Page 5 - MAJALAH 94
P. 5

PESAN  PIMPINAN





           rata  2,75%  pertahun  (periode  2006-  Keempat,   pariwisata   bahari   untuk mendukung industri bahan alam
           2010).  6                         belum serius dikembangkan. Indonesia   dan turunannya.
             Kecilnya   kontribusi   kelautan   mempunyai  daerah-daerah  unggulan   Ketujuh,   pertahanan   dan
           kita  menunjukkan  bahwa  potensi   wisata  bahari  yang  terbentang  dari   keamanan.  Potensi  geografis  NKRI
           kelautan  yang  kita  miliki,  belum   Indonesia bagian timur sampai bagian   yang terletak diantara dua benua (Asia-
           mampu  dieksplorasi  secara  maksimal.   barat, seperti Raja Ampat di Papua Barat,   Australia)  dan  dua  samudera  (Pasifik-
           Terdapat  beberapa  hal  yang  menjadi   Takabonarate  dan Togean  di  Sulawesi,   Hindia)  menjadikan  sumberdaya  alam
           permasalahan kelautan di Indonesia.   di Alor, Pulau Komodo, Flores, dan lain-  tersebut  dimanfaatkan  secara  illegal,
           Pertama,   permasalahan   sektor   lain.  Minimnya  perhatian  Pemerintah   dikarenakan   otoritas   pengamanan
           perikanan  akibat  luasnya  lautan  yang   terhadap  pariwisata  bahari  dilihat  dari   dan pemberdayaan sumber daya alam
           belum  dapat  dimanfaatkan  secara   tidak  adanya  dukungan  perbankan,   kita  yang  sangat  lemah.  Akibat  illegal,
           optimal. The State of World Fisheries and   pembangunan  infrastruktur  maupun   unreported,  and  unregulated  fishing,
           Aquaculture  2008  justru  menyebutkan,   akses ke kawasan wisata terpencil, serta   Indonesia  kehilangan  tidak  kurang
           bahwa  pasokan  makanan  hasil  laut   promosi.                     sebesar  Rp  30  trilyun  pertahun  akibat
           dunia yang dijual dengan harga tinggi,   Kelima, Industri dan Jasa Maritim   illegal fishing.
           dihasilkan oleh 86% nelayan dari China,   belum   berkembang   sedemikian   Selain   permasalahan   tersebut
           India,  Vietnam,  Filipina,  dan  lain-lain.   rupa.  Peran  industri  galangan  kapal,   diatas,  terdapat  juga  permasalahan
           Selain itu, impor produk perikanan juga   sebenarnya   sangat   besar   karena   terkait   dengan   pertahanan   dan
           mengganggu  kelangsungan  produksi   mempunyai  rantai  hulu-hilir  yang   keamanan, yaitu mengenai pulau-pulau
           perikanan nasional.  7            panjang.  Identifikasi  akar  masalah   terluar. Terdapat  92  pulau  kecil  terluar
             Kedua,  energi  dan  sumber  daya   industri   perkapalan   menunjukkan   dalam kondisi rawan pendudukan dan
                                                                                              9
           mineral  kelautan  tidak  dimanfaatkan   bahwa  pajak  kapal  terlalu  besar   penguasaan asing.   Secara administratif
           secara  optimal,  padahal  sekitar  70%   dibandingkan negara tetangga terdekat   pulau-pulau tersebut memang wilayah
           produksi minyak dan gas bumi berasal   seperti   Singapura   dan   Malaysia.   NKRI, tetapi sangat kuat berada dalam
           dari  kawasan  pesisir  dan  lautan.  Dari   Dukungan   perbankan   terhadap   pengaruh budaya dan ekonomi negara
           60  cekungan  potensial  mengandung   pengembangan  industri  perkapalan   tetangga.  Penduduk  di  pulau-pulau
           migas,  40  cekungan  terdapat  di  lepas   masih   sangat   rendah,   misalnya   tersebut  menggunakan  uang  asing
           pantai,  14  di  pesisir,  dan  hanya  enam   dikenakan suku-bunga tinggi terhadap   dalam  jual  beli,  berbicara  dengan
           yang di daratan. Dari seluruh cekungan   kredit investasi dan kredit modal kerja.  bahasa  asing,  mendengarkan  radio
           tersebut   diperkirakan   potensinya   Di  tataran  kebijakan,  sama  saja,   dan  menonton  TV  dengan  saluran
           sebesar 11,3 miliar barel minyak bumi.     belum  mampu  mendorong  industri   asing,  serta  dalam  pergaulan  dan
           8
           J ika potensi ini dimanfaatkan optimal,   galangan   kapal   berikut   industri   aktifitas kehidupan ekonomi sehari-hari
           maka  kita  akan  menghasilkan  energi   penunjangnya.  Sektor  lain  terasa  tak   bersentuhan dengan penduduk negara
           sendiri  tanpa  bergantung  dari  potensi   memberikan   dukungan,   padahal   tetangga.
           energi negara lain.               industri perkapalan merupakan bagian
             Ketiga,  industri  pelayaran  di   integral  dari  keseluruhan  industri   Kebijakan Kelautan
