Page 15 - MAJALAH 126
P. 15

Aturan main pilkada menetapkan  Dan ternyata betul apa yang diyakini  terlalu berat dengan mencari du­
            kepala daerah yang sudah men­     Frans, MK membatalkan Pasal 7 hu­  kungan warga selalu menjadi ken­
            jalankan dua setengah tahun masa   ruf r UU No.8/2015 tentang Pilkada   dala teknis.
            jabatanya, dinilai sudah menjalan­  beserta penjelasannya yang me­
            kan satu periode. Jadi bila petahana   ngatur larangan konflik kepenting­  Frans mengungkapkan, banyak
            mundur satu tahun sebelum masa  an dengan petahana. Putusan MK      calon perseorangan yang ditolak
            jabatannya habis, mereka sudah  yang dibacakan pada 8 Juli 2015 itu   KPUD, karena tak memenuhi syarat
            dianggap petahana. Celah yang di­  tetap harus dihormati. Dalam per­  dukungan yang telah ditentukan.
            mainkan para petahana adalah pada  sidangan yang dipimpin Ketua MK  “Dari inventarisasi masalah yang
            periode kedua, mundur di tahun    Arif Hidayat, MK pun membuka jalan   ada, alasan KPUD menolak calon
            pertama atau sebelum dua setengah  bagi anggota keluarga, kerabat, dan   perseorangan karena dukungan
            tahun menjabat, agar tak dinilai se­  kelompok yang dekat dengan peta­  dalam bentuk hardcopy dianggap
            bagai petahana.                   hana untuk mencalonkan diri men­  tidak sama dengan softcopy. Dise­
                                              jadi kepala daerah.               babkan dukungan softcopy kurang,
            Dengan begitu membuka jalan bagi                                    calon perseorang ditolak. Padahal,
            kerabatnya untuk mencalonkan                                        hardcopy saja sudah memenuhi
            diri. Soal kasus pengunduran diri                                   syarat. Tapi KPUD langsung meno­
            para kepala daerah petahana, lan­                                   lak,” ungkap Frans.
            jut Wahidin, akan dilihat argumen
            penguduran dirinya. Dan Mendagri                                    Padahal, salah satu prinsip penye­
            harus selektif betul melihat surat                                  lenggara pemilu, sambung Frans,
            pengajuan pengunduran diri para                                     diatur dalam kode etik penyelengga­
            petahana itu. “Banyak petahana                                      ra pemilu. para penyelenggara ha rus
            memanfaatkan celah dan mengakali                                    melayani masyarakat dan peserta
            norma­norma yang ada di UU.”                                        pemilihan secara maksimal. Artinya,
                                                                                jangan karena kurang softcopy lalu
            Pandangan berbeda disampaikan                                       ditolak. Hardcopy, kata Frans, sudah
            Anggota Komisi II DPR Frans Mance                                   memenuhi syarat,
            Natamenggala. Menurut Anggota F­
            Hanura ini, sumber yang meresah­                                    “KPU pusat harus memberi perha­
            kan banyak kalangan adalah Surat   Memang, tak perlu ada diskriminasi   tian serius terkait keberadaan calon
            Edaran KPU No.302/VI/2015. Surat  hak politik warga negara. “Rumusan   perseorangan di daerah.  KPU tidak
            edaran itu seolah­olah petahana   norma seharusnya melarang penya­  boleh lupa bahwa calon perseorang­
            yang mundur sebelum pandaftaran,   lahgunaan jabatan bukan melarang  an lahir dari putusan MK yang hak
            dapat mengajukan keluarganya un­  hak konstitusional warga negara.   konstitusionalnya  sama  dengan
            tuk berkompetisi. “KPU perlu me­  Merupakan takdir Tuhan apabila    calon dari parpol. Makin banyak pa­
            nyadari bahwa surat edaran tidak   seorang anak lahir dari bapak yang  sangan yang bertanding, maka se­
            boleh mengatur dan memperluas     menjabat seorang gubernur. Hak    makin banyak yang mengawasi. Ini
            makna serta mengatur hal yang ber­  anak tesebut untuk maju harus di­  juga menandakan semakin berkuali­
            tentangan dengan UU,” ujar Frans.  perlakukan sama dan tidak boleh   tas demokrasi yang dihasilkan.”
                                              didiskriminasi,” tandas politisi Partai
            Jauh sebelum MK memutuskan,       HANURA tersebut.                  Sementara Wahidin, menilai, sebe­
            Frans berkeyakinan, kemungkinan                                     tulnya persyaratan untuk calon
            besar MK akan membatalkan aturan   Calon Perseorangan               perseorangan tidak terlalu berat.
            larangan ‘konflik dengan petahana’                                  Kalau para calon perseorangan ba­
            di dalam syarat pencalonan. Kare­  Selain calon kepala daerah yang di­  nyak mengeluhkan soal syarat, itu
            na norma larangan konflik dengan  usung parpol, demokrasi di daerah   lebih karena takut bersaing dalam
            peta hana dalam syarat calon ber­  juga selalu disemarakkan dengan   pilkada kali ini. “Banyak fakta mere­
            tentangan dengan article 2 ICCPR  kehadiran para calon perseora ng­  ka juga sering kalah. Persyaratan
            (International Covenant on Civil and   an. Pada pilkada serentak kali ini,   tidak terlalu berat.  Mereka juga
            Political Rights). Ini adalah konvensi   keikutsertaan calon perseorangan   mungkin takut kalah,” katanya me­
            internasional untuk hak­hak sipil   terlihat minim. Pemenuhan syarat   nimpali. (mh) Foto: Rizka, Jaka/Parle/HR
            dan politik yang telah ditandata­  pencalonan selalu jadi momok bagi
            ngani Pemerintah Indonesia.       calon perseorangan. Syarat yang



                                                                             PARLEMENTARIA  EDISI 126 TH. XLV, 2015  15
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20