Page 82 - Stabilitas Edisi 189 Tahun 2022
P. 82

dan penegak hukum melakukan
                                                                               sosialisasi dengan penyalur yang belum
                                                                               memahami ketentuan, dan menekankan
                                                                               sanksi yang tegas, termasuk mendorong
                                                                               penggunaan IT dalam pengawasan.
                                                                                  “Ke depannya kita memang
                                                                               memerlukan teknologi informasi untuk
                                                                               mengatur BBM subsidi agar tepat
                                                                               sasaran dan mencegah penyelewengan
                                                                               distribusi di lapangan, sehingga perlu
                                                                               menggunakan pencatatan elektronik
                                                                               yang dapat mengidentifikasi penggunaan
                                                                               dan penyalurannya di titik serah
                                                                               penyalur (ujung nozzle) oleh badan
                                                                               usaha,” kata Erika.

                                                                               Prioritas Kebijakan
                                                                                  Pengamat Kebijakan Publik dari
                                                                               Universitas Pembagunan Nasional
                                                                               Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat
                                                                               mengakui bahwa subsidi BBM
                                                                               merupakan dilema bagi pemerintah yang
                                                                               sudah berlangsung bertahun-tahun.
                                                                               Menurut dia, subsidi energi Indonesia
                                                                               saat ini sudah besar sekali.
                                                                                  Subsidi Energi, Gas dan Listrik
                                                                               diketahui telah mencapai Rp502 triliun
                                                                               dan realisasi pembayaran subsidi energi
                                                                               hingga 31 Juli 2022 mencapai Rp116,2
                                                                               triliun. Tetapi, lanjut dia, pemerintah
                                                                               di sisi lain tetap mempertahankan
                                                                               pengeluaran untuk menjalankan proyek
                                                                               infrastruktur. “Ironinya, subsidi energi
                                                                               sudah tidak akan dilakukan lagi oleh
                                                                               Pemerintah namun beberapa proyek
                                                                               infrastruktur yang menyedot APBN terus
                     Pemerintah ingin       kendaraan pengangkutan hasil kegiatan   dipertahankan,”kata Hidayat.
                 subsidi tepat sasaran      perkebunan dan pertambangan dengan    Sebut saja pembengkakan biaya
                 sehingga masyarakat        jumlah roda lebih dari enam.       proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
                   ekonomi kelas atas          Setelah revisi perpres keluar, BPH   yang akhirnya ditambal dengan Anggaran
                  yang menggunakan          Migas akan menerbitkan regulasi    Pendapatan dan Belanja Negara
                         mobil mewah        pengendalian pembelian BBM subsidi   (APBN). PT Kereta Api Indonesia
                       dipastikan tidak     jenis solar dan pertalite yang akan   (Persero) diberikan penambahan
                  boleh membeli BBM         mengatur secara teknis di lapangan.   Penyertaan Modal Negara (PMN)
                            bersubsidi.     Untuk masyarakat ekonomi kelas atas   tahun 2022 sebesar Rp 4,1 triliun pada
                                            yang menggunakan mobil mewah       2022 telah disetujui Komisi VI DPRI
                                            dipastikan tidak akan menerima BBM   RI. “Pemerintah sepertinya kehilangan
                                            bersubsidi.                        arah dalam menentukan mana prioritas
                                               Selain merevisi aturan, BPH Migas   belanja yang didahulukan dan mana
                                            juga meningkatkan pengawasan atas   yang harus dibelakangkan. Prioritas
                                            penyaluran BBM subsidi yaitu dengan   belanja APBN di kondisi daya beli publik
                                            memperkuat peran pemerintah daerah   menurun seharusnya tidak digunakan


         82   Edisi 189 / 2022 / Th.XVIII    www.stabilitas.id
   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87