Page 64 - MAJALAH 116
P. 64

KUNJUNGAN KERJA




          pasi dan penanganan secara cepat jika terjadi masalah  ngendalian BBM bersubsidi sehingga tidak membeng-
          distribusi BBM,” terangnya.                       kak terus, Saya pikir pengendalian BBM bersubsidi tidak
                                                            jalankan dengan baik,” kritiknya.
           Komisi VII DPR, lanjutnya, juga memberikan perhatian
          terhadap SPBU di sekitar Pantura. Pasalnya, selain me-  Wakil Ketua Komisi VII Achmad Farial dari Fraksi Partai
          nyediakan BBM, harus diperhatikan juga fasilitas yang  Persatuan Pembangunan, menambahkan bahwa dalam
          layak untuk para pemudik beristirahat. “Kita meng-  Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan
          harapkan dapat memperoleh informasi yang cukup jika  (APBN­P) total volume BBM Bersubsidi sebanyak 48 juta
          ada masalah kita selesaikan bersama,”katanya.     kl diturunkan menjadi 46 juta kl.

           Tim dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi VII DPR Dar-  “Saya minta BPH Migas mengontrol bagaimana pene-
          yatmo Mardiyanto dari Fraksi PDI Perjuangan, didam-  tapan volume 46 juta kl di APBN­P 2014 ini tidak seperti
          pingi anggota lainnya yaitu Natassya Tara (F­PD), Sutarip  tahun lalu dengan minta tambahan lagi. Pertamina juga
          Tulis Widodo (F­PD), Dito Ganinduto (F­PG), Halim Kalla  harus lebih bisa mengendalikan BBM dari kebocoran-
          (F­PG),  Bambang Wuryanto (F­PDI Perjuangan), Mo-  kebocoran yang ada,” tegasnya.
          hammad Idris Luthfi (F­PKS), Totok Daryanto (F­PAN),
          Agus Sulistyono (F­PKB), dan Herry Lontung Siregar dari   Achmad Farial juga mengusulkan kendaraan peng-
          Fraksi Hanura.                                    guna jalan tol jangan dikasih premium (BBM bersubsi-
                                                            di). Karena kalau yang mudik menggunakan kendaraan
                                                            mobil berarti bisa dikategorikan mampu. jadi buat apa
                                                            dikasih premium.

                                                              Anggota Komite BPH Migas Qoyum Tjandranegara
                                                            menjelaskan bahwa telah diputuskan oleh pemerintah
                                                            termasuk dengan DPR bahwa mulai 1 Juli sampai akhir
                                                            Desember 2014 BBM bersubsidi diturunkan dari 48 juta
                                                            kl mejadi 46 juta kl.
                                                              “Sampai akhir Juni yang telah dikonsumsi sebanyak
                                                            22,9 juta kl, jadi kalau ini per semester 23 juta kl, saya
                                                            memperkirakan pas jumlahnya. Jadi belum melebihi,”
                                                            jelasnya.
                                                              Meski demikian diingatkan, selagi masih adanya dis-
                                                            paritas harga BBM yang masih jauh maka penyelewe-
                                                            ngan BBM masih tetap tinggi.

                                                              Lebih lanjut, menurutnya kendaraan mobil plat hitam
                                                            harus menggunakan pertamax karena bukan 30% dinik-
           Pengendalian BBM Subsidi                         mati oleh lapisan masyarakat menengah ke bawah tapi
                                                            hanya 4%.  Sebanyak 96% BBM dinikmati oleh kalangan
           Seiring dengan lonjakan penggunaan kendaraan pada  masyarakat kelas menengah ke atas,” tegas Qoyum.
          arus mudik dan arus balik lebaran, terjadi peningkatan
          penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.     Achmad Faril menegaskan, selain upaya mejaga ke­
          Komisi VII DPR meminta kepada Pertamina dan BPH Mi-  tersediaan pasokan, aspek lain juga harus diperhati-
          gas untuk lebih memaksimalkan dalam mengendalikan  kan adalah penguatan infrastruktur untuk kelancaran
          kebutuhan BBM Bersubsidi.                         pendistribusian apalagi menjelang dan pada bulan ini
                                                            menyambut hari raya idul fitri biasanya kebutuhan ba­
           ”Bagaimana cara mengendalikan BBM bersubsidi  han bakar minyak akan melonjak sangat besar. Mobili-
          sehingga tidak over kuota, karena sekarang ini sudah  tas masyarakat tinggi sehingga perlu kesiapan dan ter-
          over,” kata Anggota Komisi VII Ali Kastella dari Fraksi  jamin ketersediaannya.
          Partai Hanura, setelah mendapatkan penjelasan tentang
          sistem dan cara distribusi BBM dalam rangka mengha-  ”Komisi VII mengharapkan seluruh ketersediaan dan
          dapi lebaran oleh PT. Pertamina yang dihadiri juga BPH  pendistribusian bahan bakar yang menjadi tanggung
          Migas, menjelang lebaran di Terminal BBM Padalarang,  jawab Pertamina dapat teratasi dengan baik, sehingga
          Jawa Barat.                                       masalah kelangkaan bahan bakar dan kesulitan ma-
                                                            syarakat untuk mendapatkan bahan bakar minyak serta
           Menurut Ali Kastella pengendalian BBM bersubsidi  menyalahgunaan bahan bakar minyak bersubsidi tidak
          tidak berjalan dengan baik. “Misi BPH Migas adalah pe-  terjadi,” tegasnya.


          64 PARLEMENTARIA  EDISI 116 TH. XLIV, 2014
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69