Page 75 - Stabilitas Edisi 195 Tahun 2023
P. 75
ahulu merampok bank
biasanya membutuhkan
senjata dan juga kendaraan
Duntuk melarikan diri,
ditambah sedikit rencana dan mungkin
beberapa orang teman. Sekarang
perampok bisa menyerang lembaga
keuangan dengan sederet trik komputer
dan beberapa klik tetikus komputer.
Meski begitu hasil peretasan mungKin banyaK
tidak kalah mengguncang dibanding yang belum tahu,
perampokan konvensional. Tanya saja
kepada Bank Syariah Indonesia (BSI) Kalaupun tahu
yang baru saja mengalami peretasan mereKa tidaK
sistem komputer dan pengamanan JadiKan priOritas
datanya.
Penyerang diberitakan telah Karena yang ada
menyedot data dalam jumlah besar, dibenaK mereKa
termasuk detail rekening bank
pelanggan. Motif para penjahat dunia ini masih masa
maya yang menyerang BSI mungkin transisi. atau
masih menjadi misteri, meski saluran
media tak resmi menyebut mereka telah mereKa masih Satriyo Wibowo, Pengamat
meminta uang tebusan. Namun luka yang menunggu aturan keamanan siber dari Indonesia
digoreskan pada reputasi BSI tidak akan Cyber Security Forum (ICSF)
mudah dihilangkan. turunan dari uu
BSI, menjadi korban terakhir itu seperti pp atau
keganasan para pencuri data yang
berkelana di dunia siber, menambah perpres.
daftar kasus peretasan yang sudah
menimpa banyak institusi bisnis Tanah
Air di era ketika data menjadi komoditas
rebutan.
Akan tetapi kasus BSI menjadi
yang terbesar pertama setelah Undang-
Undang Perlindungan Data Pribadi
yang diterbitkan jelang akhir tahun lalu.
Kenyataan tersebut tentu memunculkan masih menunggu aturan turunan dari UU mengambil dan mengunci sekumpulan
keraguan dari publik bahwa institusi itu seperti PP atau Perpres,” ujar dia. data dan meminta tebusan jika ingin
bisnis pengelola data warga belum Apalagi, dalam UU No. 27 tahun membukanya. Akibatnya layanan
melakukan perbaikan berarti terkait 2022 juga disebutkan bahwa perusahaan perbankan BSI terganggu selama
keamanan data. yang tidak memenuhi aturan baru akan beberapa hari. Data pengguna pun hingga
Satriyo Wibowo, pengamat keamanan didenda secara administratif setelah password diduga telah bocor dan dicuri.
siber dari Indonesia Cyber Security 17 Oktober 2024. Dengan begitu, bisa Menurut Satriyo, serangan
Forum (ICSF), mengakui bahwa institusi jadi kasus yang menimpa bank syariah ransomware sudah menjadi ancaman
bisnis belum banyak yang menyesuaikan terbesar di Indonesia itu bukan kasus nyata bagi para pelaku bisnis yang
tingkat keamanan sistem pengelolaan terakhir peretasan penjahat siber yang berhubungan dengan pegelolaan
datanya dengan aturan tersebut. mengancam perbankan Tanah Air. data. “Nanti ketika UU PDP berlaku
“Mungkin banyak yang belum tahu, BSI, pada awal Mei 2023 lalu, secara penuh, risiko siber bertambah
kalaupun tahu mereka tidak jadikan terkonfirmasi mengalami serangan banyak: gugatan ganti rugi dan sanksi
prioritas karena yang ada dibenak penjahat siber yang mengirimkan administrasi pelanggaran PDP, selain
mereka masih masa transisi. Atau mereka ransomware, semacam virus yang ancaman sanksi pidana yäng sudah
www.stabilitas.id Edisi 195 / 2023 / Th.XVIII 75