Page 44 - MAJALAH 81
P. 44
sar kalau kurikulumnya tidak standar,” Saat ini Panja masih mengum- program PTT atau model sejenis yang
tambahnya. pulkan masukan dari PPSDM Ke- kira-kira dokter interest ke situ. Ke-
Jika uji kompetensi dimasukkan menkes, sebenarnya jumlah tenaga mudian kurikulum dan standar control
didalam sistem pendidikan harus di- kesehatan kita berapa, dimana saja harus ditelaah lebih mendalam.
pastikan bahwa mereka betul. Misal- yang kurang, dan yang juga harus Kita harus menggali lebih dalam
kan 8 semester ditambah dua tahun dipelajari lebih dalam adalah tentang lagi karena ini terkait dengan lin-
coass, dan harus ada ketentuan dari 8 pola. Pola di perguruan tinggi negeri tas sektor. Solusinya tidak hanya pada
semester itu dia tidak boleh naik kalau dan swasta. satu sisi, solusinya juga harus sistemik.
kompetensinya tidak terpenuhi. Perhimpunan Dekan Fakultas Ini bukan pekerjaan mudah. Semua
Ledia tidak setuju jika UKDI di- Kedokteran Seluruh Indonesia, Per- punya sudut pandang masing-ma-
masukkan dalam kurikulum, karena satuan Dokter Umum, Dekan Fakultas sing, tapi mereka masih bisa merubah
yang harus diperbaiki adalah sistem- Kedokteran UI, Badan Akreditasi dan sistem, karena pengambil kebijakan
nya. “Kita sudah memiliki sistem itu Dikti, saat diminta masukannya oleh yang harus lebih intens berdiskusi de-
puluhan tahun, kita baru bicara dok- panja UKDI tentang bagaimana sebe- ngan Komisi IX. Perguruan tinggi hanya
ter umum, bagaimana dengan dokter narnya design mereka masing-masing, sebagai pelaksana katakanlah mereka
spesialis?” terang Ledia. terlihat tidak match. Bagi perguruan tidak bisa mengambil kebijakan secara
Dijelaskan Ledia bahwa di bebe- tinggi, mereka adalah tempat meng- khusus yang jauh berbeda dengan Dik-
rapa daerah atau kabupaten sangat hasilkan dokter-dokter yang sesuai nas atau Depkes.
kekurangan dokter spesialis. Dari ber- kompetensinya yang diperlukan ma- Paling tidak yang perlu dipikirkan,
bagai macam spesialis yang ada, di syarakat, dan mau mengabdi kepada distribusi merata tidak menumpuk
daerah hanya ada dua macam yaitu masyarakat. Agar match, semua harus di salah satu daerah saja. Katakanlah
spesialis penyakit dalam dan spesialis duduk bersama, melebur, jangan ada Ada akses kesehatan yang lebih be-
anak. ego sektoral, semua demi kepenti- sar untuk rakyat. Jadi penyebabnya
Di beberapa daerah ada yang ngan bangsa. tidak hanya satu. Harus dianalsisi lebih
membuat sistem kontrak dengan Ledia berharap Panja UKDI dalam oleh Panja ini. Jadi tidak ada
pendapatan yang cukup memadai bagi segera dapat memformulasikan yang dokter yang merasa terzalimi dipaksa,
dokter agar mereka mau mengabdi paling baik untuk dokternya dan untuk sementara rakyat merasa tidak ada
di daerah itu. Seperti di Halmahera masyarakat. Oleh karena itu Panja akses kesehatan.
Utara misalnya, bagi dokter yang mau UKDI harus lebih produktif lagi mem- Paling lambat awal Maret, Ledia
bekerja di sana minimal 6 bulan tidak bahasa draft-draft itu. Karena semua beharap Panja UKDI bisa cepat selesai,
pulang, fasilitas diberikan. Dokter menyangkut kesejahteraan rakyat. agar Komisi IX bisa melanjutkan pem-
tersebut akan ditempatkan di RSUD Jangan sampai kebijakan yang dihasil- bahasan RUU yang lain. Hasil reko-
dengan tugas untuk menurunkan ang- kan tidak berpihak pada rakyat. mendasi Panja UKDI akan diserahkan
ka kematian ibu dan anak. Selain sistem yang harus diper- pada Dikti dan Kemenkes untuk di
Jika Pemda memiliki research baharui, menurut ledia, adakan lagi tindaklanjuti.(sc)foto:doc parle/intert
yang cukup, memiliki kesadaran untuk
membangun kesehatan hal tersebut di
atas bisa dilakukan. Namun bagi yang
APBDnya kurang bagaimana, diperlu-
kan alokasi dan skala prioritas. Menu-
rut Ledia, maka dari hal inilah panja
UKDI dibentuk.
Dijelaskan Ledia, saat Rapat De-
ngar Pendapat Panja UKDI dengan IDI,
Ketua IDI memberikan saran, bahwa
jika sistem jaminan sosial sudah diber-
lakukan dengan menerapkan sistem
rujukan niscaya dokter lebih sejahtera.
“Artinya dokter jika bicara penghasi-
lan, dia bisa berpikir, sekian pasien
harus melalui dia dulu baru ke rumah
sakit. Itu yang udah pasti didapat.
Jadi sebetulnya sistem itu yang harus
dikembangkan”, terang Ledia.
| PARLEMENTARIA | Edisi 81 TH. XLII, 2011 |