Page 43 - MAJALAH 99
P. 43

penegak hukum?. Bagaimana DPR bekerja dalam        jadi agenda segera setelah Indonesia merdeka?
            waktu yang cukup sempit 1,5 tahun, apalagi
            menjelang pelaksanaan pemilu? Berikut petikan         Itu dia begitu KUHAP mau diganti mereka
            wawancaramya.                                      kelabakan, mereka nggak mau diganti, untuk
                                                               apa itu diganti. Mereka sudah keenakan bisa
              Draf RUU KUHAP akhirnya datang juga ya?          sewenang-wenang dengan dalih menjalankan
                                                               perintah UU. Kalau hakim dalilnya lebih hebat
               Iya akhirnya pemerintah menyerahkan drafnya     lagi, jangan meng-intervensi kekuatan kehakiman
            kepada DPR setelah lama dinanti akhirnya datang    padahal yang namanya intervensi kekuasaan
            juga. Kita masih menunggu ini dibicarakan          kehakiman adalah kalau mereka menyidangkan
            dalam rapat Badan Musyawarah untuk kemudian        perkara lalu kita telepon hakimnya tolong
            ditentukan apakah dibahas di Komisi III atau lintas   menangkan si A. Nah itu baru intervensi, sekarang
            komisi. Maunya kita tentu saja di Komisi III karena   silahkan putuskan perkara sesuka hati dengan
            ini bidang kita dan untuk menjaga sinkronisasi     syarat jangan melanggar UU. Sekarang mereka
            dengan undang-undang terkait yang juga dibahas     mengusung teori yang hanya ada di abad ke 16.
            di Komisi III.
                                                                 Teori abad ke-16?
              Dalam rapat kerja anda terus mengingatkan
            pemerintah segera menyerahkan draf RUU               Saya punya catatan dalam sidang judicial
            KUHAP?                                             review di MK terkait UU Sistem Peradilan
                                                               Anak. Mari kita lihat, teori Leica Marzuki yang
               Iya, ini penegak hukum sudah sangat             menyebut kekuasaan kehakiman merupakan
            dienakkan, KUHAP itu sudah menjadi mata            kekuasaan yang merdeka untuk menjalankan
            pencaharian bagi mereka. Dengan KUHAP              peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.
            sekarang mereka seakan-akan hidup di negara        Kekuasaan kehakiman dilaksanakan oleh MA
            yang bisa semau-maunya, sewenang-wenang, itu       dan badan peradilan yang berada dibawahnya
            inti hakekatnya.                                   dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan
              Kenapa bisa begitu?                              peradilan agama, lingkungan peradilan militer,
                                                               peradilan Tata Usaha Negara (TUN) dan oleh
              Karena KUHAP kita diambil dari KUHAP Belanda.    sebuah Mahkamah Konstitusi. Nah disini tidak
            Nah roh dari KUHAP Belanda itu adalah Belanda      ada kata-kata mereka tidak boleh melanggar UU,
            selalu benar inlander selalu salah. Ini yang       nggak ada. Dia menggunakan teori kekuasaan
            menjadi penyebab utamanya. Jadi walaupun           yang merdeka yang melekat secara inheren
            ngomong kelangit ke tujuh pokoknya inlander        pada kekuasaan yang mandiri - self standing
            salah aja. Inilah yang kita adobsi dari KUHAP      mengandung makna terlepas dari pengaruh
            Belanda itu, hanya bedanya kata Belanda-nya        kekuasaan pemerintah dan kekuasaan manapun.
            diganti dengan penegak hukum. Sekarang
            kondisinya menjadi, penegak hukum selalu benar       Pendapat ini disampaikan dalam sidang MK
            walaupun melanggar UU sedangkan pencari            ya?
            keadilan selalu salah. Makanya saya selalu bilang    Iya, Leica Marzuki, Bagir Manan, Romli
            begitu seorang manusia biasa dilantik menjadi      Atmasasmita masih dengan pendekatan teori
            polisi, maka berubahlah statusnya menjadi          abad pertengahan, dimana sekarang kehidupan
            malaikat, karena yang tidak pernah salah itu       sudah digital itu sudah nggak laku lagi, artinya
            hanya malaikat. Begitu juga begitu dilantik        hakim-pun dalam melaksanakan tugasnya
            jadi jaksa berubah statusnya menjadi malaikat.     kalau melanggar UU, dia bisa dihukum. Jangan
            Apalagi hakim, begitu seseorang dilantik menjadi   campur adukkan antara melanggar UU dengan
            hakim berubah statusnya menjadi malaikat, dia      yurisprudensi. Jadi yurisprudensi itu adalah
            nggak akan mungkin khilaf, wong lupa aja nggak     sesuatu yang belum diatur dalam UU. Jangan lagi
            mungkin. Itulah yang menjadi momok hancurnya       dipakai bahwa hakim itu hanya terompet UU.
            hukum kita.
                                                                 Kenapa?
              Jadi istilah Betawinya kudu harus diganti ya.
            Tapi kenapa bisa berlarut-larut, harusnya ini        Itu cerita abad pertengahan waktu itu hukum


                                                                                PARLEMENTARIA  EDISI 99 TH. XLIII, 2013  43
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48