Page 46 - MAJALAH 84
P. 46

PROFIL












































            keduanya    Valentino.  Lengkapnya   ayahnya  terbang  dari  Medan  hanya   Utama  Permata  adalah  terjemahan
            Dimpos Diarto Valentino Tampubolon   untuk  mengadakan  rapat  keluarga   dari konsep orang Batak tentang anak
            yang lahir ketika dia sedang berada di   membahas  dan  mempertanyakan   dimana  anak  adalah  segala-galanya
            Italia.                           keputusan  terbaru  Nurdin.  Bahkan   atau, anakhonki do hamoraon di ahu.
                Sambil bekerja sebagai pegawai   isterinya sendiri termasuk yang tidak   Lambat  laun,  perusahaan  yang
            Deptamben, dia memanfaatkan waktu   setuju dengan keputusannya.      didirikannya mulai berkembang. Son-
            luang  mengajar  atau  menjadi  dosen   Nurdin  meyakinkan  diri  sen-  valdy  Utama  Permata  kini  berubah
            di  Universitas  Tujuh  Belas  Agustus   diri  bahwa  dia  mampu  membangun   menjadi  holding  company  setelah
            (Untag) Jakarta maupun UPN Veteran.   usaha.  Dia  lalu  mulai  membangun   berhasil  melahirkan  berbagai  anak
            Termasuk sebagai pekerja paruh wak-  bisnis. Pilihannya jatuh ke bisnis ber-  perusahaan baru. Cakupan usaha be-
            tu di sebuah perusahaan swasta milik   basis  teknologi  canggih  atau  hi-tech   raneka    ragam    dari  hi-tech,  perda-
            Yudo Sugama, anak Kabakin ketika itu   (high technology).  Pengalaman   be-  gangan,  hingga  perkebunan  kelapa
            Yoga Sugama. Dengan segala kesibu-  kerja di Inalum menangani aluminium   sawit  dan  perkayuan.  “Sampai  seka-
            kan dan prestasi yang diraih bathinnya   membuat ilmunya merasa pas disitu,   rang perkebunan kita sudah luas,” ka-
            kembali mulai berbisik, “Saya merasa,   terutama  saat  bekerjasama  sebagai   tanya ringkas.
            kayaknya saya bisa bersaing di luar,”   mitra  PT.  Industri  Pesawat  Terbang   Melihat  perusahaannya  sudah
            ujar Nurdin.                      Nusantara (IPTN), kini PT. Dirgantara   mulai berkembang,  Nurdin memiliki
                Semua menjadi berbalik ketika di   Indonesia  (DI).  Industri  pesawat  ter-  keinginan kuat untuk mensejahte-ra-
            tahun  1988  dia  memutuskan  meng-  bang ini menggunakan banyak mate-  kan masyarakat banyak. “Itulah target
            undurkan diri dari Deptamben. Peris-  rial aluminium.                utama  saya  sekarang,  kalau  masih
            tiwa ini dirasakannya sangat berat se-  Bendera  usaha  yang  dibangun-  diperlukan,”  cetus  mantan  kandidat
            bab banyak tantangan. Dari keluarga,   nya  adalah  PT  Sonvaldy  Utama  Per-  Calon Gubernur Sumatera Utara pada
            sahabat, dan sesama kolega termasuk   mata. Sonvaldy, singkatan tiga nama   pemilihan 2003.
            atasan  di  Deptamben  yang  masih   anak pertamanya. Son dari anak per-  Mensejahterakan   masyarakat,
            menawarkan  fasilitas  dan  program   tama  Sondang,  Val  dari  anak  kedua   sudah dimulai Nuridn dari perusahaan
            menggiurkan agar tetap bekerja dan   Valentino  yang  lengkapnya  Dimpos   yang  kini  telah  menghidupi  ribuan
            tidak jadi keluar.                Diarto  Valentino,  dan  Dy  dari  nama   orang  karyawan,  belum  termasuk
                Melihat  keputusannya  tersebut,   anak  ketiga  Randy.  Sementara  kata   anggota  keluarga  karyawan.  Konsep





                                                                                                                                                                                                                                         47
            46                                                                                                                                                                                          | PARLEMENTARIA  |  Edisi 84 TH. XLII, 2011 | 47
                                                                                                                                                                                                                  ARIA |
            46 | PARLEMENTARIA |  Edisi 84 TH. XLII, 2011 || PARLEMENTARIA |  Edisi 84 TH. XLII, 2011 |
                                                                                                                                                                                                                             TH. XLII, 201 |
                                                                                                                                                                                                        |
                                                                                                                                                                                                                                      1

                                                                                                                                                                                                                       Edisi 84
                                                                                                                                                                                                         ARLEMENT
                                                                                                                                                                                                        P
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51