Page 37 - MAJALAH 113
P. 37
untuk tahun 2015.
Tepat Target
Pandangan FPKB yang disampaikan Chusnunia
Chalim menyoroti anggaran subsidi yaitu subsidi
energy dan non energy. FKB berharap anggaran
subsidi harus dikelola secara efisien dan diarahkan
tepat sasaran guna memperbaiki kualitas belanja
negara. Fraksi ini minta pemerintah agar realisasi
subsidi ini bisa tepat target sasaran dengan didukung
basis data yang transparan dan menggunakan data
sistem penyaluran yang lebih kredibel dan akuntabel.
Sementara Syaifullah Tamliha dari FPP meminta
pemerintah memperbaiki pos-pos pengeluaran dalam
fiscal 2015 agar lebih produktif dengan mendorong
postur anggaran belanja pemerintah pusat tidak
terbebani pengeluaran belanja pegawai, bunga utang
dan subsidi yang cenderung membuat pengelolaan
fiscal tidak fleksibel.
Fary Djemi Francis dari Fraksi Gerindra meminta
pemerintah memberantas mafia migas, yang konon
mendapat keuntungan yang sangat besar dari impor
BBM. Pertamina semestinya membeli langsung
minyak mentah dari produsen, tidak lewat perantara
atau trader, bila ini bisa dilakukan akan menghemat
biaya pengeluaran.
Sedangkan Fraksi Hanura lewat jubirnya Nurdin
Tampubolon mengharapkan pemerintah dalam
jangka menengah dan panjang harus mengupayakan
peniadaan defisit anggaran. Khusus untuk tahun
2015 dan jangka pendek ini diupayakan seminimal
mungkin defisit agar tidak menambah hutang yang
akan membebani perekonomian negara.
Satu lagi yang disoroti DPR mengenai beban utang
mengalokasikan dana transfer bagi desa sesuai amanat yang beberapa tahun terakhir terus meningkat dan
UU No.6/2014 tentang Desa. Fraksi PDI Perjuangan mencapai 10 persen dari total belanja pemerintah
berharap melalui dana ini semakin terwujudnya desa pusat atau 1,2 persen dari Produk Domestik Bruto
mandiri melalui program-program yang berbasis desa (PDB). Fraksi PKS meminta ke depan pemerintah
secara merata dan berkelanjutan. konsisten agar penerbitan SBN netto tahun berjalan
lebih rendah dari tahun sebelumnya.
Yudi Widhiana Adia dari FPKS mengharapkan pemer-
intah kedepan perlu mengubah paradigm dalam pembi- Fraksi ini juga meminta pemerintah untuk mengkaji
ayaan defisit dan pengelolaan utang negara. Penerbitan berbagai opsi penyelesaian Obligasi Rekap (OR) yang
surat utang ke depan perlu didisain lebih rendah dari masih yang masih memberikan beban pembayaran
tahun sebelumnya agar utang negara menurun tidak bunga yang signifikan, mengingat semakin
hanya sebagai persentase dari PDB, namun juga secara membaiknya kinerja perbankan yang telah menerima
absolute. Dengan demikian beban utang dapat dikura- manfaat besar rekapitalisasi tersebut. Terlebih
ngi secara progresif dari waktu ke waktu. penyelesaian OR sebenarnya tidak benar-benar
menghilangkan beban terhadap APBN, mengingat
Terkait asumsi harga minyak yang dipatok 95-110 pemerintah melakukan refinancing OR yang telah
dolar AS/barel, Fraksi PAN meminta Pemerintah untuk jatuh tempo dengan Surat Utang Negara jenis baru.
melakukan analisis dan kajian lebih lanjut. Pasalnya, Sehingga beban yang ditanggung APBN dan rakyat
hampir semua lembaga perminyakan internasional dari OR sesungguhnya jauh lebih besar. (mp) tim parle/
memprediksi bahwa harga minyak masih akan tinggi parle/hr.
PARLEMENTARIA EDISI 113 TH. XLIV, 2014 37