Page 51 - Stabilitas Edisi 189 Tahun 2022
P. 51

Namun begitu, pertumbuhan bisnis
          asuransi masih sangat menjanjikan.
          Pada akhir kuartal ketiga 2021, Asosiasi
          Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat,
          pendapatan asuransi jiwa mencapai
          Rp171,4 triliun, tumbuh 38,7 persen
          secara tahunan (year on year/yoy). Total
          pendapatan premi mencapai Rp149,4
          triliun, tumbuh 11,5 persen.
            Industri asuransi umum, meski
          tidak sebagus lini proteksi jiwa, masih
          mampu membukukan pertumbuhan
          premi sebesar 1,7 persen secara tahunan
          (year on year/yoy) menjadi Rp78,14
          triliun pada tahun 2021. Kinerja yang
          cenderung stagnan itu dipengaruhi
          penurunan lini asuransi kecelakaan diri
          (personal accident/PA) dan kesehatan.
            Kondisi ini, kata praktisi industri
          asuransi Benny Waworuntu, sebagai
          salah satu daya Tarik asuransi Indonesia
          bagi investor. Pandemi yang terjadi saat     Kondisinya diibaratkan properti, kalau dia
          ini juga tidak menyurutkan aksi merger
          dan akuisisi di industri asuransi.           [perusahaan asuransi] butuh uang maka
            Benny mengungkapkan, di tengah             dia akan jual cepat sehingga murah, yang
          resesi akibat pandemi seperti saat ini,      mencari [investor] juga begitu, mencari
          hukum dasar ekonomi tetap berlaku.
          “Kondisinya diibaratkan properti, kalau      yang akan menjual dengan harga murah.
          dia [perusahaan asuransi] butuh uang
          maka dia akan jual cepat sehingga
          murah, yang mencari [investor] juga          Benny Waworuntu, Praktisi Industri Asuransi
          begitu, mencari yang akan menjual
          dengan harga murah,” ujar Benny.
            Menurutnya, dalam kondisi resesi   Tertulis untuk Penanganan Permasalahan   membuka peluang akuisisi.
          ini perusahaan asuransi akan fokus   Lembaga Jasa Keuangan Non Bank.    Hal tersebut kerap terjadi kepada
          dalam menjaga tanggung jawabnya   Aturan itu memberikan otoritas ruang   investor yang belum memiliki kesadaran
          kepada nasabah, sehingga perusahaan-  untuk melakukan penggabungan   penuh bahwa industri asuransi
          perusahaan yang memiliki masalah   perusahaan dengan prospek yang baik.  merupakan bisnis jangka panjang.
          keuangan akan mengambil langkah-     Jika merujuk faktor market driven   Menurut Benny, kadang terdapat investor
          langkah penyehatan atau penyelamatan,   berarti aksi korporasi terjadi karena   yang beranggapan bahwa break event
          salah satunya melalui aksi korporasi.  kondisi bisnis perusahaan atau adanya   point asuransi harus terjadi dalam waktu
            Secara umum, aksi merger dan    upaya transaksi dari investor. Dalam   relatif singkat.
          akuisisi ini disebabkan oleh dua faktor   kondisi ini terdapat dua sisi yang   “Dari sisi pull factor, bisa dicek
          yaitu regulatory driven dan market   mempengaruhi terjadinya aksi merger   beberapa transaksi akuisisi perusahaan
          driven. Merujuk faktor pertama, aksi   atau akuisisi, yakni push factor dan pull   asuransi di Indonesia, itu ada yang
          korporasi terjadi karena didasari   factor.                          empat, tujuh, sampai empat belas kali
          kebijakan, seperti adanya kewajiban   Dia menjabarkan bahwa push factor   nilai buku. Itu menimbulkan appetite
          spin off unit usaha syariah dan terbitnya   biasanya terjadi karena kondisi keuangan   bagi investor lokal untuk melakukan aksi,
          peraturan khusus dari Otoritas Jasa   perusahaan kurang menguntungkan,   mahal sedikit ya dijual,” ujar Benny.
          Keuangan (OJK).                   sehingga terdapat dorongan investor
            Otoritas telah menerbitkan Peraturan   untuk melakukan aksi korporasi, seperti   Bidik Membidik
          OJK (POJK) 40/2020 tentang Perintah   dengan menjual perusahaannya dengan   Sejauh ini, ada beberapa perusahaan


                                                                             www.stabilitas.id   Edisi 189 / 2022 / Th.XVIII  51
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56