Page 45 - MAJALAH 84
P. 45

Nurdin Tampubolon (pojok kiri) saat menjadi salah satu pimpinan rapat di DPR

            masih  menyisakan  satu  tugas  akhir,   lagi-lagi itu harus ditinggalkan untuk   pertimbangan  sebab  dia  akan  bisa
            dia  memperoleh  kesempatan  bea-  “sekadar”  memuaskan  permintaan   bekerja  sampingan  untuk  meman-
            siswa  dari AOTS  Jepang dan  bekerja   orangtua  yang  sejak  lama  meng-  faatkan potensi maksimal yang dimi-
            di  Sumitomo.  Berdasar  ikatan  dinas,   inginkannya  harus  menjadi  pegawai   liki. Bank Bumi Daya sebelumnya juga
            dia harus bekerja di Inalum sepulang   negeri.  Kembali,  bukti  bahwa  dia   ditolak  sebab  jadwal  kerja  perbank-
            dari  Jepang  di  tahun  1981.  Kesem-  mempunyai track records yang bagus,     an  tidak  memungkinkannya  untuk
            patan  bekerja  di  kawasan  Sumatera   “Bos saya di Salim juga merasa kehila-  melakukan pekerjaan sampingan.
            Utara  itu  dimanfaatkannya  untuk   ngan,” tutur  suami dari Lince Berliana   Di  Deptamben  dia  bekerja    di
            menyeselaikan  kuliah  agar  paripurna   Tobing.                     Bagian Perencanaan Program, Direk-
            memperoleh gelar sarjana teknik atau   Dia  lalu  mengajukan  lamaran   torat  Jenderal  Listrik  dan  Pengem-
            insinyur.                         ke berbagai institusi pemerintah dan   bang-an  Energi  (LPE).  Dia  mulai
                Sikap dan keputusan berani Ke-  mengikuti  tes,  seperti  Departemen   mengikuti  prajabatan  tahun  1984.
            tua Ikatan Alumni FT-USU se-Jabota-  Pekerjaan  Umum  (PU),  Departemen   Hanya  dalam  tempo  satu  tahun  dia
            bek ini  untuk  mencoba menaklukkan   Pertambangan  dan  Energi  (Deptam-  langsung dipromosikan menjadi peja-
            rimba Jakarta itulah  yang mewarnai   ben), Perusahaan Listrik Negara (PLN),   bat Kepala Seksi Evaluasi Pembangu-
            kehidupannya di kemudian hari. Hari-  dan Bank Bumi Daya (BBD). Uniknya,   nan dan Perencanaan Kelistrikan Na-
            hari  awal  di  Jakarta  diisinya  dengan   semuanya  bersedia  menerimanya   sional, Ditjen LPE, golongan III-C dan
            membaca  koran,  memicingkan  mata   sebagai  pegawai.  Karena  harus  me-  pangkat  Eselon-IV.  Sehingga,  untuk
            terhadap setiap bunyi iklan lowongan   mutuskan salah satu maka dia pilah-  memenuhi  persyaratan  administratif
            kerja, lalu mengirim surat lamaran ke   pilah.                       kepegawaian  pejabat  kepala  seksi
            berbagai instansi.                    Di  PU  dia  tolak  padahal  sudah   setiap  dua  tahun  sekali  golongan
                Sebuah  perusahaan  kontraktor,   harus berangkat ke Sorong, Irian Jaya   dan  kepangkatannya  dinaikkan  oleh
            konsultan,  dan  engineering  swasta   sebab tiket dan segala macam fasilitas   atasannya.
            yang  merupakan  rekanan  Pertamina   sudah disediakan. Di kepalanya masih   Beberapa  kesempatan  training
            memanggilnya  untuk  tes,  lalu  dite-  terngiang  kuat  keinginan  menakluk-  ke luar negeri dijalaninya. Antara lain,
            rima. Di kemudian hari diketahui pe-  kan rimba Jakarta.             mengikuti  pelatihan  UNDP  (United
            rusahaan  itu  PT.  Astenica  milik  Grup   Dengan alasan yang sama tidak   Nation  Development  Program)  se-
            Salim.                            bersedia tugas ke luar kota panggilan   lama lima bulan di Italia. Romantisme
                Dua  tahun  di  sana  dirasakan-  dari  PLN  pun  ditolaknya.  Pilihan  ak-  perjalanan hidup di Italia ditorehkan-
            nya cukup enjoy bekerja. Akan tetapi,   hirnya  jatuh  ke  Deptamben  dengan   nya  dengan    memberi    nama  anak





                                                                                                               45
  44                                                                          | PARLEMENTARIA  |  Edisi 84 TH. XLII, 2011 | 45
                                                                                        ARIA |
  44 | PARLEMENTARIA |  Edisi 84 TH. XLII, 2011 || PARLEMENTARIA |  Edisi 84 TH. XLII, 2011 |
                                                                                                   TH. XLII, 201 |
                                                                              |
                                                                                                             1

                                                                                             Edisi 84
                                                                               ARLEMENT
                                                                              P
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50