Page 54 - MAJALAH 120
P. 54

pungnya juga ada tanah lapang  Sumbawa disebut cidomo atau do-     piawai masak. Penganan apa saja
          tempat Fahri dan para sahabatnya  kar. Pulang sekolah, biasanya Fahri  yang bisa menghasilkan uang, sela-
          bermain bola. Hampir semua per-  langsung bermain ke laut, sungai,  lu dibuat ibunya. Fahri kecil pernah
          mainan di tanah lapang, ia sangat  atau hutan. Di kampungnya tak ada  menjajakan kue mangkok, keripik
          suka. Ketika menginjak usia SMP,  yang membahayakan anak-anak un-  singkong, gula-gula, dan lain-lain.
          Fahri bahkan suka catur. Ia tergila-  tuk bermain. Bahkan, Fahri pernah
          gila dengan catur. Setiap kali meli-  bermain ke tengah hutan hingga   Aktivis Kampus
          hat orang nganggur, ia hampiri lalu  malam.                          Setamat SD tahun 1984, Fahri
          membuka papan catur dan menga-     Selepas Magrib, Fahri belajar aga-  melanjutkan ke SMP Muhammadi-
          jaknya bertarung.                ma dan membaca Al Quran pada  yah. Prestasi cemerlangnya trus
           “Waktu SMP suka sekali main ca-  ayahnya. Kebetulan sang ayah da-  berlanjut di SMP yang tak jauh
          tur. Saya dibeliin catur oleh abang  hulunya adalah aktivis Masyumi.  dari rumahnya. Waktu trus begulir
          saya. Jadi, ke mana-mana saya  Bila malam tiba, kampung jadi gelap  mengganti hari-hari Fahri di kam-
          bawa papan catur itu,” kenangnya,  gulita tanpa penerangan. Rumah-  pung. Tahun 1987 lulus SMP dan
          penuh tawa. Mengawali pendidikan  rumah penduduk hanya diterangi  melanjutkan ke SMA Muhammadi-
          formalnya, Fahri bersekolah di Ma-  lampu templok. Tak ada aktivitas  yah. Dari SD sampai SMA selalu
          d rasah Ibtidaiyah Muhammadiyah,  belajar  malam,  apalagi hiburan  bersekolah di Muhammadiyah. Itu
          tahun 1978. Ia siswa yang cerdas.  malam. Kampung sangat sunyi bila  lantaran masyarakat di kampungnya
          Selalu menempati ranking pertama  malam tiba. Begitulah aktivitas anak  mayoritas Muhammadiyah.
          di kelasnya hingga lulus SMA. Ham-  seorang petani di kampung.       “Sekolah yang bagus di sana, ya
          pir semua pelajaran di sekolahnya ia   Malam di kampungnya baru ramai  sekolah Muhammadiyah. Keluarga
          suka, terutama mata pelajaran ba-  bila ada perhelatan kampanye pe-  saya dari Masyumi, tidak ada cerita
          hasa Indonesia.                  milu, layar tancap, atau MTQ saja.  menyekolahkan anak di sekolah
           Anak-anak sekolah di kampung-   Suasana seperti itu biasanya sangat  pemerintah. Muhammadiyah insti-
          nya terbiasa berjalan kaki ke seko-  disukai Fahri. Di keramaian MTQ,  tusi yang sangat dominan di sana.
          lah, karena memang tak ada ang-  misalnya, ia suka membantu ibun-  13 tahun saya sekolah di Muham-
          kutan umum di sana. Angkutan  danya menjajakan makanan di ten-     madiyah,” ungkap Fahri. Selama
          umum hanya ada delman yang di  gah keramaian. Ibundanya sangat  bersekolah SMP hingga SMA, Fahri













































          54 PARLEMENTARIA  EDISI 120 TH. XLIV, 2014
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59