Page 59 - MAJALAH 116
P. 59

belum terpecahkan.

              Menjadi Politisi
              Mantan Ketua Ikatan Sarjana Eko-
            nomi Indonesia cabang Salatiga ini,
            dipercaya sebagai Dekan FE UKSW un-
            tuk dua periode berturut-turut, yaitu
            1989-1992 dan 1992-1994. Setelah
            itu, ia mendapat beasiswa untuk pro-
            gram doktoralnya. Kali ini, Hendrawan
            menuntut ilmu ke Vrije Universiteit Am-
            sterdam, Belanda. Di negeri Kincir Ang­
            in itu, ia menekuni bidang manajemen
            strategik dan ekonomi bisnis.

              Setelah berhasil meraih gelar PhD
            bidang ekonomi, Hendrawan kembali
            lagi ke kampus tercintanya di Salati-
            ga, tahun 1998. Prestasinya yang ce-
            merlang dan dedikasinya yang tinggi,
            membuatnya dipercaya lagi menem-
            pati posisi dekan untuk ketiga kalinya
            (2000­2004). Dosen di Lembaga Ad-
            ministrasi Negara ini, bahkan dikukuh-
            kan menjadi guru besar bidang mana-
            jemen strategik dan ekonomi bisnis,
            sekaligus dianugrahi gelar profesor dari
            UKSW tahun 2001.

              Kwik Kian Gie politisi sekaligus eko-
            nom terkemuka, lalu meminta Hen-
            drawan menjadi pengajar sekaligus
            pengelola Institut Bisnis dan Informa-
            tika Indonesia di Jakarta. Hendrawan
            diangkat menjadi Direktur Pascasarjana
            di lembaga tersebut. Dari pergaulannya
            dengan Kwik Kian Gie, mengantarkan
            Hendrawan pada pergaulan lebih luas
            dengan para politisi PDI Perjuangan.

              Saat itu tahun 2004, Megawati masih menjabat Presi-  sangat berjasa bagi saya,” imbuhnya. Dosen ekonomi
            den dan sedang mencalonkan diri menjadi Presiden  bisnis di berbagai kampus terkemuka Indonesia itu,
            kembali bersama Hasyim Muzadi sebagai calon Wakil  sukses meraih suara hingga mengantarkannya menjadi
            Presiden. Adalah Cornelis Lay penasihat ekonomi Presi­  anggota DPR RI untuk pertama kali. Di DPR, ia ditem-
            den Megawati yang pertama mengajaknya ke Mega  patkan di Komisi VI yang membidangi perdagangan,
            Center. Akhirnya ia pun dipercaya menjadi tim sukses  industri, koperasi, BUMN, dan perlindungan konsumen.
            Mega-Hasyim dalam Pilpres 2004.
                                                                 Suara kritis selalu dia kemukakan di setiap rapat de-
              “Di Mega Center itu, saya ketemu Pak Taufik Kiemas.  ngan pemerintah yang menyangkut kebijakan sektor
            Dari situlah, saya mulai dekat dengan Pak Taufik,” ujar  riil. Soal perdagangan, misalnya, mantan Direktur Pas-
            Hendrawan. Pada Pemilu 2009, mendiang Taufik Kiemas  casarjana IBII ini mengeritik keras bila pemerintah selalu
            menawarkannya menjadi caleg dan ditempatkan di dap-  membuka impor tanpa melihat kondisi di dalam nege-
            il Jateng X (Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan,  ri. Produk pangan paling sering terkena imbasnya saat
            Kabupaten Pemalang, dan Kabupaten Batang) nomor  produk impor membanjiri pasar dalam negeri. Contoh
            urut 2.                                            yang selalu heboh adalah impor gula. Padahal, peme-
                                                               rintah punya program swasembada gula.
              “Awalnya saya takut jadi caleg, karena dunia politik
            sangat berbeda dengan dunia akademik. Dan Pak Taufik   “Saya geli juga kadang-kadang. Saat swasembada


                                                                             PARLEMENTARIA  EDISI 116 TH. XLIV, 2014  59
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64