Page 55 - MAJALAH 111
P. 55
Mantri. Selepas Magrib, ia bersama
kakak dan sahabat-sahabat kecilnya
pergi mengaji dengan berjalan kaki
menyusuri pinggir sungai. Jaraknya
sekitar 1 km dari rumah. Bekal
agama sangat dibutuhkan dalam
perjalanan hidup Tjatur kelak. Dan
bila ditanya apa cita-citanya ketika
kecil dahulu, ia menjawab ingin
menjadi guru.
Setamat SD tahun 1983, Tjatur
langsung melanjutkan pendidikan-
nya di SMP Negeri 1 Magelang. Di
SMP ini ada guru yang sangat ia su-
kai, namanya Toto Karta Gunawan.
Dia guru matematika yang dikenal
sangat keras. Tapi, dari sang guru
inilah banyak muridnya yang sukses,
termasuk Tjatur sendiri. Matema-
tika masih menjadi materi pelajaran
yang disukainya. Kenangan yang
menarik, Tjatur pernah dijemur di
lapangan semasa di SMP ini. Soal
prestasi, ia selalu berada di 5 besar.
Setamat SMP, Tjatur melanjutkan membangun bangsa dan negara inilah, pemuda Tjatur mulai me-
ke SMA Negeri 1 Magelang. SMA ini. Akhirnya, setamat SMA Tjatur nimba kearifan dan menajamkan
favorit di kotanya. Di masa remaja benar-benar menjatuhkan pilihan- intelektualitasnya. Di ITB, sistem
inilah ia mulai rajin berorganisasi. nya pada ITB sebagai kampus tem- perkuliah an sangat ketat. Ia tak
Mengasah kapasitas intelektual dan patnya menuntut ilmu. boleh le ngah dari aktivitas perku-
jiwa kepemimpinannya. Selain aktif liahan. Dari 1.000 mahasiswa yang
di OSIS, ia juga aktif di Pramuka. Menjadi Politisi diterima di semester awal, biasanya
Waktunya mulai banyak tersita selalu menyusut jumlahnya di akhir
untuk organisasi. Bahkan, Tjatur Pilihan sudah ditetapkan. Tekad masa kuliah.
pernah menjadi Ketua Keluarga sudah kuat. Pemuda Tjatur hijrah ke
Remaja Islam Magelang di Masjid Kota Kembang, Bandung. Diband- Tjatur mengaku betah tinggal di
Jami Magelang. ing Magelang, Bandung memang Bandung. Saat pertama menetap
lebih besar dan menasional. Di kota di Bandung, ia tinggal di sebuah
Pelajaran eksakta masih menjadi kamar kos di bilangan Jl. Tubagus
daya tariknya, seperti matematika, Institut Teknologi Ismail, Dago. Lalu, pernah pindah
fisika, dan kimia. Bicara prestasi di kos pula ke Jl. Cisitu Lama, belakang
SMA, ia mengalami sedikit penu- Bandung (ITB) begitu LIPI sekarang. Bila ingin melepas
runan. Tjatur berada di 10 besar menarik bagi Tjatur. kepenatan kuliah, Tjatur dan kawan-
ranking terbaik di kelasnya. Masa di kawan mahasiswanya kerap main
SMA inilah, Tjatur mulai merancang Para seniornya ke BIP atau Taman Juanda. Namun,
arah perjalanan hidupnya. Untuk menyampaikan, tugas utamanya sebagai mahasiswa
menentukan perguruan tinggi se- tak pernah dilupakan.
tamat SMA, banyak para alumni di di kampus inilah
SMA-nya yang memberikan pilihan. mendiang Presiden Tak hanya tekun mengikuti perku-
Soekarno pernah liahan, pemuda Tjatur juga pandai
Institut Teknologi Bandung (ITB) bergaul dengan para aktivis kam-
begitu menarik bagi Tjatur. Para se- menuntut ilmu. pus. Untuk menambah wawasan
niornya menyampaikan, di kampus Banyak tokohtokoh keagamaan dan memperluas per-
inilah mendiang Presiden Soekarno gaulan, Tjatur aktif berorganisasi
pernah menuntut ilmu. Banyak Republik lainnya juga di kampusnya. Tercatat, ia pernah
tokoh-tokoh Republik lainnya juga lahir dari ITB. menjadi aktivis Masjid Salman, mas-
lahir dari ITB. Para teknokrat handal jid kebanggaan ITB. Ia menimba
yang muncul dari ITB turut andil ilmu dari para seniornya. Di Masjid
PARLEMENTARIA EDISI 111 TH. XLIV, 2014 55