Page 87 - Stabilitas Edisi 189 Tahun 2022
P. 87
perlunya melakukan evaluasi dalam
setiap tahapan identifikasi, perlindungan,
deteksi, respons dan pemulihan.
Selain itu memahami apa kerentanan
yang dimiliki, pola dan tren apa yang
dilakukan oleh para fraudster dalam
percobaan untuk menerobos sistem yang
dimiliki BRI.
Dari sisi bank swasta, PT Bank
Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA
mengaku bakal melakukan kajian
semaksimal mungkin terkait ruang
gerak kebijakan OJK tersebut terhadap
komitmen memberikan nilai tambah
dan layanan yang optimal bagi segenap
nasabah dan masyarakat.
Executive Vice President Secretariat
& Corporate Communication BCA Hera
F Haryn menegaskan BCA berkomitmen
mengimplementasikan perbankan digital
dengan baik dan tetap memerhatikan tata
kelola perusahaan dan manajemen risiko
yang baik serta selaras dengan regulasi
yang ditetapkan pemerintah.
Selain itu, BCA juga berupaya
menjaga sistem keamanan siber dengan
baik, sehingga dapat memberikan
kenyamanan dan keamanan kepada
nasabah dalam bertransaksi serta
memastikan kelancaran dalam
operasional bank.
Sementara itu, Deputi Komisioner
Pengawas Perbankan 1 OJK Teguh
Supangkat menegaskan aturan yang Dalam membangun
dikeluarkan OJK itu sangat penting layanan digital bank-
karena serangan siber di industri bank juga berupaya
perbankan tidak boleh diremehkan. menjaga sistem
Apalagi serangan itu bisa berakibat buruk menjaga ketahanan dan keamanan siber keamanan siber dengan
terhadap kebocoran atau pencurian data secara berkelanjutan. baik, sehingga dapat
nasabah. “Beberapa hal yang dapat dilakukan memberikan kenyamanan
Teguh mengutip data Badan bank antara lain dengan melakukan dan keamanan kepada
Siber dan Sandi Negara (BSSN) pengujian keamanan siber, penilaian nasabah.
yang menunjukkan sektor keuangan sendiri atas tingkat maturitas keamanan
utamanya perbankan merupakan sektor siber serta pelaporan insiden siber,” kata
yang berisiko tinggi menjadi target Teguh.
serangan siber. Tercatat dalam data OJK berharap melalui beleid
BSSN, sektor keuangan menempati yang akan berlaku setelah tiga bulan
posisi kedua sebagai target serangan terhitung sejak diterbitkan pada Juli
siber sebesar 21,8 persen dengan trafik lalu, perbankan dapat mengakselerasi
serangan siber mencapai 1,637 miliar transformasi digital. Tentu sekaligus
pada 2021. Berangkat dari hal itu, bank menguatkan pondasi pengelolaan
perlu melakukan berbagai upaya untuk risikonya.*
www.stabilitas.id Edisi 189 / 2022 / Th.XVIII 87

