Page 57 - MAJALAH 116
P. 57

Bagi  orang-orang  di  kota,  nama
                                                                                dengan awalan “Su” seperti Supra-
                                                                                tikno terkesan kampungan. Muncul
                                                                                usulan nama Hendrawan dari para
                                                                                temannya untuk ditambahkan di
                                                                                depan nama Supratikno.
                                                                                  Hendrawan sendiri sempat ingin
                                                                                menambahkan  nama  Andi,  tapi
                                                                                takut dikira orang Makassar. Akh-
                                                                                irnya, disepakati nama Hendrawan.
                                                                                Jadilah Hendrawan Supratikno se-
                                                                                perti yang populer hingga kini. Dari
                                                                                sisi marketing, nama tersebut cu-
                                                                                kup menjual. “Saya amati nama itu
                                                                                membawa hoki. Namanya bisa go
                                                                                public dan gampang populer secara
                                                                                marketing,” aku Hendrawan penuh
                                                                                tawa.
                                                                                  Saat bersekolah di SMA Kristen
                                                                                Purwokerto, prestasi pemuda Hen-
                                                                                drawan tak pernah surut. Ia selalu
                                                                                menjadi bintang pelajar di seko-
            gam kue dari nogosari, kue talam,  drawan hijrah ke Kota Purwokerto,  lahnya. Hobi caturnya juga terus
            lapis,  hingga  lontong  opor.  Ada  Jateng dan tinggal bersama ka-  berkembang. Mungkin bila ia teku-
            dua penjualnya yang selalu datang  kaknya bernama Iman Sujono. Sang  ni dan fokus di dunia catur, Hen-
            ke rumah untuk mengambil kue  kakaklah yang sepenuhnya membi-       drawan sudah menjadi master catur
            produksi sang ibu.                ayai pendidikan Hendrawan. Saat  dunia. Permainan catur seperti su-
                                              itu, Hendrawan meneruskan studi di  dah mendarah daging bagi pemuda
              Lulus SD tahun 1974, Hendrawan  SMA Kristen Purwokerto. Di sekolah  Hendrawan.
            melanjutkan ke SMP Kristen Sidare-  ini legenda bulutangkis dunia Chris-
            ja, masih satu lokasi dengan SD-nya.  tian Hadinata pernah bersekolah.  Satu lagi yang menjadi hobinya
            Prestasinya terus berlanjut di bang-                                kala itu. Ia suka sekali membaca
            ku SMP. Ia selalu menempati rangk-  Bagi masyarakat di desanya,  komik silat Kho Phing Hoo. Ham-
            ing teratas di kelasnya. Selain seja-  bisa bersekolah di kota punya nilai  pir semua serial silat yang ditulis
            rah, pelajaran geografi juga sangat  prestis tersendiri. “Dahulu hidup di  Asmaraman S. Kho Ping Hoo itu,
            disukainya. Bahkan, ia mendapat  kota  menjadi  simbol  kesuksesan  ia kuasai betul jalan ceritanya. Ada
            nilai 10 untuk pelajaran sejarah. Pe-  dan desa jadi simbol keterbelakan-  cerita “Pendekar Super Sakti”, “Ped-
            lajaran eksak seperti matematika, ia  gan,” ungkap Hendrawan. Sebelum  ang Kayu Harum“, Dendam Si Anak
            juga sangat pandai.               menetap di Purwokerto, Hendrawan  Haram”, “Pusaka Gua Siluman”, “Si
                                              suka sekali nonton di bioskop, Pur-  Tongkat Sakti”, “Sepasang Pedang
              Selain aktif bersekolah siang hari  wokerto setiap bulan. Bersama sa-  Iblis”, dan lain-lain. Di rumahnya ia
            di SMP, Hendrawan kecil juga kerap  habatnya, ia kendarai sepeda motor  mengoleksi hampir semua komik si-
            membantu kakaknya berdagang  ke Purwokerto yang berjarak 76 km  lat Kho Ping Hoo.
            dengan menjaga toko, terutama  dari desanya. Waktu itu, ia antara
            di hari pasaran, Rabu dan Minggu.  lain nonton film “Cintaku di Kampus   Saking menguasai cerita silat,
            Sang kakak waktu itu tinggal di  Biru” yang dibintangi Roy Martin dan  kelak ia suka menggunakan istilah
            Kawunganten, sekitar 15 km dari  film-film kungfu. Begitulah, orang  dan nama pendekar silat dalam se-
            rumahnya. Untuk sampai ke toko  desa bila ingin mencari hiburan ha-  tiap diskusi, rapat, sampai mengajar.
            milik kakaknya, ia susuri rel kereta  rus pergi ke kota.            Bahkan, kondisi politik mutakhir di
            sendirian. Pulang dari toko, Hen-                                   Tanah Air kerap ia analogikan juga
            drawan  selalu  diberi  uang  saku.   Banyak kenangan dan peristiwa  dengan cerita silat. Di masa remaja
            Senang rasanya mengingat masa  menarik selama di SMA. Semasa di  ketika masih duduk di bangku SMA,
            lalu di desa.                     SMA­lah nama “Hendrawan” mu-      membaca komik seperti jadi “ritual”
                                              lai disematkan dari sebelumnya  bagi Hendrawan. Memasuki kelas
              Dekan Termuda                   hanya Supratikno. Diawali usulan  3 SMA, ibunda Hendrawan wafat.
                                              para temannya di SMA agar dirinya  Jadilah ia anak yatim piatu.
              Tamat SMP tahun 1977, Hen-      merubah atau menambah nama.


                                                                             PARLEMENTARIA  EDISI 116 TH. XLIV, 2014  57
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62