Page 16 - MAJALAH 175
P. 16
SUMB ANG SARAN
Penerapan Cukai Plastik,
Solusikah?
Oleh: Bob R Randilawe
Pemerhati dan Praktisi Bidang Lingkungan
dijalankan secara konsisten oleh dalamnya terdapat faktor tipping-
Pelestarian lingkungan seluruh stakeholder. fee (alokasi APBN/APBD untuk
hidup merupakan tanggung Bisa dikatakan bahwa problem kelola sampah sejak dari bak
jawab semua penduduk di sampah plastik adalah akibat sampah rumahan dan kantoran
hingga TPSA).
“kelalaian” kita sendiri. Masing-
bumi. Proses modernisasi masing pihak berkepentingan/
dan pertumbuhan peradaban terkait selama ini hanya melihat KEBIJAKAN CUKAI PLASTIK
sungguh tak dapat dari sudut pandang atau Pemerintah sebagai regulator dan
menghindari terjadinya kepentingan sendiri-sendiri. Tanpa fasilitator telah mengeluarkan
berbagai kebijakan dan program,
mencoba memahami konteks
“ekses-ekses buruk” yang permasalahan secara menyeluruh namun masih terasa belum
menyertainya. dan lintas kepentingan. tepat sasaran dan masih terlihat
Dalam konteks pembangunan adanya inkonsistensi di sana-sini.
berkelanjutan, pelestarian Sehingga nuansa kekusutan dan
atu di antara ekses lingkungan bertujuan untuk tumpang-tindih regulasi masih
buruk tersebut adalah menyelamatkan ekosistem sangat terasa jika diselami lebih
problematika persampahan alamiah, merestorasi kerusakan mendalam. Penerapan cukai produk
yang telah menjadi beban, lingkungan, serta menserasikan plastik adalah sebuah terobosan
Sbahkan di beberapa tempat kembali “trilogi lingkungan”: kebijakan yang sempat menjadi
telah menjadi penyebab terjadinya lingkungan alam, lingkungan kontroversi di antara stakeholder.
“bencana lingkungan”. Bukan buatan, dan lingkungan sosial. Kebijakan cukai plastik sudah
hanya telah mengganggu kelestarian Salah satu isu yang mengemuka pernah muncul beberapa tahun
alam lingkungan, namun juga telah belakangan ini adalah lalu, namun reda kembali dan
mengacaukan ekosistem. permasalahan sampah termasuk di terkesan mengambang tanpa ada
Contoh sederhana, timbulnya dalamnya sampah plastik. Bahkan, ketegasan dan kesepakatan para
bau menyengat dan pemandangan tak kurang Presiden Jokowi sendiri stakeholder.
tak sedap yang bersumber dari mengindikasikan bahwa problem Anggap saja beberapa tahun ini
tumpukan sampah yang dapat persampahan telah memasuki merupakan masa sosialisasi dan
merusak sistem pernafasan. Hingga tahapan krisis, karena tak simulasi kebijakan cukai plastik
meluasnya keresahan masyarakat kunjung usai dan teratasi. Dalam di tengah masyarakat, khususnya
yang bermukim di sekitar Tempat konteks sampah plastik, mungkin di retail-retail pasar modern.
Pembuangan Sampah Akhir (TPSA), problematikanya perlu diurai dari Karena di pasar-pasar tradisional
serta saling tuding di antara pihak- sejak hulu hingga ke hilir. Hulunya masih belum terasa gaungnya.
pihak yang berkepentingan/terkait adalah pengelolaan bahan baku Nampaknya, semua pihak perlu
dengan rantai produksi sampah industri kemasan plastik, pola duduk dan menyepakati bersama
plastik yang telah membebani sikap/perilaku masyarakat sebagai bahwa kebijakan cukai plastik
lingkungan hidup, dan masih banyak konsumen, dan kalangan dunia sebuah metode komprehenshif
atau panjang daftarnya bila diurai usaha sebagai produsen kemasan, dari pemerintah yang harus
di sini. Intinya, semua pihak harus serta pemerintah sebagai regulator. disukseskan bersama. Kebijakan
duduk bersama dan menyepakati Sedangkan hilirnya adalah sistem ini diharapkan dapat menjawab
solusi konkrit, mengikat, serta pengelolaan sampah dimana di kompleksitas permasalahan yang
16 PARLEMENTARIA EDISI 175 TH. 2019