Page 53 - MAJALAH 105
P. 53

kurang lebih separuh kawasan hutan  Perusakan Hutan.                terorganisasi, yaitu kegiatan yang
            Indonesia dalam kondisi rusak, rusak                                dilakukan  oleh  suatu  kelompok
            berat dan bahkan kritis kondisinya.   Upaya menangani perusakan hutan  yang terstruktur, terdiri atas 2 (dua)
            Berbagai kerusakan kawasan hutan  sesungguhnya telah lama dilakukan,  orang atau lebih yang bertindak
            diakibatkan oleh berbagai kegiatan  tetapi belum berjalan secara efektif  secara bersama-sama, pada suatu
            manusia  dan  alam,  diantaranya  dan belum menunjukkan hasil yang  waktu  tertentu  dengan  tujuan
            Perambahan  kawasan  hutan,  optimal.                               melakukan perusakan hutan, tidak
            terutama  yang  dilakukan  oleh                                     termasuk  kelompok  masyarakat
            koorporasi untuk kegiatan tambang   Hal  itu  antara  lain  disebabkan  yang  melakukan  perladangan
            dan  perkebunan  yang  dilakukan  peraturan  perundang-undangan  tradisional  dan/atau  melakukan
            secara illegal atau diluar ketentuan  yang  ada  belum  secara  tegas  penebangan kayu di luar kawasan
            ijin yang sudah ditentukan;       mengatur tindak pidana perusakan  hutan konservasi dan hutan lindung
                                              hutan  yang  dilakukan  secara  untuk keperluan sendiri dan tidak
              Selain itu, Bencana kebakaran  terorganisasi.                     untuk tujuan komersial.
            hutan,  yang  biasanya
            dilakukan  secara  tidak                                                       Pengecualian terhadap
            ber tanggung  jawab                                                          kegiatan  perladangan
            oleh  manusia  baik                                                          tradisional  diberikan
            perseorangan ataupun                                                         kepada  mas y ar akat
            k o r p o r a s i   s e c a r a                                              yang telah hidup secara
            sengaja membuka lahan                                                        turun termurun di dalam
            untuk  berladang  atau                                                       wilayah hutan tersebut
            kebun dan pembukaan                                                          dan  telah  melakukan
            kawasan  hutan  untuk                                                        kegiatan  perladangan
            hutan tanaman industri                                                       d e n g a n   m e n g i k u t i
            (HTI);  llegal  logging                                                      tr adisi  rot asi  y ang
            atau  pembalakan  liar,                                                      telah  ditetapkan  oleh
            dan berbagai kejahatan                                                       kelompoknya.
            kehutanan lainnya.
                                                                                           Adapun  masyarakat
              Perusakan  itu  terjadi                                                    yang ber tempat tinggal di
            tidak  hanya  di  hutan                                                      dalam dan/atau disekitar
            produksi tetapi juga telah                                                   kawasan  hutan  yang
            merambah  ke  hutan                                                          melakukan penebangan
            lindung ataupun hutan                                                        kayu  di  luar  kawasan
            konservasi.  Perusakan                                                       hutan  konservasi  dan
            hutan telah berkembang menjadi      Oleh karena itu, lahirnya Rancang-  hutan  lindung  untuk  keperluan
            suatu  tindak  pidana  kejahatan  an Undang-Undang tentang Pen-     sendiri  dan  tidak  untuk  tujuan
            yang  berdampak  luar  biasa  dan  ce gahan  dan  Pemberantasan  komersial harus mendapat izin dari
            terorganisasi  serta  melibatkan  Perusakan Hutan ini sangatlah tepat  pejabat  yang  berwenang  sesuai
            banyak pihak, baik nasional maupun  agar perusakan hutan terorganisasi  dengan  peraturan  perundang-
            internasional.  Kerusakan  yang  dapat ditangani secara efektif dan  undangan.
            ditimbulkan telah mencapai tingkat  efisien serta memberikan efek jera
            yang  sangat  mengkhawatirkan  kepada pelakunya.                      Berdasarkan hal tersebut, maka
            bagi kelangsungan hidup bangsa                                      Rancangan  Undang-Undang  ini
            dan  negara.  “Oleh  karena  itu,   Ruang lingkup undang-undang  hanya  ditujukan  kepada  pelaku-
            penanganan perusakan hutan harus  ini meliputi pencegahan perusakan  pelaku  perusakan  hutan  yang
            dilakukan secara luar biasa,” tegas  hutan, pemberantasan perusakan  terorganisasi (korporasi).
            Firman Subagyo.                   hutan,  kelembagaan,  peran
                                              serta  masyarakat,  kerja  sama     “Pentingnya Rancangan Undang-
              Perusakan Hutan Terorganisir    internasional, perlindungan saksi,  Undang  ini  dalam  menjaga
                                              pelapor, dan informan, pembiayaan,  kelestarian sumber daya kehutanan
              Ruang  lingkup  Rancangan  Un-  sanksi administratif dan ketentuan  sehingga  hutan  Indonesia  akan
            dang - Undang  y ang  semula  pidana.                               tetap  lestari  dan  dimanfaatkan
            hanya mengatur Pencegahan dan                                       besar-besarnya untuk kemakmuran
            Pemberantasan  Pembalakan  Liar     Rancangan Undang-undang ini  rakyat,” imbuh Firman Subagyo. (as)
            (P3L) disetujui untuk diubah menjadi  dititikberatkan pada pencegahan
            Rancangan Undang-Undang tentang  dan  pemberantasan  perusakan
            Pencegahan dan Pemberantasan  hutan  yang  dilakukan  secara


                                                                                PARLEMENTARIA  EDISI 105 TH. XLIII, 2013  53
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58