Page 68 - MAJALAH 116
P. 68
KUNJUNGAN KERJA
tegas Agus. dan guru besar sebanyak 42 orang. Uniknya, sebelum
diwisuda, para mahasiswa UHO yang telah dinyatakan
Politisi Demokrat ini menambahkan, jika sekolah tidak lulus akan menerima pelatihan ESQ untuk meningkat-
memiliki izin, dan tercatat di Pemda, tentu saja Pemda kan kecerdasan spiritual para lulusannya.
tidak dapat melakukan kontrol. Kejadian beberapa
waktu lalu, dimana ada sekolah internasional di Jakarta
yang tidak memiliki izin tentu saja menjadi pelajaran. Ia
berharap, hal ini tidak terjadi lagi.
“Kalau tidak memiliki izin, bagaimana pemerintah
daerah dapat melakukan kontrol? Tindakan yang bisa
dilakukan, sekolah tersebut tidak boleh beroperasional
terlebih dahulu. Soal hal ini, harus ada kerjasama antara
Pemda dengan Kemendikbud,” tambahnya.
Menilik beberapa informasi di media lokal Bali, dijelas-
kan banyak sekolah yang beroperasi di Bali tidak me-
miliki izin operasional dari Kemendikbud, namun sudah
melaksanakan proses pembelajaran dan beroperasi
bertahun-tahun. Menyikapi kondisi ini, Gubernur su-
dah mengirim surat ke Mendikbud, termasuk agar ada
pelibatan pemerintah provinsi dalam proses penerbitan
izin hingga pengawasan sekolah internasional yang
bero perasi di Bali. Dalam kesempatan yang sama, Tim Kunker Komisi X
juga mendapati banyak potensi Provinsi Sulawesi Teng-
Dalam kesempatan yang sama, Komisi X DPR RI juga gara (Sultra) yang belum tergali secara optimal. Provinsi
menantang Provinsi Bali untuk segera menuntaskan yang juga dikenal dengan Bumi Anoa ini memiliki 14
buta aksara yang ada di daerahnya. Pasalnya, Provinsi kabupaten/kota dengan jumlah penduduk 2,7 juta jiwa.
Bali masih masuk dalam 10 besar daftar provinsi pe- Memiliki potensi pariwisata, pendidikan, olahraga, hing-
nyandang buta aksara. “Menurut Badan Pusat Statistik, ga pertanian, butuh perhatian pemerintah pusat.
masih ada 8,6 juta masyarakat Indonesia yang masih
buta aksara di sepuluh provinsi di Indonesia. Salah satu- Di bidang Pariwisata, Sultra punya banyak destinasi
nya adalah Provinsi Bali. Kapan Provinsi Bali mendekla- pariwisata menarik seperti wisata bawah laut Wakatobi
rasikan tuntas buta aksara?” tanya Qomar. yang belum terpublikasi secara luas. Masih kalah dengan
wisata bawah laut Bunaken (Sulut), Raja Ampat (Papua),
Wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta menyatakan dan Bali. Dinas Pariwisata Sultra, sedang menggencarkan
menerima tantangan tersebut, namun tidak berani promosi Wakatobi sebagai wisata bawah laut alternatif di
menjanjikan tahun depan. Pasalnya, anggaran untuk ta- Nusantara selain di Papaua, Sulut, dan Bali.
hun 2015 sudah dialokasikan untuk bidang lain. Namun,
setidaknya di tahun depan akan dimulai pembinaan. Di bidang olahraga, Sultra sangat terkenal dengan
olahraga dayung. Para atlet dayung Sultra selalu me-
Sementara di Kendari, Sultra, Komisi X mendapat nyumbangkan emas bagi kontingen Indonesia di pesta
data bahwa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari ha olahraga Sea Games dan Asian Games. Namun, perha-
nya mendapat anggaran berkisar Rp16 miliar. Jauh bila tian terhadap kesejahteran para atlet dayung sangat
dibandingkan dengan kampus UI yang mendapat Rp235 kurang. Selama ini, belum ada asrama yang represen-
miliar. Padahal, 52 persen anggaran pendidikan nasio- tatif bagi para pedayung di Sultra. Bahkan, keterangan
nal tersedot ke perguruan tinggi (PT), ketimbang untuk dari Dinas Pemuda dan Olahraga Sultra, para pedayung
pendidikan dasar dan menengah. Ini lantaran, semakin sudah kehilangan kuota untuk diangkat jadi PNS.
tinggi jenjang pendidikan, semakin tinggi pula kebutu-
han anggarannya. Soal kebutuhan pendidikan untuk Sementara itu, di bidang pendidikan, Sultra memiliki
Sultra, Komisi X DPR selalu berusaha memperjuangkan- 2029 unit PAUD, 2000an unit SD, 700 lebih unit SMP,
nya. dan 265 unit SMA. Sultra juga memiliki 2 universitas
negeri. Dan kelak akan memiliki lagi 2 kampus negeri.
“Bantuan anggaran bagi Universitas Halu Oleo mesti- Yang menjadi persoalan di Sultra, regulasi sertifikasi
nya jauh lebih besar daripada kampus UI dan ITB,” kata guru masih menyisakan masalah. Para guru dituntut
Utut. Kampus UHO sendiri telah mencetak 46.617 lulus- mengejar jam ngajar sebagai syarat mendapat sertifi-
an dari berbagai jurusan. Saat ini, mahasiswa aktifnya kasi guru. Akhirnya, banyak guru mengajar di beberapa
berjumlah 35.012 orang dan sekitar 2000 lebih akan sekolah untuk mengejar syarat tersebut. (sf & mh) Foto:
segera diwisuda. Jumlah tenaga pengajar 1.065 dosen, Sofyan/Parle/HR
68 PARLEMENTARIA EDISI 116 TH. XLIV, 2014