Page 55 - Stabilitas Edisi 189 Tahun 2022
P. 55

Saat itu, saham startup teknologi
          sendiri dilaporkan mencapai level
          tertinggi sepanjang masa karena pemodal
          ventura terus mengguyur investasi ke
          sektor ini. Keyakinan Investor bahwa
          pandemi akan mempercepat adopsi
          teknologi baru dalam pekerjaan dan
          kehidupan sehari-hari telah mendorong
          ekspektasi pendanaan pada sektor
          tersebut.
            Meskipun startup melakukan PHK
          ke lebih dari 50 ribu pekerja pada April
          dan Mei 2020, gelombang pemutusan
          hubungan kerja (PHK) dinilai akan
          segera melambat. Sebabnya perusahaan-
          perusahaan yang kebanyakan akrab
          dengan teknologi itu akan segera
          mendapatkan talenta baru.
            Beberapa pengamat mengatakan
          bahwa situasi yang mendera industri
          startup itu banyak disebabkan oleh
          perubahan yang tengah terjadi di             Investor sudah tidak bisa lagi melakukan
          masyarakat. Sebagaimana diketahui,
          pada saat pandemic merebak, masyarakat       pendanaan karena ada  faktor moneter
          banyak mengadopsi layanan digital untuk      yang lain di luar Indonesia, termasuk faktor
          kegiatan sehari-hari, yang pada akhirya      ekonomi yang memaksa investor melakukan
          memicu lahirnya banyak startup.
            Akan tetapi, saat pandemi mulai            penghematan dan ini yang berdampak
          melandai, banyak warga yang kembali          terhadap startup.
          untuk melakukan kebiasaan lama. Hal
          ini tak pelak membuat tingkat pemakaian
          dan ketergantungan masyarakat kepada         tesar Sandikapura, Founder LiteBIG
          layanan tersebut mulai berkurang.
            Selain itu sebab yang lain adalah
          adanya kecenderungan naiknya suku
          bunga yang mulai membebani pemilik   yang serba sulit akibat tekanan ekonomi   Menurut founder aplikasi LiteBIG
          modal yang sebelumnya menikmata   yang terindikasi dipicu sejumlah faktor.   ini, model bisnis yang dilakukan
          era suku bunga rendah dalam beberapa   Dari mulai tren naiknya suku bunga   startup adalah dengan mengandalkan
          tahun belakangan. Langkah menaikkan   AS, kondisi makro ekonomi yang saat   pendanaan dari para investor. Namun
          bunga acuan yang dilakukan oleh   ini terjadi, hingga efek transisi pasca-  saat ini, investor menilai sudah saatnya
          beberapa membuat strategi pendanaan   pandemi Covid-19.              mereka mendapatkan profit dan tidak
          untuk ekspansi perusahaan teknologi   Ketua Umum Asosiasi Indonesia   melakukan pendanaan lagi bagi
          menjadi lebih mahal. Akibatnya, saham   Digital Empowering Community   startup.  “Investor sudah tidak bisa lagi
          startup teknologi jatuh, investasi startup   (IDIEC), M Tesar Sandikapura,   melakukan pendanaan karena ada  faktor
          merosot, dan eksekutif teknologi mulai   mengatakan bahwa secara umum PHK   moneter yang lain di luar Indonesia,
          mengencangkan ikat pinggang.      yang dilakukan oleh sejumlah startup   termasuk faktor ekonomi yang memaksa
            Kondisi yang sama juga terjadi di   merupakan efek dari bisnis model   investor melakukan penghematan dan
          Indonesia. Sampai pertengahan tahun   yang mereka lakukan. “Penyebab PHK   ini yang berdampak terhadap startup
          lalu setidaknya ada enam perusahaan   sebenarnya bukan karena faktor satu atau   yang sebenarnya masih membutuhkan
          rintisan yang melakukan PHK terhadap   dua tahun terakhir saja. Tapi ini adalah   pendanaan,” katanya.
          karyawannya. PHK tersebut muncul di   imbas dari bisnis model yang mereka   Selain itu, Tesar mengatakan
          tengah kondisi keuangan perusahaan   lakukan lima tahun terakhir,” ujarnya.  faktor global juga menjadi salah satu


                                                                             www.stabilitas.id   Edisi 189 / 2022 / Th.XVIII  55
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60