Page 46 - MAJALAH 99
P. 46

LEGISLASI





            Revisi UU 17/2003 Wujudkan


            Good and Clean Governance




































                                                                                                      Foto: wy.
           Pengelolaan keuangan negara dianggap penuh rekayasa destruktif yang massif,
          terstruktur dan sistematis dalam pengadaan barang dan jasa, baik jasa konsultan, jasa
          konstruksi maupun pengadaan barangnya itu sendiri. Pemerintah dianggap seakan-
          akan membiarkan metode dan cara kolusif, koruptif, maupun nepotisme yang dilakukan
          oleh oknum-oknum penyelenggara negara yang bekerjasama dengan pengusaha hitam
          untuk melakukan perampokan terhadap uang negara.



           Ketua Panitia Kerja (Panja) RUU Keuangan         turut serta merampok bersama-sama baik untuk
          Negara, Dimyati Natakusumah (F-PPP) mengata-      kepentingan pribadi, keluarga dan kelompoknya
          kan kolaborasi tersebut layak mendapat predikat   dan untuk melanggengkan kekuasaannya juga.
          sebagai penjarahan. Menurut Dimyati, penjarahan
          tersebut dilakukan dengan melibatkan keluarga-      “Hampir di semua sektor posisi strategis baik
          nya, kerabatnya atau kelompoknya yang bersama-    di pemerintah pusat maupun di pemerintahan
          sama merampok keuangan negara di APBN dan         daerah, ada oknum-oknum yang sangat menen-
          APBD baik yang berasal dari pendapatan sektor     tukan di dalam penyelenggara negara di republik
          pajak, non pajak (PNBP), pinjaman ataupun hibah.  ini yang jumlahnya cukup banyak melakukan pe-
                                                            nyimpangan terhadap keuangan negara,” ujarnya.
           Bahkan politisi dari Partai Persatuan Pembangu-
          nan (PPP) itu menilai penyelenggara negara yang     Parahnya lagi lanjut Dimyati, penyimpangan
          mendapatkan amanah untuk mengelola keuang-        atau praktek-praktek jahat tersebut dianggap
          an negara malah menjadi aktor pengendali dan      wajar dan lumrah. “Akibat ulah oknum-oknum pe-


          46 PARLEMENTARIA  EDISI 99 TH. XLIII, 2013
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51