           Indonesia sampai saat ini masih terpuruk,   kelautan.                  Kebijakan   kelautan   Indonesia
           karena  95%  pelayaran  dikuasai  oleh   Keenam,  potensi  bioteknologi   didasarkan  pada  UUD  1945,  yang
           kapal  berbendera  asing.  Permasalahan   yang  belum  dimanfaatkan.  Potensi   menegaskan  bahwa:  Bumi  dan  air
           yang   dihadapi   dibidang   industri   industri  bioteknologi  ini  secara  garis   dan  kekayaan  alam  yang  terkandung
           pelayaran  selama  ini  pada  umumnya   besar  mencakup:  (1)  Industri  bahan   didalamnya  dikuasai  oleh  negara  dan
           akibat tidak mampu mengembangkan   alam  perairan  dan  berbagai  aplikasi   dipergunakan  untuk  sebesar-besar
           armada,  kurangnya  modal  dan  belum   turunannya   untuk   industri   obat,   kemakmuran  rakyat  (Pasal  33  ayat  3).
           adanya  dukungan  perbankan  karena   nutraceutical,  cosmeticeutical,  pangan,   Terkait  dengan  kebijakan  kelautan,
           usaha  pelayaran  belum  digolongkan   pertanian,   perikanan;   (2)   Industri   amanat UUD 1945 dijabarkan dalam UU
           sebagai  usaha  yang  layak  mendapat   bioproses (proses yang memanfaatkan   No. 17 Tahun 2007 tentang RPJPN Tahun
           kredit dari bank.                 organisme) untuk mencegah kerusakan   9.  Seperti:  Pulau  Rondo  (di  wilayah  NAD)
                                             lingkungan   seperti   bioremediasi,   berbatasan  dengan  India,  Pulau  Berhala
           6.  Namun,  jika  dibandingkan  dengan  Korea                       (Sumatera Utara) berbatasan dengan Malaysia,
           Selatan dan Vietnam yang memiliki garis pantai   biofiltrasi  menghasilkan  bahan  aktif   Pulau  Nipah  (Kepulauan  Riau)  berbatasan
           lebih  pendek,  nilai  tambah  sektor  kelautan   seperti  enzim,  menghasilkan  berbagai   dengan Singapura, Pulau Sekatung (Kepulauan
           Indonesia dengan angka tersebut, sebenarnya                         Riau)  berbatasan  dengan  Vietnam,  Pulau
           relatif  lebih  kecil.  Sektor  kelautan  di  kedua   produk  untuk  mendukung  industri   Marampit  dan  Pulau  Marore  (Sulawesi  Utara)
           negara  tersebut,  menyumbang  sekitar   7%   pangan   seperti   berbagai   produk   berbatasan  dengan  Filipina,  Pulau  Miangas
           dan   7,6 %  dari  PDB.  Sumber:  Kementerian                       (Sulawesi  Utara)  berbatasan  dengan  Filipina,
           Koordinator Bidang Perekonomian,  0  .  fermentasi  ikan  berupa  kecap;  (3)   Pulau Fani, Pulau Bras dan Pulau Fanildo (Papua)
           7. Burhanuddin,  0  .             Industri  budidaya  organisme  perairan   berbatasan dengan Palau, dan Pulau Mangudu
           8. Rokhmin Dahuri,  00 .                                            (NTT) berbatasan dengan Australia.




                                                                                                                                                                                                     | PARLEMENTARIA  |  Edisi 94 TH. XLII, 2012 |
                                                                                                                                                                                                               ARIA |
                                                                                                                                                                                                                          TH. XLII, 2012 |
           | PARLEMENTARIA |  Edisi 94 TH. XLII, 2012 || PARLEMENTARIA |  Edisi 94 TH. XLII, 2012 |
                                                                                                                                                                                                     |
                                                                                                                                                                                                      ARLEMENT
                                                                                                                                                                                                                    Edisi 94
                                                                                                                                                                                                     P
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10