dengan Magelang tahun 1977. Setiap hari
Magelang. Kota ini juga sangat kultur beragam. Sang ayah saat itu pukul 06:30 ia sudah bergegas dan
kondusif untuk pendidikan. Tak ada penganut kejawen. Sedang ibunya berjalan kaki ke sekolah. Tjatur kecil
yang mengalihkan perhatian para penganut Katolik. Namun, kedua anak yang cerdas dan menjadi bin-
pelajar ke hal lain kecuali belajar. orangtuanya kemudian menjadi tang pelajar di sekolahnya. Bahkan,
muslim yang taat. ia kerap diutus sekolahnya ke kontes
Para pelajar begitu konsen dan pelajar teladan. Pelajaran yang disu-
tenang belajar di sini. Gedung Masa kecil Tjatur dihabiskan kainya adalah matematika. Hampir
bioskop sebagai pusat hiburan juga di Magelang. Tjatur kecil suka setiap tahun ia selalu menjadi juara
tidak ada. Penduduknya pun sangat sekali bermain bersama sahabat- kelas. Semasa di SD ada guru favo-
ramah. Nah, di kota inilah sepasang sahabat kecilnya. Ia sangat suka ritnya bernama Ibu Diah Nugraheni.
insan yang bersahaja sedang bermain kelereng, bulutangkis, Dia adalah guru kelasnya.
menanti kelahiran anak bungsunya. dan akrobatik. Khusus akrobatik,
Adalah Marsin Endrosusilo dan ia dan para sahabat kecilnya di Sementara untuk mendapatkan
Harwie yang sedang berbahagia itu. kampung kerap mengikuti lomba pelajaran agama, Tjatur belajar
untuk merayakan HUT Proklamasi. mengaji pada seorang guru ngaji
Tangis sang bayi memecah kete- Ada pembimbing akrobatik khusus yang biasa ia panggil dengan Pak
54 PARLEMENTARIA EDISI 111 TH. XLIV, 2014