Page 38 - MAJALAH 99
P. 38

PENGAWASAN



          didorong penerapan skema         merancang program subsidi
          feed in tariff untuk menunjang   langsung yang bisa tepat sasaran
          program elektrifikasi nasional   kepada penduduk berpenghasil-
          yang lebih feasible.             an rendah dan mis kin. Bukan BLT,
                                           melainkan dalam bentuk cash
           “Dengan menerapkan kebijak-     transfer (ber da sarkan data akurat


          an feed-in tariff, harga listrik   kependudukan),” ujarnya.
          di setiap daerah berbeda-beda
          bergantung pada nilai investasi,   Dia menambahkan, harus
          kapasitas pembangkit, dan jenis   dilaku kan efisiensi terhadap cost
          energi terbarukan yang diman-    operasional PLN, berdasarkan
          faatkan. Penggunaan/peman-       hasil audit investigatif BPK yang
          faatan energy mix seperti panas   menemukan adanya pemboros-         Jika ditambah kenaikan TTL,
         bumi,”ujarnya.                    an pengelolaan energi primer di   Lanjutnya, Dia khawatir akan
                                           PLN tahun 2009/2010 mencapai      banyak industri kecil gulung
           Terkait Subsidi BBM dan Sub sidi   Rp 37 triliun. “Saya mengusulkan
         Listrik, lanjut Satya, tren subsidi   bahwa subsidi BBM dialihkan   tikar dan terjadi deindustrialisasi
                                                                             yang akan meningkatkan
         energi selalu mengalami pening-   secara bertahap dalam lima
         katan dalam setiap penetap an     tahun ke depan untuk subsidi      pengangguran serta kemiskinan.
         anggaran.  Bahkan dalam APBN      energi terbarukan dalam             Kajian Komprehensif
         2012, subsidi energi sebesar Rp   rangka membangun ketahanan
         168,5 triliun yang terdiri dari   energi,”katanya.                    Karena itu, Aria Bima menya-

         subsidi BBM Rp 123,5 triliun dan                                    ran kan pemerintah meng kaji se-
         subsidi listrik Rp 45 triliun.      Sementara Wakil Ketua Komisi    cara komprehensif masalah tarif
                                           VI DPR Aria Bima secara tegas     dasar listrik ini. Dia meminta Pe-
           Sementara dalam APBN-P          menolak keputusan pemerin-        merintah jangan hanya melihat
         2012, subsidi energy membeng-     tah yang menaikkan tarif dasar    masalah TDL dari aspek penyela-
         kak menjadi Rp 225 triliun, untuk   listrik (TDL) per 1 Januari 2013.    matan APBN, tapi harusnya lebih
         subsidi BBM sebesar Rp 137,37     Menurutnya, kenaikkan TTL akan    kepada penyelamatan ekonomi
         triliun dan Rp 65 triliun untuk   semakin membebani industri dan  secara umum. "Rekomendasi
         subsidi listrik (cadangan fiskal Rp   melemahkan daya saing nasio-  Panja Daya Saing DPR yang me-
         23 triliun). Subsidi energi dalam   nal. “Industri kecil dan padat   minta pemerintah menciptakan
         APBN 2013 juga membengkak         karya merasakan beban berat       iklim kondusif bagi peningkatan
         menjadi Rp 274,7 triliun. Dari    menyusul kenaikan tarif dasar     daya saing nasional juga harus
         besaran tersebut, subsidi BBM Rp   listrik,” katanya                diperhatikan,” kata Aria.
         193,8 triliun dan Rp 80,9 triliun.
                                             Aria mengatakan, akibat rezim     Pemerintah, lanjutnya, juga
           Pemerintah, lanjutnya, harus    perdagangan bebas, industri       perlu memperhatikan prinsip
         me akukan pengelolaan ang-        nasional harus bersaing ketat     pro-growth, pro-poor, dan pro-
             l
         garan subsidi energi khusus nya   dengan produk impor, bahkan       job yang dicanangkan Presiden
         subsidi BBM secara ketat untuk    di pasar dalam negeri sendiri.    Susilo Bambang Yudhoyono
         menghindari terjadinya pem-       Kenaikan TDL, katanya, akan       sendiri. Artinya, kebijakan
         bengkakan pada APBN berjalan      semakin melemahkan daya saing  terkait tarif dasar listrik tidak
         2013. “Pemerintah harus me-       produk dalam negeri. “Apalagi     hanya mempertimbangkan
         rubah paradigma subsidi BBM.      bunga bank yang harus ditang-     pembangun an infrastruktur
         Saat ini, pola subsidi masih ter-  gung industri kita jauh lebih    (pro-growth), melainkan juga
         fokus pada harga BBM, padahal     mahal daripada negara kompeti-    dampaknya bagi kemungkinan
         BBM bersubsidi banyak disalah-    tor. Sementara masih buruknya     terjadinya PHK massal (pro-job)
         gunakan dan tidak tepat sasaran   infrastruktur berakibat tingginya   dan meningkatnya penganggu-
         karena harganya terlalu murah.    biaya transportasi,” kata legisla-  ran dan kemiskinan (pro-poor).
         Ke depan, pemerintah harus        tor asal Fraksi PDI Perjuangan ini.   (si)






          38 PARLEMENTARIA  EDISI 99 TH. XLIII, 2013
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43